»10«

882 140 11
                                    

Juyeon menangkup kedua pipi Eric, mengelap pipinya yang sudah basah dengan air mata.

"Maafkan aku yang membuatmu mengingat kenangan lama" ucap Juyeon masih dengan kegiatan semulanya.

Eric hanya menggeleng untuk merespon ucapan Juyeon. Ia masih tidak kuat untuk berbicara, tenggorokannya saja terasa seperti tercekat. Tangan kanannya terangkat mengusap matanya yang masih berair. Tangan kirinya masih menggenggam buku diary miliknya.

"Jangan nangis lagi" ucap Juyeon, kedua tangannya memegang bahu Eric. Eric mendongak setelah memandang buku kesayangannya itu, sekilas kepalanya mengangguk.

"Senyum dulu" ujar Juyeon lagi. Eric mengulas senyumnya tipis. Lalu ia kembali memeluk Juyeon sambil merapalkan ucapan terimakasih.

Setidaknya hati Eric sedikit lega, meski masih menyisahkan rasa sesak, mengingat masa-masa kecilnya yang agak berbeda dari yang lain.

"Hyung kagum sama kamu, kamu tidak pernah putus asa, kamu kuat bertahan" ucap Juyeon sembari mengelus lembut punggung Eric.

"Tidak sekuat itu hyung. Eric pernah mau menyerah, Eric sering lelah sama hidup Eric" pemuda itu melepas pelukkannya. "Tapi Eric sadar, Eric bilang sama diri sendiri kalau Eric itu harus kuat. Eric tidak boleh lemah, tidak boleh menyerah begitu saja. Banyak cita-cita yang ingin Eric capai. Eric ingin keluarga Eric jadi keluarga yang harmonis seperti keluarga orang-orang lain. Bahkan sampai sekarang impian itu masih ada" sambungnya.

"Apa impian ini salah satu alasan kamu tidak ingin pergi?" tanya Juyeon.

Eric mengangguk, "Iya"

Selain keinginannya untuk mengetahui pelaku yang menabraknya, Eric juga memiliki keinginan lain, yaitu membuat kedua orang tuanya berdamai, membangun rumah tangga mereka agar harmonis, dan tidak terlihat canggung satu sama lain. Meski Eric tidak ada diantara keduanya, tapi itu bisa membuat Eric bahagia dan tenang di alamnya nanti.

"Aku ingin melihat mereka"
























Bel pulang sudah berdering, kali ini Hyunjoon dan Sunwoo langsung keluar kelas bersama dengan yang lain. Tapi sebelum mereka berdua pulang, mereka singgah sejenak ke perpustakaan sekolah. Mereka mencari sebuah buku nonfiksi untuk tugas sekolahnya. Setelah mereka berdua menemukan buku yang dicari, keduanya pun langsung menuju ke tempat peminjaman buku. Setelah selesai, mereka langsung keluar perpustakaan dan berniat pulang.

"Tunggu!" Sunwoo menarik tas hitam yang tersampir di bahu kanan Hyunjoon.

"Apa?" tanya Hyunjoon.

"Lihat itu" tunjuk Sunwoo ke arah mobil hitam yang tak jauh dari gerbang sekolah dan seseorang yang baru saja masuk ke dalam mobil itu. "Itu Bomin bukan?" tunjuk Sunwoo lagi ke arah seseorang yang baru saja masuk ke dalam mobil tadi.

Hyunjoon menyipitkan matanya, mencoba menajamkan netranya. "Lalu?" tanyanya setelah cukup lama mengamati objek yang ditujunya.

"Ck, kau bodoh? Itu bukannya mobil sialan yang menabrak Eric? Lalu itu Bomin naik ke dalam mobil itu" jelas Sunwoo.

Hyunjoon terjengkit kaget, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. "Bomin kah pelakunya? Aku tidak yakin" ucap Hyunjoon sambil menggeleng.

"Aku juga, lagipun dia duduk jok penumpang. Siapa tau saja kan itu teman Bomin yang sedang menjemputnya" Hyunjoon mengangguk mendengar tuturan Sunwoo. "Besok kita tanya Bomin saja" sambung Sunwoo.

"Aku rasa jangan dulu. Kita kumpulkan saja dugaan-dugaan kita tentang Bomin" ucap Hyunjoon.

"Ya, terserah"
























Seorang pemuda dengan pakaian casualnya baru saja keluar dari minimarket dengan tangan kirinya membawa kantong plastik yang cukup besar berisikan beberapa camilan dan kebutuhan harian lainnya.

Pemuda itu berjalan di atas trotoar sembari bersenandung pelan menyanyikan lagu yang terngiang-ngiang di kepalanya.

Saat sedang asik menikmati dunianya, aktivitasnya terhenti saat mendengar teriakan nyaring seseorang yang memanggil dirinya.

"Hyunjae hyung!"

Hyunjae, pemuda itu membalikkan badannya menoleh ke arah si pemanggil. Begitu menoleh dia sedikit terkejut melihat siapa pemilik suara nyaring itu.

"C-changmin?"

"Hai hyung!" sapa Changmin begitu sampai di hadapan Hyunjae.

Alih-alih menjawab, Hyunjae mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Ia was-was siapa tau ada suami Changmin di sini.

"Hyung" panggil Changmin, ia mengibaskan tangannya di depan muka Hyunjae.

"Eh, iya? Oh– hai juga Changmin-ah. Apa kabar?" Hyunjae tersentak lalu dengan cepat ia membalas sapaan Changmin.

"Hyung kenapa? Apa yang hyung perhatikan?" tanya Changmin.

"Bukan apa-apa" Hyunjae menggeleng. "Ku dengar kau sudah menikah ya? Maafkan aku, aku tidak bisa datang. Aku sedang sakit saat itu" sambungnya.

"Tidak apa-apa hyung. Hyung sakit apa? Apa sudah sembuh?*

Hyunjae mengangguk, "Tentu sudah, kalau belum mana mungkin aku berkeliaran di siang hari begini" Hyunjae sedikit terkekeh, Changmin ikut terkekeh sambil menggaruk tekuknya merasa canggung.

"Kau sendiri di sini?" tanya Hyunjae.

"Tidak aku bersama–"

"Changmin sayang, sedang apa kau di sini? Ayo pulang, aku sudah selesai" potong seseorang yang tiba-tiba datang sambil merangkul pinggang Changmin.

Hyunjae melihat siapa yang datang pun terkejut. Sama halnya dengan pria yang baru saja datang, dia terkejut melihat Hyunjae yang ada di depannya.

Hyunjae mengalihkan pandangannya saat tatapannya bertemu dengan orang itu. Benar-benar canggung. Padahal dulu mereka bersahabat, bahkan sangat dekat.

"Pulangnya nanti saja, hyung. Kita ngobrol saja dulu dengan Hyunjae hyung" ucap Changmin.

Hyunjae menoleh ke arah Changmin, "Maafkan aku Changmin. Aku sekarang sedang buru-buru. Kita ganti lain hari saja, ya?" ucap Hyunjae.

"Ah, begitulah? Sayang sekali, padahal aku masih ingin mengobrol denganmu, hyung." Changmin memasang raut muka sedih.

"Sudah lah Changmin, masih ada banyak hari. Lebih baik kita pulang. Kau juga butuh istirahat banyak" ucap orang yang merangkul Changmin. Orang itu tak lain adalah Younghoon, suami Changmin dan mantan Hyunjae. 

"Hm, okay"

"Aku pergi dulu" ucap Hyunjae dengan senyum manisnya yang ia tunjukkan kepada Changmin. Setelahnya dia berlalu tanpa melirik ke arah Younghoon sama sekali.





Surrender ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang