Matahari perlahan menyembul dari ufuk timur, sinarnya menembus tiap-tiap lapisan kehidupan. Tak tertinggal, sinarnya pun menembus gorden tipis sebuah jendela yang langsung menerpa penghuninya.
Jeon Jungkook, yang sedang terlelap itu akhirnya mengerjap, menyesuaikan netranya dengan sinar yang terasa menusuk sebelum kemudian tergagap dan heboh melihat jam digital di samping tempat tidurnya."Oh sial" umpatnya.
Kemudian secara terburu dia memasuki kamar mandi dan suara air mengguyur terdengar setelahnya.
Sekolah dimulai pukul 08.00 omong-omong, dan jarum jam sekarang menunjukan pukul 07.30 tepat, waktu yang tersisa sebenarnya cukup jika saja jarak tempuh bisa dilakukan dengan teleport, namun ingatkan Jungkook kalau dia cuma manusia biasa dengan Bus Umum yang menjadi kendaraanya.
Dilain tempat, disebuah rumah dengan gaya klasiknya yang mencolok diantara barisan pinus dan cemara yang menjulang, dua orang namja berseragam sekolah juga tengah bersiap.
"Aku dengar dari penjaga kau pulang malam lagi, Jim" Lelaki dengan rambut perm itu bertanya pada yang lainnya yang berambut sedikit pirang.
"Tidak lebih malam dari kemarinnya kok" sahutnya malas "Ayolah Tae, kemarin Weekend tak ada salahnya aku bersenang-senang".
"Kalau Jin Hyung tahu kau membungkus para gadis lagi, kau akan dikebiri" ancam Taehyung dengan nada main-main.
"Tidak ak... Oh holy shit. Mata suciku. Bisakah kalian melakukannya di kamar?!!" Sergah Jimin terperanjat dengan pemandangan di meja makan.
Kakak dan suaminya itu, tengah bercumbu saling melumat dengan posisi yang begitu intim. Mendengar teriakan adiknya, pasangan vampire itu akhirnya saling melepas diri secara perlahan."Bahasamu Tuan Muda, semakin fasih saja mengumpat" Kim Namjoon menyahut seraya menghapus jejak air liur dibibir bawahnya.
"Maaf Hyung, itu refleks. Dan bisakah kalian tidak melakukan itu terus? Bertingkah seolah dunia milik berdua dan aku beserta si bungsu ini hanya pajangan?"
"Ayolah Jim, berhenti memanggilku bungsu. Usiaku sudah 217 tahun" sahut Taehyung malas.
"Kau yang termuda Taehyung, tentu bungsu. Dan sekarang cepat habiskan sarapan kalian dan pergilah ke sekolah" kali ini Seokjin yang menengahi.
"Ya, cepat ke sekolah supaya kalian bisa melanjutkan kegiatan panas. Sementara kami berkutat terus dengan pria botak dan rumus matematikanya. Menyebalkan" kembali Jimin berujar.
"Sampai kapan sebenarnya kita sekolah? Aku sudah bosan berpindah-pindah dan kembali menjadi murid SMA?" tanya Taehyung yang langsung disahut Kakak tertuanya,
"Sampai usia kalian 400, setidaknya. Dan sampai tidak ada nilai merah di raport kalian""Seriously, brother ? Itu sekitar 100 tahun lagi. Dan katamu jangan terlalu mencolok diantara manusia bodoh itu. Jadi aku selalu asal mengisi kertas ujiannya"
"Contoh Taehyung, selalu ranking 2 dari 200 tahun yang lalu"
"Ya ya, Taehyung ini, Taehyung itu. Selalu Taehyung. Sudahlah aku kenyang, ayo Taehyung kita berangkat dan pertahankan prestasi mengagumkanmu itu" sahut Jimin seraya memundurkan kursinya dan beranjak menuju garasi diikuti Taehyung yang hanya mengangguk pamit pada kedua Kakaknya.
"Tidakkah kau terlalu membandingkan Jimin dan Taehyung? Mereka berdua adikmu. Kau harus memperlakukannya secara adil, tak baik untuk mental mereka kalau kau seperti itu terus, husband." Seokjin menasehati pasangannya itu
"Aku hanya sedang mendidik Jimin, sayang. Tak baik jika ia terus-terusan berlaku seenaknya. Dia harus bersiap mempimpin wilayah Utara nanti saat usianya 500. Aku juga tahu, semalam dia menyelinap lagi dan kau tumben tidak memarahinya, kenapa? " Namjoon malah balik bertanya
"Ya, aku hanya mengizinkan dia tiap tanggal 14. Kau tau, 'itu'. Jadi aku membiarkannya" sahut Seokjin dengan menekan kata "itu"nya. Namjoon hanya mengangguk mengerti dan tak menyahut lagi.
Sorot matanya menerawang seolah berharap sesuatu yang buruk tidak menimpa adiknya itu.***
Taehyung dan Jimin belejar di tempat yang sama, meski sebenarnya mereka kakak beradik namun keduanya sepakat untuk menggunakan marga yang berbeda. Taehyung tak tahu jelas alasan mengapa Jimin mengambil marga Park, katanya bagus saja. Lagipula seluruh siswa mengenal mereka berdua secara berbeda, Jimin si Fairy baik hati tapi senang sekali berganti pasangan. Sementara Taehyung, tak pernah terlihat tertarik dengan satu orang pun sejauh ini di sekolah. Tak ada yang tahu kalau mereka sepasang saudara, orang-orang mengenal mereka sebagai sahabat sejak kecil saja.
Beranjak dari Lamborghini Aventador merah kepunyaan Taehyung - (biasanya Jimin memakai motor besar hitam kesayangannya tapi kuncinya sedang disita Seokjin karena Jimin ketahuan bolos lagi) mereka berjalan dengan penuh sorotan dan afeksi para siswa. Decakan kagum melihat ketampanan mereka sudah bukan rahasia lagi.
"Jim, aku minta maaf tentang yang tadi. Kuharap kau tak terlalu memikirkan perkataan Namjoon Hyung yang seolah membandingkan kita berdua."
Jimin menghentikan langkah mendengar penuturan adiknya itu.
"Aku tak apa Tae, bukan salahmu. Memang salahku yang tak bisa memenuhi ekspetasi Namjoon Hyung."
"Jim... "
"Sudahlah, aku tak ingin merusak moodku. Nanti sore ada Party di rumah Jackson. Aku akan terlambat lagi. Bye Taehyungie." Jimin berlari meninggalkan Taehyung yang hanya diam mematung. Menghela nafasnya Taehyung hendak berbalik sebelum seseorang menabraknya secara tak sengaja.
Brrukk....
Taehyung berjongkok ikut memunguti beberapa buku yang berserakan jatuh.
"Jeon, maafkan aku." Ucap Taehyung sesal
"Kau mengenalku?"
"Tentu, siapa yang tidak tahu Jeon Jungkook, siswa kesayangan semua guru dan si peringkat 1 paralel sejak tingkat pertama."
"Kau meledekku ya Kim?"
"Sebenarnya itu pujian."
"Haisshh terserah. Aku harus ke kelas sastra, takut terlambat jadi sampai jumpa lagi, Kim." Jungkook berujar seraya meninggalkan Taehyung yang tersenyum tipis.
Padahal kita sekelas di kelas sastra, Jung. Kau memang selalu mengacuhkanku. Menarik.
Taehyung menyusul kemudian. sembari berfikir mungkin selama ini hanya Jungkook yang tidak tertarik padanya dan justru itulah yang membuatnya penasaran.
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Bloods || Taekook!Vampire
FanfictionJeon Jungkook mendapat tugas kelompok untuk mereview Novel tentang Vampire. Dan sampai saat ini Jungkook tidak percaya adanya mahluk penghisap darah itu. Namun ternyata partner diskusi tugasnya adalah Kim Taehyung, seorang Vampire darah murni. Insp...