5. Soulmate

1.1K 89 1
                                    

Taehyung dan Jungkook sampai di Perpustakaan kota dan langsung menuju rak Sastra umum, mengambil beberapa buku yang mungkin bisa menjadi tambahan referensi tugas mereka. Mereka membaca banyak ulasan tentang novel Bram Stocker itu, pengangkatan naskahnya menjadi panggung teater hingga film.

Sesekali mereka berbisik karena takut ketahuan Penjaga membuat keributan. Dan Jungkook baru menyadari bulu kuduknya berdiri tiap Taehyung berbisik rendah di daun telinganya. Suara Taehyung berat dan dalam, hembusan nafasnya dingin merayap di tengkuknya. Semacam sebuah siksaan menurut Jungkook.

Akhirnya mereka selesai dan sesuai janji, Taehyunglah yang akan mengetik hasil diskusi mereka. Mentari telah terbenam sepenuhnya saat mereka keluar dari pintu Perpustakaan Kota, mereka berjalan bersisian seolah akrab dan lupa bahwa selama satu semester terakhir tidak pernah ada percakapan diantara keduanya.

"Taehyung, menurutmu kenapa Count Dracula seolah sengaja membiarkan Mina meminum darahnya?" tanya Jungkook, rencananya mereka akan ke kedai ramen kesukaan Jungkook.

"Untuk membuat ikatan, tentu saja."

"Ikatan? Semacam mate maksudmu?"

"Iya. Manusia menyebutnya tulang rusuk, Werewolf menyebutnya mate. Dan Vampire mengenalnya dengan Soulmate. Vampire usia dewasa harus saling meminum darah mereka untuk membuat ikatan."

"Oh begitu. Nah, kita sudah sampai." tunjuk Jungkook pada sebuah kedai sederhana berkerai bambu dengan cahaya temaram yang terlihat cantik berkelip.

"Kau bilang ini tempat favoritmu?"

"Ya, kau bisa dapatkan ramen yang enak, dengan porsi yang banyak dan harga yang murah."

Wow, aku belum pernah makan di tempat seperti ini sejak 200 tahun hidupku.

"Benarkah? Menarik. Kau bahkan sudah seperti pemiliknya disini, semua pegawai mengenalmu." Taehyung berujar setelah melihat interaksi si gigi kelinci dengan para pegawai kedai ramen, bahkan hanya dengan menyebut kata 'seperti biasa' si juru masak dibalik konter langsung cekatan membuat pesanannya.

"Aku sudah disini sejak datang ke Seoul. Waahh asapnya saja sudah membuatku lapar begini. Terima kasih." Jungkook berbinar saat pelayan disana meletakan semangkuk ramen berasap di hadapannya.

"Um, Jungkook. Bagaimana cara memakannya?" Tanya Taehyung kikuk. Wajahnya memerah entah karena malu atau asap ramen mengenai pipinya.

"Astaga, aku lupa kau bangsawan." Jungkook terkikik geli. "Begini, kau angkat ramennya dengan sumpitmu? Kau bisa menggunakan sumpit? Nah okay, kalau kau suka kimchi kau bisa menambahkannya. Kau tahu kimchi kan?"

"Aku tahu, Kak Seokjin pintar membuatnya dan aku mahir menggunakan sumpit sejak TK untuk menghadiri perjamuan Chinese. Maksudku, ini panas sekali. Apa tidak akan membakar lidahku?"

Kau Vampir, memalukan takut pada makanan panas. Monolog Taehyung dalam batinnya kesal.

"Kau hanya perlu mengangkat sedikit demi sedikit, meniupnya perlahan dan slluruupp srupppp." Jungkook memeragakannya

Taehyung mencoba mengikuti gerakan Jungkook, meniup-niup ramennya perlahan dan mulai menyuapkan sejumput penuh pada mulutnya. Dan saat perasanya bersentuhan dengan ramen pertamanya, kedua mata pekat itu berbinar. Enak sekali menurutnya, dan menyesal kemana saja selama 200 tahun lebih hidupnya tidak pernah merasakan makanan itu.

"Seenak itu Taehyung? Pipimu lucu sekali sih. Kau seperti beruang yang sedang makan" Jungkook terkikik gemas.

"Lihat siapa yang bicara? Pipimu jauh lebih lucu. Menggembung seperti kelinci."

"Aku bukan kelinci."

"Kau bukan kelinci. Kau Soulmate-ku."

"A-apa maksudmu? Yak kau terbawa novel vampir ya? Soulmate matamu."

"Kau tersipu Jeon? Pipimu memerah"

"Ini karena uap panas, bodoh."

Taehyung tak menjawab lagi, dia hanya tertawa sambil mengaduk ramennya.
Beberapa secon berlalu, dan mereka menghabiskan makan malamnya dengan senda gurau dan percakapan ringan.

Jungkook segera menghapus kata 'sombong' dari penilaiannya terhadap Taehyung, dia hanya belum mengenal saja waktu itu dan enggan berurusan dengan penggemarnya hingga membuatnya beranggapan kalau Taehyung sama saja seperti Tokoh kaya dan sombong dalam cerita. Padahal nyatanya Taehyung ramah dan senang bercanda. Hanya saja memang pandangan Taehyung itu tajam, menjadikan kesannya galak entah sombong. Mungkin Jungkook harus terbiasa dengan hal itu.

"Jungkook, sungguh kau tidak mau kuantar?" tanya Taehyung saat mereka berada diluar kedai.

"Tidak usah Taehyung, aku sungguh tak apa."

"Aku hanya takut, malam ini begitu sepi-"

"Jangan khawatir, aku pemegang sabuk hitam Taekwondo kok. Kalau ada yang berniat macam-macam akan ku tendang."

"Supirku sebentar lagi sampai, aku akan mengantarmu."

"Haishh tidak usah. Sampai bertemu besok, bye Taehyung." Jungkook segera berlari sebelum Taehyung mencegahnya. Yang ditinggalkan hanya menghela nafas. Berharap sesuatu yang buruk tidak menimpa si Jeon.

***

Jungkook berjalan melewati gang sempit menuju apartment yang disewanya. Bersiul kecil sambil sesekali bertukar pesan dengan beberapa orang yang menghubunginya di fitur chat.

Astaga. Anak muda jaman sekarang. Apa tidak mampu menyewa hotel atau sekedar check-in di motel kecil.

Jungkook menggerutu kecil saat melihat sepasang muda mudi tengah bercumbu di gang yang akan dilewatinya, kondisi penerangan yang minim membuat mereka tak sadar kalau mereka bisa saja jadi tontonan.

Entah terlalu asyik atau memang tak ingin menghiraukan sekitar, sepasang muda mudi itu tak menyadari Jungkook berjalan dan melewati mereka. Si pria itu mengukung lawan mainnya, mencumbu area rahang. Kurang jelas rupa si pria itu karena selain bertudung hoodie, arah cahaya yang berlawanan juga membuatnya tak bisa dikenali. Saat Jungkook iseng mengalihkan pandangannya saat itu juga ia melotot dan terperanjat.

Demi Tuhan, Jungkook melihat sepasang taring keluar dan menekan area nadi di leher si wanita itu. Seolah melengkapi keterkejutan Jungkook, dari hasil gigitannya keluar semacam aliran berwarna merah.

D-darah. Darah. Apakah ini pembunuhan?

Jungkook merasa kakinya lemas, namun akal sehatnya menyuruh ia segera pergi.
Dengan sisa sisa tenaga yang dikerahkannya, dia berlari dan berlari terpontang panting meninggalkan gang itu.
Taring.
Darah.
Pembunuhan.
Taring.
Darah.
Leher.
Darah.
Vampire.
Pembunuhan.
Vampire.

"Hhh...h-hah... D-darah.. Aku harus telefon polisi.. " Jungkook terengah merasa nafasnya hampir habis, terduduk lemas di depan pintu apartment nya dengan susah payah merogoh Handphone di saku mantelnya. Saat itulah

Min Yoongi Jjang Jjang Bbong Calling......

***
Tbc.

Notes : Sorry for late update xx

Royal Bloods || Taekook!Vampire Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang