"Aku sudah telefon polisi dan mereka memastikan tak ada keanehan ditempat itu. Tak ada pembunuhan seperti yang kau lihat Kook. Mungkin kau hanya kelelahan." Yoongi menaikan selimut Jungkook dan mengusap peluh yang beranak pinak di dahinya."Syukurlah kalau tak ada pembunuhan. Kau benar Kak, mungkin aku berhalusinasi"
"Sekarang karena kau sudah tenang, bagaimana kalau kau ceritakan apa yang sebenarnya kau lihat. Aku tadi panik mendengar kau meracau tentang darah dan pembunuhan."
Lalu Jungkook pun menceritakan semuanya, dimulai dari Taehyung yang menawarkannya tumpangan hingga kejadian aneh tentang taring dan darah.
Yoongi tertegun dengan mata yang terbuka sepenuhnya, kaget sekaligus takut sesuatu yang buruk akan menimpa adik kecilnya.
"Jungkook, kau yakin dia mengeluarkan taring? Bukankah gang itu gelap?"
"Gangnya memang gelap, tapi sesuatu yang berkilau dan runcing seolah memanjang dari bibir atasnya Kak. Aku yakin itu taring."
"Kau..- kau 'kan tidak percaya Vampire, Kook? Menurutmu itu apa?"
"Aku rasa itu pembunuhan Kak. Pembunuhan dengan metode Vampire. Bisa saja"
"Baiklah, sekarang kau istirahat. Aku akan menemanimu malam ini."
Jungkook mencoba memejamkan matanya, namun fikirannya masih terbayang kejadian tadi. Dia sebenarnya ragu dengan argumennya. Tapi masa iya Vampire itu ada?
Aku yakin manusia itu memasang semacam gigi palsu untuk menciptakan konspirasi pembunuhan.
***
"Jim, dari mana saja?" Taehyung bertanya saat berpapasan dengan saudaranya di ruang keluarga.
"Aku 'kan sudah bilang, party di rumah Jackson. Kau yang tidak datang dude." Jimin berkata santai sembari menduduki sofa.
"Malas. Banyak manusia." Taehyung ikut mendudukan diri di sebelah Jimin
"Bilang saja habis kencan dengan Jungkook."
"Kau? Dari mana kau tahu Jim?"
"Ayolah, gosip cepat menyebar. Ada yang melihat kalian di kedai ramen. How sweet, dinner di warung remang-remang."
Taehyung tak langsung membalas, ingatannya berkata tak ada seorang pun yang dikenalnya di Kedai itu. Pelanggan disana sedikit waktu ia dan Jungkook datang.
"Aku tak menyangka seterkenal itu sampai ada yang mengenalku di luar sekolah."
"Cih. Sombong sekali."
"Eh, apa itu yang di bajumu Jim? Wine? Tidak, merahnya agak gelap. Seperti darah." Taehyung menyadari ada sebercak noda pada kemeja putih Jimin.
"Hanya lipstick kurasa. Ah sudahlah, aku pusing. Bilang Jin Hyung aku sudah di rumah dan tak perlu meneror Handphone ku." segera Jimin beranjak meninggalkan ruang keluarga dan menuju kamarnya.
Taehyung hanya menghela nafas lelah, sudah terlampau biasa melihat Jimin berhias kissmark atau bekas lipsticks , bahkan beberapa kali parfum wanita dan uke menempel pada pakaiannya.
Tak berapa lama kemudian, Dia pun beranjak dari sofa menuju dapur. Kakak iparnya pasti sedang membuat susu hangat untuk suami dan dirinya.
"Hyung, bisakah aku meminta segelas susu hangat? Aku rasa aku juga ingin." Taehyung berujar manja, memang betul kalau di rumah dan di sekolah perangainya sangat berbeda. Dan Kakak-kakaknya tak merasa keberatan, mereka justru gemas dengan kelakuan adik (Vampire) kecilnya itu.
"Tentu baby bear, kau ingin coklat atau vanilla."
"Chocolate please. Oh iya, tadi aku diajak temanku makan ramen. Ternyata enak sekali. Wahh aku penasaran, kenapa selama 200 tahun hidupku Hyung tak pernah mengizinkanku mencicipinya?"
"Salahkan Hyungmu bukan iparmu. Dia selalu beranggapan makanan diluar buatanku dan Chef kepercayaannya itu tidak sehat. Makanya dia melarang."
"Yak, suamimu memang keterlaluan."
"Yang kau sebut suami itu Kakakmu sendiri. Nah ini susunya. Cepat habiskan dan tidur."
"Cerewet sekali sih. Seperti Jungkook saja."
"Jungkook siapa? Kekasihmu?"
"Bukan, teman yang kuceritakan barusan. Yang mengajakku ke kedai ramen."
"Aah okay. Kapan-kapan ajak dia main ke rumah."
"Akan kuusahakan. Jungkook bercerita kalau disini dia sendirian. Hanya ada kerabat jauh yang sudah dianggap saudara kandung. Dan Dia sangat ketat dalam mengizinkan Jungkook pergi kemana-mana."
"Ya ampun, kita Vampire bukan Iblis sungguhan. Tidak akan makan manusia kok. Nanti kau minta izin dengan betul ya pada saudaranya."
Taehyung hanya mengangguk, segera setelah menghabiskan susunya dia menarik mundur kursinya dan hendak berbalik menuju kamarnya sendiri. Namun selenting ingatannya tentang Kakak Jungkook terbersit..
Namanya Min Yoongi, guru kita di sekolah tapi mengajar music classic. Maaf ya Dia seperti galak gitu tadi memandangmu. Dia hanya terlalu menjagaku.
Penjelasan Jungkook saat mereka berpapasan dengan Yoongi dan Hoseok di pintu Kafe tempatnya Jungkook bekerja.
Dan keanehan Yoongi yang langsung mengenalinya sebagai saudara Jimin menghentikan langkahnya, berbalik lagi menghadap Seokjin.
"Hyung. Apa selain klan kita ada yang mengetahui identitas Jimin?"
"Huh? Identitas dia yang mana maksudmu? Christian Park? Park Jimin? Kim Jimin atau Park Chim Chim?"
"Identitas yang menunjukan kalau aku dan dia bersaudara?"
"Ah, kalau di korea ini hanya klan Min dan Jung. Mereka juga mendiami korea selatan untuk kehidupan sekarang ini."
"Tadi aku bertemu Min Yoongi, dan dia berkata aku adiknya Jimin."
Seokjin tak dapat menyembunyikan ekspresi terkejutnya, dan itu sebuah kesalahan.
Sebuah kesalahan berfikir spontan disaat Vampire yang ada di depannya adalah Vampire yang bisa membaca fikiran.Dan Seokjin tahu, dia tak bisa mengelak lagi saat Taehyung telah membaca fikirannya.
Taehyung telah menuntut seruntut penjelasan darinya.
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Bloods || Taekook!Vampire
FanfictionJeon Jungkook mendapat tugas kelompok untuk mereview Novel tentang Vampire. Dan sampai saat ini Jungkook tidak percaya adanya mahluk penghisap darah itu. Namun ternyata partner diskusi tugasnya adalah Kim Taehyung, seorang Vampire darah murni. Insp...