Hehe 😂😂
Maaf, fast up wkwk
Selamat membaca!
🌱🌱------------------
"Hey jagoan! Jangan cengeng!"
"Tidaak ... tidak ayah! Kumohon ...."
"Pakai pelampungnya dengan benar ... J-jangan sampai terlepas dari tubuhmu."
"Ayah please ... bertahanlah tim penyelamat akan segera datang."
"Ayah menyayangimu, Lio. Tolong ...,"
"Bertahanlah."
"T-tolong jaga kakakmu dan Yael, sayaang. Aku percayakan padamu."
"Sure, I promise Dad,"
"Thank you Dear ...."
"Ayah? Ayaah?! Jangan kumohon ... jangan ... Tidak! Ayaah!! Tidaaak!!"
Tubuhnya tersentak seketika. Kedua netranya seperti dipaksa terbuka. Hanya gelap tertangkap, nafasnya pun tersenggal-senggal serta peluh membanjiri tubuh bagian atasnya. Kepalanya pening luar biasa.
Rinai hujan menjadi pelengkap malam yang sunyi dan tenang. Namun, tidak menenangkan bagi sesosok yang baru saja terbangun dari tidur lelapnya karena suatu hal.
Nightmare.
Lio beringsut duduk, mengusap wajahnya dengan telapak tangan. "Mimpi itu lagi?" Kepalanya menggeleng.
Tanganya meraba-raba saklar lampu. Dia butuh cahaya, karena dia tidur dengan lampu yang dipandamkan. Mengerjab beberapa
kali menyesuaikan cahaya."Pukul satu dini hari," gumamnya setelah melirik jam beker di atas nakas.
Sesaat dia kembali lesu mendapati isi tempat minumnya kosong. Tenggorokannya kering. Lio butuh air. Maka dengan energi yang belum terkumpul sempurna, dia berjalan sempoyongan keluar kamar. Menuruni tangga dengan hati-hati dan tidak banyak mengeluarkan suara, takut orang lain terbangun.
"Oh? Zea?"
Dengan hati bingung Lio menghampiri sosok mahluk yang meringkuk di sofa ruang keluarga, memeluk bantal erat, tanpa selimut. Sweater hijau yang dipakai gadis itu sama sekali tidak membantu menghangatkan tubuh.
Kenapa Zea tidur disini? batinnya bertanya heran.
Masih utuh memandangi seseorang yang menjadi pusat perhatiannya sekarang. Dia yang masih terpejam, lelap, dengan mulut yang sedikit terbuka. Damai dan tenang. Lio tak kuasa menahan senyumnya.
Oh, andai saja dia tidak lupa membawa ponselnya, sudah dipastikan Lio akan memotret Zea dengan kondisi seperti itu. Sebagai senjata jika gadis itu marah karena dijahili olehnya.
"Euuungh ...."
Lio terlonjat kaget, menarik tangannya segera yang awalnya berniat merapihkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Zea.
"L-Lio?" tanya Zea dengan suara serak, matanya terbuka sedikit, mengintip orang yang mengganggu tidurnya.
"Kenapa tidur disini? Apa kamarnya kurang nyaman?" Suaranya mengalir tenang bak air, tetapi lain dengan jantungnya berdetak melebihi frekuensi normal.
Zea menggeleng samar. Dia berbicara dengan mata terpejam. Terlihat sekali kalau masih mengantuk. "Basah."
"Haah?" Lio menyerngit tidak paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
EFTYCHÍA
Teen Fiction[ HIATUS ] Bagaimana kamu menggambarkan makna dari kata cinta? Bagi Lio, cinta hanya membuat kehidupan damai nya menjadi rumit. Hal yang tidak pernah terpikirkan, ibunya menyembunyikan fakta-fakta penting. Rahasia itu disimpan nya begitu rapi. Sepe...