hai!
saya sudah menghilang begitu lama ya. pandemi membuat saya jauh lebih luang dari biasanya, tapi saya nggak punya keinginan untuk melanjutkan cerita ini. bukan berarti mau diberhentikan sampai sini saja. saya ingin menggodok cerita ini lebih matang lagi. di satu sisi, masuk SMA mengubah hidup saya. ternyata kelas 10 tidak lebih luang dari kelas 9.
jujur aja nulis bukan lagi prioritas saya buat--minimal 3 tahun ke depan? di satu sisi saya memang anaknya lemah sama komitmen; i never finished a novel before. ada dua buah novel yang pernah saya rancang lalu berakhir tidak dilanjutkan dan dihapus untuk selamanya karena najma yang membuat itu masih begitu naif sampai najma yang sekarang tidak sanggup lagi merombaknya ulang.
tapi untuk anak-anak yang ini, saya ingin mempertahankannya. saya ingin menuliskan mereka semua--seluruh bagian semesta ambawani yang sejauh ini terdiri dari 4 bagian. mungkin nggak sekarang. nanti, pelan-pelan, sambil dibangun kerangka cerita, karakter, dan segalanya. saya ingin meluk mereka dalam bentuk fisik, suatu hari nanti. mungkin bisa lima, tujuh, atau sepuluh tahun lagi, tapi nggak apa-apa.
saya bakal masih mengunggah hal-hal yang berhubungan dengan babak-babak drama (yang sejujurnya pasti berubah judul setelah ini), di instagram saya: mimpiperlahanlahan.
terimakasih banyak buat kalian yang masih mau menunggu, yang masih komentar menunggu lanjutan, yang sudah saya php-in berbulan-bulan 😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Babak-Babak Drama
Teen Fiction[status: on hold sampai waktu yang tidak ditentukan] (bagian pertama dari semesta ambawani) Dian tidak suka belajar. Dia tidak suka dipaksa duduk diam selama berwaktu-waktu, mendengarkan guru berbicara di depan kelas. Kalau bisa, dia enggan sekolah...