Chapter 3- Bertemu

468 66 57
                                    

Chapter 3
Bertemu

Malam itu, hujan mengguyur deras Aveyard. Lu duduk di tepi jendela. Seraya memandang ke arah Luar. Entah mengapa hujan membuatnya merasa sedikit tenang.

"Lucy."

Lu menoleh dan melirik Naell yang kini terlihat memakai mantel hujan berwarna kuning.

"Stok makanan kita kosong. Zuko sudah tertidur. Lo mau ikut gue ke toko atau tinggal?"

"Ikut!" sahut Lu cepat.

Naell pun menunggu Lu sebentar. Lalu berjalan keluar rumah dengan sebuah payung berwarna hitam. Lu sendiri memakai mantel hujan berwarna biru.

Walau jalanan nampak sepi. Beberapa orang masih terlihat hilir mudik di trotoar. Toko pertama yang dimasukki Lu dan Naell adalah sebuah toko penjual sayuran. Mereka kini punya cukup uang atas misi yang selama ini mereka kerjakan di Utara.

Naell tampak sibuk memilih sayuran segar. Lu sendiri tampak tidak tertarik. Perhatiannya justru terpusat pada toko di sebrang jalan.

"Naell?" panggil Lu

"Ya?"

"Gue ke toko sebelah, ya?" Menunjuk keluar toko. "Gue mau beli beberapa barang disana."

"Gak!! Lo tunggu gue pilih nih sayur. Baru kita ke sana."

"Tapi, Naell."

"Lucy." Tangan Naell langsung menggenggam tangan Lu. "Gue udah bilang. Kemana lo pergi, gue ikut."

Lu terpaksa mengalah. Lagipula, dia pun sudah berjanji pada Naell. Tidak akan pergi ke mana pun tanpanya.

Setelah memilih dan membeli beberapa sayuran. Naell mengantar dan menemani Lu pada sebuah toko yang menjual berbagai macam souvenir.

Toko itu terlihat sedikit mahal. Entah mengapa Lu merasa toko tersebut adalah tokoh benda-benda kolektor. Beberapa pengujung keluar masuk melihat-lihat.

Lu sendiri, menjelajahi semua benda yang ada di rak. Benda-benda sihir yang dijual cukup memiliki harga yang terbilang mahal.

"Hay." Kening Naell berkerut. Salah seorang wanita dewasa dengan terusan yang memperlihatkan belahan buah dada. Datang dan tersenyum penuh menggoda pada Naell.

"Mau ditemani?"

"Apaan sih?" Naell menepis tangan kasar wanita tersebut.

Lalu ia tersadar akan sesuatu. Mereka salah masuk toko. Penolakan pertama, tidak membuat sang wanita berhenti untuk menggoda Naell untuk yang kedua kalinya.

Lu memegang sebuah bola kristal kecil. Warnanya biru gelap dan sangat terlihat indah. Terlihat seperti langit biru yang dimasukkan ke dalamnya.

Ketika Lu menurunkan benda tersebut kembali ke tempatnya. Dia menangkap siluet seseorang yang mencurigakan.

Isting Lu memintanya untuk mengejarnya secara diam-diam. Ada sebuah pintu disudut toko. Beberapa orang hilir-mudik didalamnya. Penasaran, dengan apa yang terjadi. Membuat Lu berjalan untuk menyelidikinya.

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang