Chapter 7- Sound of Nature

451 68 84
                                    

Chapter 7
Sound of Nature

Lu terus berlari sejauh mungkin dari jangkauan Dexa. Ketika napasnya sudah ngos-ngos'an. Dia berhenti sejenak untuk mengatur deru oksigen yang keluar masuk.

Sepanjang jalan, gemuruh pasir hitam di atas langit masih nampak bergerak dan bergulung-gulung bagaikan ombak. Suasana sekitar Aveyard nampak sunyi.

Lu rasa, sebagian warga sipil sudah diungsikan. Tetapi belum terasa adegan pertarungan antar Klan Kurosaki dan pasukan kerajaan.

Lu pun berinisiatif untuk berraparate ke beberapa tempat dan tanpa dia duga. Seseorang meraih ujung kaos bajunya dan ikut lenyap kedalam udara.

SpaLaSHh

Dengan cepat. Lu mengeluarkan Ivy mode dari dalam tubuhnya. Ivy mode merupakan sebuah sihir tumbuhan yang bisa dikeluarkan seorang Alc'er dari dalam tubuhnya sebagai bentuk respon perlindungan diri dari bahaya yang mengancam.

"Hey, hentikan!!! Gue bukan musuh lo."

Netra Lu memincing tajam. Tentu dia tak kan semudah itu mempercayai orang asing yang tiba-tiba ikut dan berapparate bersama dirinya. 

"Klan Kurosaki?" tebak Lu dengan sikap waspada.

"Hey? Apa tampang gue se- penjahat itu?" Pria itu tampak keberatan dengan tuduhan Lu. "Gue Jae." Dia memperkenalkan namanya.

"Jae? Jae siapa? Gue gak kenal cowok dengan nama Jae."

"Jelas lo gak kenal cowok yang tampangnya sebelas-dua belas dengan Kang Daniel ini." Merapikan kerah baju dengan sikap sok cool."Sebab Naell dan Zuko gak pernah cerita hal tersebut sama lo."

Bahu Lu merosot, tatapan matanya pun melunak. "Servamp?" ungkap Lu tak yakin.

Jae mengiyakan dengan anggukan kepala.

"Kenapa lo bisa disini?" tanya Lu kembali.

"Tentu saja. Karena gue mengikuti lo."

"Sejak kapan?"

"Sejak lo berada di perpustakaan."

"Hahh?" Lu tampak tertengun mendengar hal tersebut. "Lo—"

Kalimat Lu terputus. Bunyi dentuman dan ledakan terjadi di beberapa tempat. Salah satunya ditempat di mana Naell dan Zuko berada.

"Lo gak boleh kesana," tegas Jae. Saat menyadari ekspresi dari wajah Lu.

"Jadi gue harus terus melarikan diri?"

"Tidak," geleng Jae. "Tempat pertarungan yang sebenarnya berada di Diwangka."

"Ap- Apa?!"

"Sekarang kita ke sana."

Jae dengan cepat meraih pergelangan tangan Lu dan akhirnya mereka kembali menghilang dalam udara kosong.

.
.
.

Pupil mata Lu terbelalak besar. Sebagian bangunan Diwangka runtuh dan hancur. Sebagiannya lagi berada dalam sihir pelindung tingkat tinggi.

"Lucy!!"

Kepala Lu tertoleh. Menatap Ragil yang perawakannya tampak acak-acakkan.

"Ngapain lo ke sini? Naell mana?" tanya Ragil.

"Naell ... dia." Lu tidak berani mengatakan nama Dexa.

"Lo kesini seorang diri?"

"Tidak," geleng Lu. "Gue bareng—"

RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang