Chapter 16
Kepercayaan"Dari mana saja kalian?" tanya Naell dengan ketus.
"Bertemu Alf," jawab Eivan dengan santai.
Tazu, Jae, dan Zuko saling melempar tatapan pada Eivan. Ketiganya berpikir, soal pertemuan dengan Alf akan dirahasiakan. Tapi siapa sangka, bahwa Eivan dengan gamblang justru menceritakan semuanya.
"Alf?" tanya Naell dengan alis bertaut bingung.
"Dia tidak akan bisa membantu." Menarik kursi untuk duduk. "Dia tidak ingin terlibat lagi dengan Seven Servamp. Jadi sekarang apa rencanamu?"
Naell hanya bergumam kecil. Seraya mengetukkan buku-buku jarinya pada meja. Sorot matanya terarah pada wajah semua orang.
"Kita akan melakukan rencana. Walau tanpa anggota yang lengkap. Besok malam kita akan memulai aksinya."
Keputusan akhir, mereka berencana dan berdiskusi tentang misi di besok malam. Raikage harus ditaklukan dan Lexio Fortana harus dikalahkan apapun yang terjadi.
Persiapan dalam satu malam itu, bisa dikatakan cukup matang. Berbagai hal telah dipersiapkan. Bahkan saat ingin memejamkan mata. Lu sama sekali sulit untuk tertidur.
Batinnya bertanya-tanya. Apakah Dexa benar-benar bisa di pihak mereka? Keraguan itu nampaknya membuat Lu sedikit merasa tidak tenang. Namun menjelang tengah malam, ia akhirnya pun tertidur.
.
.
.Suara kasak-kusuk terdengar dari alam bawah sadar Lu. Kedua kelopaknya bergerak-gerak, tanda bahwa ia tidak nyaman dengan suara bising tersebut.
Ketika kelopak matanya terbuka. Dia justru terganga dengan apa yang ada di hadapannya. Wajah seseorang telah menghalanginya dengan sinar baskara yang bersinar terik.
Kedua tubuhnya pun terasa berat dan sesak. Ketika kepalanya mendongak turun. Pupil mata Lu semakin melebar.
"Terikat?!" batinnya dengan terkejut.
Tidak, Lu berusaha menggeleng. Ini mimpi buruk yang tidak ingin ia lihat. Bayangan wajah tersebut, semakin lama semakin terlihat jelas.
Batin Lu berteriak kencang. Ketika menyadari siapa sosok yang di hadapannya. Namun, yang lebih membuat Lu tercengang adalah bayangan wajah seseorang yang datang menghampiri.
"Sudah bangun, Lu? Bagaimana tidurmu?"
Lu masih belum bisa berucap apapun. Raganya masih terkejut dan syok dengan apa yang ia lihat. Bagaimana mungkin Ragil dan Dexa berdiri di hadapannya. Ini pasti mimpi, mimpi yang sangat buruk.
"Lucy?" Ujung telunjuk Ragil menarik dagu Lu. Memaksa wajahnya untuk melihat bagaimana seringai yang tercipta. "Apa ini membuat penasaran?"
"Na- Naell?" lirih Lu
Manik matanya berpendar ditempat sekitar. Mencari-cari sosok yang selalu menjaganya. Pupil matanya kembali melebar. Ketika melihat Naell tengah pingsan pada sebatang kayu yang ditancapkan didalam tanah.
Tubuh Servamp itu terikat oleh seutas tali tambang. Bekas koloid merah nampak dari pelipisnya yang telah mengering. Beberapa lebam pun terlihat jelas dari jauh. Namun, bukan hanya Naell saja yang terikat. Zuko, Jae, Eivan dan Tazu pun mengalami kondisi yang serupa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)END
FantasySeason 4 Penyihir Diwangka Harap baca terlebih dahulu Season pertama. Urutan membaca. 1. Penyihir Diwangka 2. Ardelra 3. Diwangka 4. Raikage Setelah dua tahun menjalani pemulihan bersama Naell di utara. Lucy kembali ke Aveyard atas permintaan Raja T...