Chapter 15
Alf"Gue sudah dengar semuanya. Jadi, sekarang bagaimana keputusannya?" menatap ke arah Naell. "Lo ingin rencana lama dijalankan kembali. Atau justru dengan rencana baru?"
Naell, Lu, Zuko dan Arsenal. Duduk bersama mengelilingi meja makan. Keempatnya saling tatap menatap satu sama lain.
Pandangan mata semua orang tertuju pada Naell. Raut wajah ketiganya mengandung banyak ekspresi dan harapan terkait jawaban yang akan diberikan oleh si ketua Servamp.
Netra Lu dan Naell bertemu. Pria Servamp itu tahu, apa yang tengah diharapkan wanita pujaannya. Keinginan Lu adalah pisau yang terus mengiris hati dan perasaannya.
Jika itu bisa membuat Lu bahagia. Gue akan melakukannya.
Naell menarik napas panjang, sebelum akhirnya ia hembuskan secara perlahan-lahan.
"Baiklah. Jadi apa rencana lo?" tanyanya pada Arsenal.
"Gue dan Lu akan membujuk Dexa. Lo dan Servamp yang lain menghalau Lexio. Sebisa mungkin untuk tidak membuat mereka bersama."
"Hmm."
"Jika mau. Besok malam kita akan pergi menemui Dexa. Kata ayahku, Ragil akan hadir di kementrian besok malam."
Naell merenungi tawaran itu sebentar. Sebelum akhirnya, mengganguk setuju dengan rencana tersebut.
Persiapan dilaksanakan. Para Servamp berkumpul untuk berdiskusi dengan misi yang akan mereka jalankan. Tapi nyatanya, semua itu tidak berjalan mulus.
Tazu, Eivan, dan Jae. Tidak serta-merta menyutujui usul tersebut. Mereka berlima sedikit berdebat satu sama lain.
"Gue udah bilang. Gue gak mau terlibat sama bocah Raikage itu," ketus Eivan seraya melipat tangan di depan dada. "Lagi pula, jika lo ingin kita bersatu, lengkapi dulu formasi kita. Dan satu hal, lo harus cari pemimpin baru untuk Seven Servamp."
"Ck," umpat Naell. "Gue sangat tidak merekomendasikan Lu untuk jadi Hime!" tegas Naell.
"Lalu siapa?" sela Tazu. "Bertarung tanpa kontrak hanya akan membuang tenaga. Lagi pula, lo udah ketemu Alf? Bagaimana dengan pengganti Kiel?"
Naell hanya berdecak kesal. Kepalanya terasa mau pusing. Semua orang membuatnya sakit kepala. Dia memilih keluar dari rumah. Lebih baik mencari angin segar untuk menyegarkan otak.
Lu sedang pergi bersama Arsenal. Dia sulit untuk berkosentrasi. Jika saja, bukan karena terpaksa. Naell tidak akan merelakan Lu jalan dengan si anak Raja itu.
Sementara Naell berada di luar, empat Servamp terus melanjutkan pembicaraan.
"Naell bucin sekali sama Akaishi nya," gumam Tazu.
"Beruntunglah kau jika Naell tidak mendengarkannya," imbuh Zuko dengan tersenyum miring.
"Lagi pula, tugas kita hanya membunuh Lexio. Nandika mempercayakan hal itu pada kita," ungkap Tazu lebih lanjut.
Dia memandang ke arah Eivan. Karena sedari tadi, pria itu hanya menatap tajam pada gelas air di hadapannya dalam diam.
"Ayo temui Alf," ajak Zuko. "Lagi pula, Naell tidak akan pergi tanpa Lu."
"Tidak ada waktu," sela Eivan. Kali ini ia bangkit dari tempat duduknya. "Lebih baik pergi sekarang."
"Bagaimana dengan Naell?" tanya Jae. "Dia menyuruh kita berkumpul."
KAMU SEDANG MEMBACA
RAIKAGE (Season 4 Penyihir Diwangka)END
FantasySeason 4 Penyihir Diwangka Harap baca terlebih dahulu Season pertama. Urutan membaca. 1. Penyihir Diwangka 2. Ardelra 3. Diwangka 4. Raikage Setelah dua tahun menjalani pemulihan bersama Naell di utara. Lucy kembali ke Aveyard atas permintaan Raja T...