[26] Menjauhnya Rina

2.1K 118 19
                                    

Hollaaa, Assalamu'alaikum:D

Boleh minta waktu kalian sebentar buat kasih VOTE, KOMENTAR, dan FOLLOW?

==========

⚡HAPPY READING AND ENJOY⚡

==========

Dyandra mengerjap membuka matanya perlahan. Perutnya merasakan beban yang berat dan membuat Dyandra kesulitan bergerak, tapi Dyandra merasakan kehangatan dan kenyamanan.

Dyandra menoleh ke samping kanan, ia melihat Mamanya sedang tertidur sambil memeluknya. Lalu, Dyandra menoleh ke samping kiri, ia juga melihat Papanya sedang tidur sambil memeluknya sama seperti yang dilakukan oleh Mamanya.

Dyandra juga dapat melihat bahwa tangan Mama dan Papanya saling menggenggam dan berada di atas perut Dyandra.

Dyandra tersenyum dan menatap langit-langit kamarnya. Jadi, semalam bukanlah mimpi belaka? Orang Tuanya benar-benar menemaninya yang sedang ketakutan semalam?

Betapa bahagianya Dyandra.

Dyandra menoleh ke arah kanan ketika merasakan pergerakan dari Mamanya.

"Selamat pagi, Dyandra," sapa Mama Dyandra yang masih berusaha membuka lebar matanya.

Dyandra tersenyum dan menatap lekat Mamanya, wanita yang telah melahirkannya.

"Selamat pagi juga, Mama," balas Dyandra tersenyum dengan begitu tulus.

Gita tersenyum dan mengubah posisinya menjadi duduk, lalu Beliau mengusap rambut Dyandra.

"Mandi gih, Shalat, lalu sarapan bareng. Mama bangunin Papa dulu, nanti Mama masak sarapan," titah Gita.

Dyandra tak percaya ini. Ini sungguhan kah?

"Kenapa bengong? Ayo, bangun terus mandi."

Dyandra tersenyum dan mengangguk lalu ia berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamarnya dengan senyum yang tak pernah hilang bahkan sampai ia telah siap dengan seragam Sekolahnya.

*****

Dyandra menuruni tangga rumahnya dengan hati-hati dan sedikit bersenandung kecil. Dyandra melihat Mama dan Papanya sudah berada di ruang makan. Dyandra menghampiri mereka sambil tersenyum.

"Pagi Mama,  Papa," sapa Dyandra.

"Pagi sayang," balas Gerald dan Gita membalas sapaan dan senyuman Diandra.

Dyandra semakin melebarkan senyumnya, sampai ia tak sadar bahwa ia masih dalam posisi berdiri.

"Duduk sayang," ucap Gerald mentitah.

"Hehe, iya Pa," Dyandra pun menarik salah satu kursi, dan mendudukinya.

"Kamu sarapan roti 'kan?" tanya Gita yang sudah tahu bahwa Dyandra tidak bisa memakan nasi di pagi hari.

Dyandra menatap Mamanya dan membalasnya dengan anggukan kepala dan senyuman di bibirnya menatap tulus dan lembut pada wanita yang telah mengandung dan melahirkannya.

"Mau selai apa?" tanya Gita.

"Biar aku aja yang buat, Ma," ucap Dyandra mencegah Gita yang ingin membuatkan sarapan untuknya.

"Biar Mama aja," cegah Gita menolak permintaan Dyandra.

"Mau selai apa? Coklat 'kan? Yaudah Mama udah tahu jawabannya, kamu suka coklat. Fiks, selai coklat aja," oceh Gita membuat Dyandra terkekeh.

Gita hanya tersenyum mendengar suara Dyandra yang terkekeh dan tampak bahagia pagi ini, begitupun dengan Gerald yang juga diam-diam tersenyum menatap anak tunggalnya itu.

LIKE A FOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang