[2] Esss Terooos

3.4K 165 8
                                    

⚠️WARNING⚠️
Cerita ini berisi perkumpulan orang-orang bodoh dan egois!
Jadi, maaf kalau nanti kalian emosi:)

==========

Tunggu! Raffa tak salah dengar 'kan? Dyandra baru saja mengungkapkan perasaannya? Astaga, Raffa harus apa?

"Lo serius sama ucapan lo?" tanya Raffa memastikan pendengarannya tidak salah.

"Iya, gue serius. Lo mau gak?" kini, Dyandra sedang harap-harap cemas menunggu jawaban Raffa.

"Hm.. kalo lo emang serius, ya gue mau," jawab Raffa seraya mengembangkan senyumnya.

"Eh serius lo?!" pekik Diandra tak percaya.

"Iya, Dy."

"Gue gak mimpi 'kan?" Dyandra menepuk-nepuk pipinya beberapa kali.

Terkekeh geli, Raffa lalu menarik tangan Dyandra agar berhenti menepuk pipinya, "nggak. Serius, gue mau jadi pacar lo."

"Demi apa Raffa?"

"Mau gue berubah pikiran?" tanya Raffa dengan nada mengancam.

"Eh nggak, nggak. Oke, mulai hari ini, menit ini, detik ini, lo dan gue resmi pacaran oke? Tanggal berapa sekarang?" sanggah Dyandra gelagapan karena tak ingin Raffa berubah pikiran.

"10 Februari."

"Nah, iya. 10 Februari tanggal resmi kita pacaran, oke?"

Terkekeh, Raffa menanggauk setuju, "oke. Sekarang, gak jadi pulang?"

"Astaga iya, gue lupa. Gue tinggal dulu ya," pamit Dyandra. Raffa tersenyum dan mengangguk. Dyandra berlari meninggalkan Raffa dengan senyum yang tak pernah hilang dari wajahnya.

••••••••••

Dyandra memakan makananya dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya. Rumahnya memang sepi, namun itu tak melunturkan kebahagiaannya.

Sepi, sunyi, dan hening didalam rumah, sudah menjadi Sahabatnya sejak beberapa tahun terakhir.

Dyandra telah selesai memakan makanannya. Ia langsung mencuci piring dan gelas kotor bekas makannya tadi.

Dyandra berjalan memasuki kamarnya. Ia mengambil ponselnya dan terdapat pesan masuk dari Mamanya.

Mama💻💵; Dyandra, Mama sama Papa besok pulang ya! Kamu di rumah jangan kemana-mana! I Miss You❤.

Dyandra : Oke.

Bullshit!

••••••••••

Jam menunjukkan pukul 05.55 WIB. Dyandra menuruni tangga menuju lantai dasar. Karena ia siswa yang rajin, jadi ia akan berangkat sekolah sangat pagi.

Dyandra terkejut ketika melihat kedua orang tuanya berada di ruang keluarga. Di hadapan mereka ada laptop masing-masing dan berkas-berkas yang sudah berantakan kemana-mana. Bahkan mereka tak menyadari keberadaan Dyandra. Dyandra tersenyum miris melihat pemandangan di pagi hari ini.

"Mama sama Papa kapan pulang?" tanya Dyandra membuka suara.

"Semalam sekitar jam 1," jawab Gerald--Papa Dyandra tanpa menoleh pada Diandra bahkan tak mengalihkan pandangannya dari laptop. Dyandra tersenyum miris. Bahkan Mamanya pun tak menoleh padanya sama sekali.

LIKE A FOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang