[34] Sosok Kakak Dyandra

2.2K 134 17
                                    

Hollaaa, Assalamu'alaikum:D

Boleh minta waktunya sebentar buat kasih VOTE, KOMENTAR, dan FOLLOW?

==========

⚡HAPPY READING AND ENJOY⚡

==========

Raffa kembali ke kamar rawat Chika, setelah tadi berbincang dengan Revan. Raffa mendudukkan dirinya di sofa yang ada di ruangan itu, kepalanya pusing. Ia bingung harus melakukan apa setelah ini.

Cklek!

"Raffa," panggil Lastri yang baru saja memasuki ruangan.

"Bunda?"

"Kamu lagi sibuk gak, sayang?" tanya Lastri pada Raffa dan duduk di samping Raffa.

Pada dasarnya, Lastri memang sangat menyayangi Raffa. Menganggap Raffa seperti anak kandungnya sendiri. Raffa juga dulu begitu menyayangi Lastri, namun semua berubah sejak Raffa beranjak remaja.

"Nggak," balas Raffa singkat, karena sejujurnya Raffa masih belum nyaman jika berada di dekat Ibu Tiri-nya ini.

"Bunda boleh minta tolong?" tanya Lastri. Raffa mengangguk saja agar tidak terlalu lama bersama dengan Bunda-nya.

"Tolong jaga Chika ya, Bunda mau pulang," ujar Lastri dengan makna tersirat di dalamnya.

"Iya, aku jagain," balas Raffa karena ingin cepat-cepat Lastri pergi dari hadapannya, ia sangat tidak nyaman.

"Kamu anak yang baik, tolong jaga Chika. Bunda pulang dulu, dan Bunda minta maaf untuk semuanya," pamit Lastri tersenyum seraya mengelus rambut Raffa.

Lastri pun keluar dari ruang rawat Chika.

Raffa memandang Chika yang sedang tertidur, sangat nyenyak. Raffa memilih merebahkan tubuhnya di sofa. Ia memijit pelipisnya. Bagaimana menghadapi Diandra nanti? Sedangkan akhir-akhir ini hubungannya dengan Diandra semakin memburuk. Raffa menyadari hal itu.

"Gue nyerah soal Dyandra, lo jaga dia baik-baik."

Itu, selalu kata-kata itu yang terngiang di kepala Raffa sejak berbicara lumayan serius bersama Revan tadi.

Cklek!

Pintu ruangan itu kembali terbuka, Raffa meliriknya sekilas lalu langsung mengubah posisinya menjadi duduk saat mengetahui bahwa Papa dan Mama-nya yang memasuki ruangan.

"Chika belum bangun dari tadi?" tanya Elsa.

Sama halnya seperti Lastri yang sangat menyayangi Raffa, Elsa pun sangat menyayangi Chika. Karena menurutnya, Chika tidak berhak disalahkan untuk hal yang menimpa kehidupannya.

"Belum, Ma," jawab Raffa pada Mamanya. Seraya menghindari kontak mata dari Martin.

"Bunda mana?" tanya Martin membuat Raffa melirik sekilas, lalu menjawab dengan malas.

"Pulang," jawab Raffa lalu pergi ke toilet.

Martin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas supaya bersabar. Itu memang salahnya sendiri. Bukan hanya Raffa sebenarnya yang bersikap seperti itu padanya, Chika juga sama. Kedua anaknya itu seakan membenci dirinya.

LIKE A FOOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang