Camila pov
Aku sudah turun ke loby tapi sepi hanya ada dua pegawai di meja depan dan dua orang asing yang sedang duduk, aku sempatkan melihat ke arah parkiran di depan rumah sakit tapi pandanganku tidak bisa menangkap sosok yang aku cari
"Hey"
Tiba-tiba suaranya masuk dalam pendengaranku
"Kamu dari mana?"
Tanyaku tersenyum melihatnya membawa sebuket bunga mawar
"Aku menemui teman lama, aku juga mencarimu di rumah sebelum membaca pesan, apa papa baik baik saja?"
Dia nampak khawatir
"Sudah di suntik dan sekarang sedang istirahat"
"Syukurlah, ini untukmu honey bee"
Ucapnya memberikan sebuket bunga, meraih tanganku untuk dia genggam dan mengikutinya keluar dari gedung rumah sakit
"Kita makan yuk" Ajaknya, ah pas sekali aku juga lapar
"Jadi sudah tau mau makan apa?" Tanyaku
Dia tipe orang yang suka dengan kepastian, jadi setiap kami ingin pergi harus tau tujuannya dari awal agar tidak bingung
"Ramen?"
Jawabnya cepat
"Apa itu bisa membuatmu kenyang?" Aku memastikan
"Tergantung porsinya besar atau kecil"
"Okay, kita makan ramen"
Ucapku, dia tersenyum manis namun tetap fokus ke arah depan untuk menyetir
Camila's pov end....
.
.
."Apa pekerjaan membuatmu stres sayang?"
Kita sudah berada di resto yang menjual ramen terenak di kota ini, Dan sekarang dia sedang bertanya sembari aku memakan ramenku yang masih hangat
"Tidak, aku masih bisa mengatur semua"
"Kalau ada yang membuatmu kesulitan katakan saja padaku, nanti aku akan memberitahu ayah"
Aku adalah mahasiswi akhir yang sedang mengisi waktu kosong di perusahaan Ayah James, selain mengisi waktu anak magang juga mendapat gaji lebih tinggi dari kantor lain di kota ini
"Tidak perlu, mereka sangat baik padaku"
"Benarkah? Jika begitu kamu tidak harus dipindahkan ke kantor baru"
"Kalau ayahmu menyuruhku kesana?"
"Aku akan meminta pada ayah untuk tidak memindahkan pacarku, apalagi lokasi kantor baru jauh sayang"
Ucapnya manja, dia seperti ingin berpisah jauh saja
"Kita masih dalam satu kota yang sama jems"
"Humm aku akan meminta kakak sepupuku mencari apartemen untukmu disana"
Aku selalu kalah jika dia sudah seperti ini
"Terserah kamu, jangan terlalu repot Jems, aku bisa cari kontrakan sederhana"
"Aku tidak mau kamu hidup merakyat sayang, jadi aku mohon"
"Baiklah"
Aku hanya pasrah, dia tidak suka perdebatan jadi ya sudah ikuti saja kemauannya
"Selesai ini kita cari hadiah buat bunda ya"
Katanya memegang tanganku di atas meja
"Tapi aku masih harus ke kantor"
"Aku sudah memberitahu mereka, selesai belanja kita langsung ke rumah. Kamu mandi dan langsung siap di rumah ya sayang"
"Iyaa"
.
.Aku dan James sedang berada di salah satu mall besar di kota ini, Bunda James sangat menyukai manik-manik dan kami berencana membeli baju yang terdapat banyak hiasan indah. 20 menit kami sibuk mencari sampai James pamit untuk bertemu temannya yang juga sedang berbelanja di tempat yang sama, aku tidak memperhatikan mereka karena sibuk mencari barang
"Honey bagaimana kalau ini"
Ucap James dari arah belakangku dan membuatku memutar badan untuk melihat kearahnya
"Ah bagus!"
"Tentu saja itu pilihanku" Suara asing dari samping James
Aku sedikit mengerutkan kening karena bingung ini siapa
"Dia emm ini Fania, dia temanku"
"Oh" Respondku
"Yeah bisa di bilang begitu" Jawabnya sombong
"Okay, baguslah" Aku masih bisa tersenyum walaupun di kepala saat ini banyak pertanyaan
"Fania aku sama Camila duluan ya, nice to meet you"
"Okay J, see you soon"
James memegang tanganku pergi ke arah kasir untuk membayar belanjaan kami
"Tania? See you soon?"
Ucapku padanya, dia nampak gugup. Ada apa James? Mulai nakal lu ye
"Look babe, dia cuman teman di Club"
"Club? Sejak kapan kamu ke Club honey?"
"Eh maksudku gym, maaf aku tidak fokus karena aku ingat papa"
Aku tau dia menyembunyikan sesuatu
James's house..
"Bunda"
Panggil James setelah kami berada di ruang tamu, bunda yang sedari tadi melihat menu makanan langsung berbalik dan tersenyum ke arahku
"Mila"
Panggilnya, menyuruhku mendekat dengan anggukan kepala dan memelukku
"Kamu istirahat di kamar James saja ya, ini sudah beres"
Ujarnya memberi kode kepada James untuk mengantarkan aku ke kamar lantai 2 rumah ini
Oh no aku sedang tidak mood dengan James saat ini
"Ayo baby"
James meraih tanganku, menaiki anak tangga dan memasuki kamar yang bernuansa hitam
"Aku tidak mau ke kamar, aku mau disini saja"
"Hey dengerin aku, please jangan bad mood dia bukan siapa siapa"
"Aku mau disini James please"
"Okay"
Aku dan dia sudah bersitegang, aku duduk di sofa dan memainkan handphoneku
"Camiii"
Panggil bunda, aku segera melihat kearahnya dan ternyata dia sedang berdiri dengan wanita tinggi, cantik dan wow perfect batinku
"Ayo nak kenalan dengan istri dari kak Dany"
Aku segera mendorong telapak tanganku dan dia mengambilnya
"Camila"
"Tala" Jawabnya dengan suara parau
"Camila, masih ingat aku?" Sapa kak Nico dari belakang
"Masih" Segera aku memeluknya
"Jadi karena pestanya belum di mulai, kalian tunggu di sofa. Ada cemilan dan buah di meja silahkan dimakan" Ucap bunda kepada kami
"Iyaa bunda" Jawab kami kompak, sedangkan James aku tidak tau dia kemana
Yeay! Semangat guys