Camila pov
Hari ini adalah free day
aku, mama, papa, Ela sedang memasak untuk bekal piknik.
Tempat yang ingin kami tuju tidak jauh, hanya 3 kilometer karena lokasi rumah orang tuaku di pinggiran kota. Dekat perbukitan dan sungai.
Papa bekerja sebagai tenaga mesin di rumah sakit dan mama adalah seorang guru smp. Adikku Ela umurnya 15 tahun, dia gadis yang pintar dan berbakat."Mila tolong bawakan box minumannya"
"Okay"
Setelah semua dirasa lengkap, kami segera menuju destinasi
"Disana bagus"
Tunjuk papa, dan kami mengikuti arahannya untuk mengambil tempat yang agak jauh dari keramaian. Ini seperti lereng perbukitan yang terdapat danau jernih, aku suka
"Kak ayo kesana"
Ajak Ela menunjuk danau yang sudah terdapat beberapa orang yang sedang menikmatinya
"Okay yuk"
Aku dan Ela berbincang sembari mengambil langkah mendekati danau, tapi semakin aku mendekat aku merasa mengenal seseorang yang sedang duduk di pangkuan pria berbadan kekar
"Ela, kita ke sebelah sana saja ya?"
Ajakku, aku tidak ingin berbicara dengan orang saat ini. Apalagi dia, kak Tala yang masih canggung denganku
"Kakak tidak mendengar apa yang mama sama papa bilang tadi? Kita harus dekat dengan keramaian dan jangan main sendiri"
"Hmm ya sudah kamu kesana, aku tunggu disini"
Ucapku berhenti berjalan dan hanya menatapnya
"Nanti aku sama siapa kak, ayolah :("
Ela berbicara dengan sedikit memelas
"Ishh"
Camila pov end
Tanpa di duga suara Ela membuat beberapa pasang mata melihat ke arah mereka
"Camila?" Ucap Tala pelan
"Camila? Siapa?"
Respon Dany yang sedang memangku Tala
"Camila itu pacar James"
"Benarkah?"
Sambil melihat ke arah Camila yang berada tidak jauh dari tempat mereka
"Dia sederhana, James pantas mendapat gadis itu"
"Iya sepertinya"
Balas Tala mengangkat alis kanan dan tersenyum kecil
.
.Ceklekk..
Camila membuka sebuah pintu ruangan bernuansa putih, dia bingung ini kamar milik siapa karena sangat asing. Dia memutuskan untuk tetap masuk ke dalam dan matanya menangkap sosok yang tidak asing berbaring di ranjang sedang tersenyum dengan perhatian penuh di layar smartphone yang dia pegang. Camila tersenyum dan berjalan mendekat sosok itu, berusaha menggapai bahu wanita yang berbaring namun ada suara yang berkata "jangan mendekat!" Camila menoleh namun wajah wanita itu tampak blur, tidak jelas untuk di kenali.
Camila tidak peduli, dia semakin mendekat dan akhirnya berbaring di kasur yang sama, di samping wanita yang masih belum mengetahui keberadaan Camila. Chupp.. Chupp.. Chupp Camila mencium lengan wanita itu dari atas ke bawah, dan sontak membuat si wanita menatap Camila dan tersenyum, memberi isyarat agar Camila masuk dalam pelukannya dan setelah Camila masuk dia mencium telinga serta kepala Camila dengan lembut dan memeluk gadis di dalam pelukannya itu, nyaman dan