Note : chapter kali ini kayaknya lebih ke kejadian-kejadian aneh Samudra sama Kejora, pas sebelum mereka duduk di bangku SMA ini. Selamat membaca!!!!
—
Ujian praktek hari pertama, dimulai dengan pelajaran Bahasa Indonesia. Murid-murid SMA Tunas Global memenuhi koridor, mereka sibuk menghafalkan teks pidato yang akan disampaikan nanti.
Samudra terlihat sangat panik, karena ia belum hafal teksnya sama sekali. Samudra aja baru inget kalau hari ini ujian praktek Bahasa Indonesia pas malem-malem, itu pun karena Kejora dateng ke rumahnya buat latihan bareng.
Berbeda dengan Samudra yang lagi panik, justru Kejora lagi duduk santai sambil liatin kolam ikan di pinggiran koridor. Urusan hafal menghafal mah Kejora jagonya, liat teks dua kali aja langsung nyangkut di otak. Kejora sebenernya udah selesai ujiannya, jadi, sekarang dia cuma bisa pasrah. semoga ga remed nanti.
"Untuk ananda Salsa, dipersilahkan masuk. Dan untuk selanjutnya, ananda Samudra, silahkan bersiap-siap." Ujar guru Bahasa Indonesianya.
"astaghfirullah.. ra.. mampus gue mampus..." kata Samudra sambil melihat pintu ruangan tertutup kembali.
Kejora hanya bisa menahan tawanya, "mampusin jangan?"
"Lo jangan ketawa ya anjir, ntar kena karma aja, gua yang mampusin lo." Ujar Samudra sambil memukul bahunya Kejora.
"Aw, sakit. Galak banget si masnya."
"Dari pada lo bengong gajelas ye, mending lo test-in gua."
"Yaudah, mana sini kertasnya."
Samudra menyodorkan teks pidatonya ke Kejora, "langsung mulai ya, ra."
"Ekhem, assalamualaiku—"
"Untuk ananda Samudra, dipersilahkan masuk. Dan untuk selanjutnya, ananda Samuel, silahkan bersiap-siap."
"ASTAGHFIRULLAH SI BAPAK, SAYA BARU MAU LATIHAN. ATUH LAH BAPAK GIMANA SIH???"
Ketawa Kejora pecah, "AHAHAHA MAMPUS LO MAMPUS, Semangat ayangieeeee." Jangan lupa, kiss bye dari Kejora untuk Samudra.
Samudra segera berjalan menuju ruangannya, dari belakang Kejora melihat tangan Samudra mengacungkan jari tengahnya.
"Pak, Samudra belom hafal teksnya pak."
"KEJORA BACOOOOOTTT."
—
"Ra, besok penjas kan?"
"Bukan, Bahasa Inggris."
Samudra mengernyitkan dahinya, "hah? Yang bener lu?"
Mampus lo sam, gue boongin.
Kejora mengangguk, "iya, kenapa si lo gapercayaan amat??"
"Ya lo kan tukang bohong." Sahut Samudra dengan santainya.
"Anjing."
"Heh, language beybih."
"GELI BANGET SETAAANNNN."
Ngejailin Kejora adalah salah satu hobinya Samudra, kadang tuh yang kalau lagi situasi kayak gini, ngejailin Kejora itu tuh bagaikan hiburan bagi Samudra.
Walaupun mereka udah sahabatan dari orok, kemana-mana berdua, satu sekolah mulu, ya pokoknya hampir 24/7 bareng mulu lah. Tapi, mereka gak pernah menyimpan rasa suka terhadap satu sama lain. Di dalam kamus Samudra sama Kejora itu gak ada yang namanya sahabat jadi cinta.
Kalau mereka bercandaan, terus pake kata-kata sayang juga gak ada yang baper. Karena, gimana ya, mereka tuh kayak anak kembar. Punya banyak kesamaan, mulai dari hobi, kebiasaan yang hampir sama.
Pernah waktu itu, Kejora ke rumah Samudra mau pamer baju barunya ke Samudra. Eh, pas di depan pintu, Samudra lagi pake baju yang sama kayak Kejora.
"Loh, sam? Kok lo punya baju itu?"
"Lah, lo ngapain pake baju yang sama kayak gua? Ngikutin ya?"
"Enak aja, ini gue baru beli nih kemaren. Mau pamer gue."
"LAH GUA JUGA BARU BELI KEMAREN."
"HAH?????"
Karena Samudra ga terima punya baju yang sama kayak Kejora, akhirnya Samudra menjual bajunya ke Haechan.
Kejora sempet ngamuk sama Samudra, gara-gara dia jual bajunya ke Haechan. Kejora nambah ogah kalau bajunya samaan sama orang, terlebih lagi orang itu Haechan.
Kejora itu gak begitu suka sama Haechan. Bisa dibilang, Kejora kesel setengah mati sama Haechan. Soalnya, Haechan pernah deketin Kejora. Tapi tuh, deketinnya kayak menjijikan bagi Kejora.
Ya, gimana gak menjijikan, tiap pagi Kejora dikasih asupan pantun yang alay plus foto selfienya Haechan sebagai bonusnya.
Oiya, Samudra sama Kejora juga punya perjanjian yang mereka buat pas mereka masih SMP kelas 9.
"Ra, gua punya perjanjian."
"Perjanjian?"
"Iya, perjanjian. Kalau kita udah umur 25 dan masih belom punya suami— mininal calon deh,ra. Kita berdua nikah aja, mau gak?"
"GILE KALI LO?? YAKALI UMUR 25???"
"Yah, gamau ya lo?"
"Bukan gitu, jangan pas umur 25. Umur segitu tuh ya, kalo belom dapet mah masih ada waktu buat nyari teman hidup."
"Terus berapa dong, ra?"
"Eumm, umur 30 tahun aja, gimana?"
"NAH, CAKEP. BOLEH TUH, oke umur 30 ya. Siap-siap lo nikah sama gua."
"IDIH, GELI BANGET. LU KATA LU SIAPA NIKAH SAMA GUE???"
"Gua siapa? Aa' Samudra."
"FIX GUE MUAL BANGET."
Terimakasih yang udah baca, see you di chapter berikutnya!!! Jangan lupa vote and commentnya ya, biar aku semangat, hihihi 🧚♀️💗
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑲𝒆𝒋𝒐𝒓𝒂 𝑨𝒌𝒔𝒂𝒓𝒂
Fanfiction"𝚍𝚒𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚜𝚎𝚙𝚎𝚛𝚝𝚒 𝚋𝚒𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚒𝚝 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚒𝚔𝚊𝚐𝚞𝚖𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐, 𝚗𝚊𝚖𝚞𝚗 𝚜𝚞𝚜𝚊𝚑 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚍𝚒𝚐𝚊𝚙𝚊𝚒." [020520] ©hersyhee