14.🍑

2.7K 364 19
                                    

"Slate in!!"

Ketika menyatakan itu Jeno sudah berdiri di hadapan kamera dengan papan hitam- Clapper Boardnya. Tepat di hadapan Jaemin yang bersiap mengambil ancang-ancang,mengarahkan Kamera DSLR yang kali ini telah di pasangi slider   .Begitupun dengan Yeji dan Soobin yang sudah siap mengambil tindakan.
Kini tinggal menunggu aba-aba dari sang Sutradara-Mark.

"Slate 7....scene 1... Shot 1..take1..."-Jeno menatap kearah Jaemin dan Jungwoo yang hari ini bertugas sebagai penanggung jawab latar :membantu Tim Artistik-Haechan.Menatap Bergantian.Jeno memberi aba-aba lewat matanya.Sebelum akhirnya berteriak cukup keras nan lantang.

" Roll!!!...."



"Action!"-Di sambung oleh Mark.

Dan dengan begitu,kegiatan syuting mereka yang ke hari ke tujuh  pun di mulai.

_

" Perasaanku saja atau memang sikapmu terhadap Jaemin memang semakin dingin di setiap harinya?"

Chenle bertanya pada Renjun yang hanya bisa menghela nafas pelan.
Keduanya sedang dalam perjalanan menuju ke Asrama.

Syuting hari ini berakhir lebih awal.

Chenle dan Renjun hari ini berencana akan membatu Ibu Kantin Asrama untuk memasak makan malam.
Itu sebabnya hari ini mereka berdua tak ikut membantu berbenah barang.

Dan untuk masalah hubungan Renjun dan Jaemin. Benar.

Hubungan keduanya tak membaik sama sekali, malahan semakin memburuk.

Renjun memilih untuk menghindar dari Jaemin,rasa kecewa,marah dan sedihnya masih menguasai hati.
Renjun belum siap.

Jaemin pun juga begitu(?).
Tidak! _eum... Maksudnya..... Pemuda bemarga Na itu lebih merasa  ke rasa malu(?) mungkin (?)terlalu pengecut untuk memulai terlebih dahulu.

'Meminta maaf' .

Semenjak tau kebenaran bahwa Huang Renjun itu merupakan -pernah menjadi teman semasa kecilnya ketika dia tinggal di China beberapa Tahun silam.

Rasa bersalah menghantui Jaemin, kata 'Maaf' ingin sekali dia katakan kepada Renjun. Sebenarnya. Jaemin menyesal. Sangat.

Karna telah melupakan sahabat semasa kecilnya-Injun.

Namun apa yang bisa dia lakukan? Dia terlanjur malu.

Ego dan harga dirinya terlalu berharga untuk itu.
Jaemin tak bisa untuk memulai.
Maka diam adalah yang Jaemin lakukan.
Membuat semuanya menjadi bertambah runyam.
Jarak antara Jaemin dan Renjun semakin bertambah besar.
Tak ayal ,hal tersebut kerap sekali menimbulkan sebuah pertengkaran dan perselisihan entah dalam menyerukan pendapat ,masukan ataupun dalam yang lainnya.:Antara Jaemin dan Renjun.

Dan hal tersebut tentunya membuat semua para rekan kerja mereka menjadi cemas.Terutama Mark selaku ketua dalam Tim.

Dia bertanggung jawab atas segalanya.

Bagi Mark kesatuan dan kekompakan dalam Tim sangat di No satukan.
Jika atak ada itu,maka Proyek yang luar biasa tidak akan pernah bisa mereka selesaikan. Sekeras apaun tekat mereka untuk mencoba.Ya kalaupun proyerk bisa di selesaikan. Hasilnya pasti tidak akan memuaskan. Kenapa?

Karena kerja sama antar tim tak ada didalamnya.

Mereka akan gagal.

Gagal dalam membentuk sebuah kekerjasamaan.

"Sebenarnya apa yang telah terjadi? Aku tau...kau kesal pada Jaemin karena Jaemin itu..."

"Bukan!-'

-ON TRACK- {JaemRen}☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang