8.

838 103 3
                                    

HIYAAAAAAAA
AKHIRNYA UP LAGE....
KANGEN GA NIH?
GAK AKAN ADA SIH UwU
CUS AH LANJUT BACA AJA, TINGGALKAN JEJAK VOTE KALIAN

hari demi hari telah berlalu orang tersebut #(ga enak amat nyebutnya orang itu :") tinggal di kediaman ne zha, dia sudah melakukan banyak aktivitas, mulai dari memasak, membersihkan rumah sampai membantu ao bing merawat bayinya.

sama seperti hari ini dia tengah membersihkan halaman rumahnya, namun sesaat seseorang datang membawa surat.

"permisi apa ini kediaman tuan ne zha" tanya orang itu.

"iya ada apa?"

"ada surat untuk tuan ne zha" setelah memberikan surat itu, segera dia pergi memberikannya dan tak lupa berterimakasih kepada pengirim surat.

diketuknya perlahan kamar ne zha dan menunggunya sebentar, tak lama ao bing keluar dan menatapnya.

"ini ada surat" ucapnya

ao bing hannya diam sembari mengambil surat itu, lalu kembali masuk dan menutup pintu.

dia hannya terdiam menatapnya. bahkan setelah berhari hari dia tinggal, ao bing tetap bersikap dingin padanya, bahkan saat dia membantu ao bing.

tak lama dia kembali melanjutkan aktivitasnya yang lain.

setelah menerima surat itu ao bing duduk di sebelah ne zha yang tengah bermain dengan xuanyi dan xuanyu.

"ne zha sepertinya surat ini dari ibumu" ucap ao bing sembari memberikannya kepada ne zha.

ne zha pun membaca surat tersebut dan terdiam.

"sepertinya ibu dan ayah akan kemari"

"bagaimana mereka tau kau tinggal disini?"

"siapa lagi jika bukan pendeta gendut itu" ao bing hannya mengangguk sebagai jawaban

"jadi kapan mereka akan kemari?"

"di surat ini mereka akan datang 2 hari lagi"

"apa perlu kita siapkan banyak hal untuk kedatangan mereka?"

"kita buatkan beberapa masakan saja untuk menyambut mereka lagi pula mereka datang untuk melihat xuanyi dan xuanyu" ao bing hannya mengangguk lalu duduk di samping ne zha.

dan kembali bermain bersama anak mereka yang imut.

malam harinya tepat saat semua telah tertidur ne zha pergi keluar kamar, dan menuju ruangan lain, diketuknya perlahan, dan menunggu seseorang membukakan pintu tersebut.

tak lama seseorang itu keluar dengan pakaian yang sedikit longgar mengingat tubuhnya yang kurus.

"dengar kau tau ao bing tak mengijinkanku bertemu dengan mu jadi aku harap kau dengarkan ini" ne zha mengatakan dengan perlahan.

"pertama belilah beberapa buah dan bahan makanan, besok kau harus rapihan rumah ini serapih mungkin, dan sorenya kau harus memasak beberapa jenis makanan"

"tuan apa akan ada perayaan?"

"tidak hannya ibu dan ayahku akan kemari jadi aku harap kau siapkan ini dengan baik" dia mengangguk setelahnya memasuki kamarnya kembali setelah melihat ne zha pergi meninggalkannya.

saat ne zha kembali terkejutnya dia saat melihat ao bing dengan wajah kesalnya, sedang menunggu di depan kamar.

"dari mana saja?" ao bing bertanya dengan nada culas

"habis ke kamar mandi"

"sungguh? kenapa lama sekali? kau mandi atau apa?"

"hannya buang air kecil"

"bukan menemuinya"

deg "...."

"kau tak boleh masuk"

brak

ao bing berbalik dan memasuki kamarnya lalu mengunci kamar tersebut.

"tunggu ao bing dengar, aku hannya meminta bantuan saja"

hening tak ada jawaban bahkan kamar tersebut menjadi gelap.

tak bisa berbuat banyak akhirnya ne zha terpaksa tidur di luar tanpa selimut ataupun bantal.

dia tau ne zha tidak akan selamat dari amukan ao bing dan benar saja, dia melihat ne zha tengah terduduk di luar kamar tanpa selimut atau bantal.

berinisiatif berbuat kebaikan dengan memberikan bantal dan selimut ternyata salah, ao bing melihatnya saat memberikan selimut kepada ne zha yang tengah tertidur.

tanpa aba aba ao bing hannya menutup kembali pintu dan mematikan lampu kamar tersebut.

dia berfikir kebencian ao bing terhadap dirinya semakin besar, dan dia harus berfukir lebih bagaimana caranya agar ao bing memaafkannya dan tidak membencinya.

ke esokan harinya tepat di siang hari setelah semua telah di persiapkan oleh pelayan rumah mereka, dengan se sempurna mungkin.

ayah dan ibu dari ne zha telah datang, mereka datang dengan membawa banyak barang sebagai bungkusan.

"kenapa kau membawa begitu banyak hadiah"

"tak apa lagi pula ibu senang, karena memiliki cucu yang imut dan manis, dan kau langsung memberikan dua cucu kepada ibu" ucapnya sembari bermain dengan salah satu bayi.

"tuan mengapa kau menangis" ao bing bertanya saat melihat ayahnya ne zha hannya menatap sang bayi dengan tatapan sendu.

ucapan ao bing membuat ne zha dan ibunya menatap sang ayah yang meneteskan air matanya.

"hiks... aku... rasanya aku belum lama memarahinya karena kenakalannya... tapi lihatlah ne zha sekarang... hiks... dia sudah dewasa... bahkan sikapnya sudah berbeda dengan dulu... hiks... bahkan lihat... kini ne zha mekiliki dua bayi... dan bisa mengurusnya" emosi tak terbendung lagi ayahnya ne zha benar benar menangis bahagia kali ini.

"hei... sudahlah sayang... tak seharusnya kau menjadi lebih emosional begini... kau seharusnya senang bukannya sedih" ibunya menyeka air mana sang ayah yang terus becucuran.

"lihat dia terbangun gara gara air matamu" xuanyi terbangun sembari menatap kedua wajah nenek dan kakeknya dengan wajah yang sedikit basah akibat air mata dari ayahnya ne zha.

"matanya sangat indah" ucap sang ayah sembari menatap xuanyi yang juga sedang menatapnya.

sementara ne zha hannya menatap jengah ayahnya itu, hell ne zha mendapatkan sikap yang kasar dari sang ayah sementara sang ayah begitu bersikap lembut kepada anaknya. ini tidak adil!.

"yah... jika kalian ingin menginap pelayanku akan menyiapkannya" ucap ne zha

"baiklah siapkan saja dan biarman si kembar ini tidur bersama kami" ucap sang ayah tanpa mengalihkan pandangannya dari xuanyi

"terserah" balas ne zha dengan datar, ao bing yang melihat itu hannya bisa mengusap tangan ne zha dan tersenyum dengan lembut.
(bayangkan ao bing bersikap kek gitu sama kalian 😭 ambyar kokoro dede ini mas~)

#dah ah skip dulu ceritanya v: votenya sayangku kakaku cintaku muah muah Uwu, gomen ceritanya singkat :v lagi ga ada ide pikiran buat bikinnya :"(

Ini Keluarga {Aobing x Nezha}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang