[CHAPTER 7 : Davina Peka!]

140 20 6
                                    

Geffan meletakan pulpennya kasar dan menutup matanya kesal. Sudah jam 21:00 tapi Chandra dan Kai sedari tadi tidak bisa diam. Dirinya selalu heboh dan berisik hanya karena menonton upin-ipin di Smart Tv kamar Geffan. Kemana niat awal mereka menginap kerumah Geffan untuk tugas? Hilang bagai ditelan bumi.

Geffan memijat dahinya pelan. Tahan Geffan, harus sabar jangan sampai ada drama antara Kai dan Chandra. Geffan menghelakan nafas lalu melihat smartphone-nya yang sedari tadi berbunyi terus khawatir akan ada info kampus dadakan. Dosen-kan memang seperti itu. Tapi sepertinya salah, ya dugaan Geffan.


0813xxxxxxx

Assallammuallaikum, Kak Geffan.

Kak Geffan, udah tidur?

Kalo belom, tolong jawab salam Nana yang manis, pintar, sholeha, dan rajin menabung ini yaa kak.
Read.


Geffan tersenyum miring membaca pesan dari Davina. Dia lagi...

Davina tidak ada kerjaan, kah? hingga masih mengganggu Gefan ditengah malam? Seharusnya Geffan tidak memasukannya ke grup dengan begitu Davina tidak akan tahu nomornya. Ini semua salah Kai.

Geffan mengabaikan pesan Davina dan kembali dengan tugasnya berharap Davina tidak mengirim pesan lagi karena berpikir Geffan sudah tidur. Tapi sepertinya dewa kebaikan berkata lain atau dia melakukan kesalahan dengan membaca pesan Davina.



0813xxxxxx

Kak Geffan, Assallamuallaikummmm....

Kak Geffan lagi ngerjain tugas ya? Jadi cuma read pesan aku?

Kak Geffan?

Mau aku temenin?
Read.


Deg. Kok tau? Dengan curiga, Geffan langsung menatap kedua temannya yang sedari tadi masih menonton upin-ipin dengan tatapan curiga. Pasti salah satu dari mereka ada yang memberitahu Davina. Tidak, sudah pasti itu Kai, disuap apalagi dia?


"Kenapa? Ada yang nggak lo ngerti?" Tanya Chandra memastikan.

"Ulu-ulu dedeknya abang ada yang nggak ngerti? Sini abang ajarin." Ucap Kai

Geffan menatap Kai tajam. "Lo ngasih tau tuh maba gue lagi ngapain?" Tanya Geffan.

"Kaggak, emang ngapa?" Tanya Kai yang kemudian tersenyum dengan penuh arti menatap Geffan. "Ciyee, dedek Geffan lagi chatan sama degem ya?" Ejek Kai.


Geffan menatap Kai malas, seharusnya dia tidak bertanya dengan Kai tadi. Smartphone Geffan kembali berbunyi dan saat itu juga teman-temannya tertawa mengejek Geffan.


"Dedek Geffan butuh bantuan abang?" Tanya Chandra tapi Geffan hanya diam mengabaikannya.

"Dedek butuh bunga? Sini abang pesenin" Ejek Kai

Chandra langsung moleh kearah Kai. "Bunga?" Tanya Chandra dengan aksen melayu seperti di upin-ipin.

"Bunga mawar merah satu tanda cinta yang berarti bahwa kau cinta padaku." Sambung Kai dengan nyanyian dangdut.

"Sekuntum mawar merahhh, yang kau berikan." Belum selesai Chandra melanjutkan nyanyianya Kai sudah memarahinya.

"Salah, anju. kepotong masa langsung sekuntum." Protes Kai tidak terima lagu favorite-nya diubah.

"Lah, emang gitu tole." Bantah Chandra.

"Bukan, gue hafal tuh lagu." Bela Kai.

"Yaudah, ayo sini kita cek." Ucap Chandra langsung mengambil handphone-nya


AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang