Takk-takk~ Davina mengetuk-ngetukan kakinya di lantai. Davina pikir kata-kata internet kalau menunggu itu menyenangkan maka itu namanya cinta. Tapi nyatanya tidak.
Kalau ditanya cinta atau tidak jawabannya 200% sama seperti lagu korea yang ia dengar saat ini, tentu saja.
Menungggu menyenangkan tapi kalau banyak bayangan halu. Masalahnya halunya Davina sudah habis karena dipakai semua. Apalagi disampingnya Dalvin yang sedari tadi mengumpat hanya karena bermain game. Menganggu.
Davina melepas earphone-nya "Vin." Panggil Davina. Dalvin hanya berdehem.
"Dalvin!" Panggil Davina sebal.
"Bentar-bentar, ini sebentar lagi selesai." Ucap Dalvin masih menatap smartphone-nya.
Davina menundukan kepalanya lagi di meja. "Bosen, pesen gofood dong." Ucap Davina.
Dalvin meletakan smartphone-nya dengan wajah puas. "Nah, menangkan gue." Ucap Dalvin. "Sini mau pesen apa? Lo yang bayarkan?" Sambung Dalvin.
Davina cemberut, "Nggak jadi."
"Eh, lihat tuh pangeran lo dateng." Ucap Dalvin yang berhasil membangunkan Davina dan menoleh kearah yang dimaksud.
"Ya Allah, dari jauh aja udah bikin deg-degan. Kok bisa ya, Vin?" Ucap Davina masih memandang Geffan terpesona.
"Mana gue tau emang gue dukun." Ucap Dalvin sebal. "By the way, dia tau nama lo? " Lanjut Dalvin.
Davina mengangguk semangat. "Eh jangan salah, kemarin malem aja aku chatan sama Kak Geffan, terus kemarin juga Kak Geffan usap-usap kepala aku, terus bilang jangan nangis kalo lo nangis gue nggak bisa ngetik. So sweet banget nggak sih?" Jelas Davina panjang lebar.
"Dia tau nama lo, nggak? dia manggil lo pake nama?" Tanya Dalvin lagi memastikan.
Davina mencoba mengingat. "Nggak." Jawab Davina. "Eh, tapikan dia ketua UKM terus input data aku ya pasti dia tau nama akulah." Lanjut Davina lagi meyakinkan.
Dalvin mengangguk mengiyakan. "Yang sabar ya, Vin. Jangan terlalu berharap. Nanti lo sakit hati." Ucap Dalvin dengan wajah kasihan.
Davina menghembuskan nafasnya sebal. Tidak mungkin Geffan tidak tahu namanya. Davina memandang bahu Geffan berfikir. Bagaimana cara memastikannya, ya? Davina mengetuk-ngetuk tanganya dan entah dapat ide apa Davina berdiri dengan percaya diri.
Dalvin menatap Davina bingung. Apa lagi rencana konyol Davina?
"Ya kalo mau tau nanya dong. Bener nggak, Vin?" Ucap Davina yang berhasil membuat Dalvin terkekeh.
"Hooh, bener. Gih, nanya nanti keburu pangeran lo kabur." Jawab Dalvin.
Mendengar jawaban Dalvin, Davina pun semangat lalu menghampiri Geffan yang sedang berdiri di depan warung kantin. Dalvin yang melihatnya tertawa, mari lihat apa yang akan dilakukan seorang Davina.
Davina berdiri disamping Geffan dengan senyum manisnya, menatap Geffan sampai sang empunya mulai risih dengan kehadiran Davina.
"Kak Geffannn." Panggil Davina.
Geffan tidak menjawab Davina dan memilih mengabaikan Davina yang berada disampingnya. Tidak menyerah, bukan Davina kalau langsung menyerah begitu saja hanya dengan diabaikan Geffan.
Davina kini memiringkan kepalanya sedikit agar bisa menatap wajah Geffan dan menampilkan senyum lebar.
"Minggir, jauh-jauh dari gue." Ucap Geffan
"Kak Geffan." Ucap Davina semangat dan mengabaikan Geffan.
Geffan meletakan minuman yang ingin ia beli dan menatap Davina dingin. "Lo nggak tuli-kan? Masih bisa denger gue bilang jauh-jauh dari gue, kan?" Ucap Geffan ketus.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Teen Fiction[n] Aksara. Istilah lain menyebut sistem tulisan. Cerita romansa yang pasaran. Davina si gadis dengan kepercayaan diri berlebihan mengejar Geffan si kating dingin yang mampu membuat kaum hawa menjerit. Update setiap minggu yaa!! Tapi maaf k...