bab 4

8 0 0
                                    

***

Sampai dirumah aku melihat seseorang sedang berbincang dengan ibuku.

"Asel udah nunggu ibu tadi, tapi ibu gak jemput." Di depan pintu masuk.

"Maaf nak, ibu ada tamu, kenalin ini sahabat bunda waktu SMP tante Dinda, ini anaknya Ardian." Ucap ibuku.

"Halo tante, aku Azasel." Ucapku sambil bersalaman.

"Cantik juga anak mu Wi." Katanya sambil tersenyum.

"Ibu Asel ke kamar dulu ya capek." Ucapku

"Iya Sel"

"Mari tante" Ucapku sambil permisi.

Aku naik ke kamar ku. Sampai di kamar aku mandi sambil memanjakan tubuhku yang lelah. Ponsel ku terus berdering, tapi aku abaikan. Karna aku tau itu pasti ke dua sahabat ku.

Selesai mandi aku mengambil ponselku. Dan aku terkejut, banyak pesan dan telfon dari nomor yg gak aku kenal.

**Pesan WhatsApp**

Nomor tak diketahui: "Hi Za?. Ini aku, Aciel."

**18 panggilan tak terjawab**

Nomor tak diketahui: "Maaf mengganggumu za"

Nomor tak diketahui: "Za besok aku jemput ya"

" Aneh! Buat apa dia mengirim WA sebanyak ini? Seperti tidak ada kerjaan saja" Ucapku.

Aku tidak membalas chat dia dan tidak menyimpan nomornya. Lagi pula aku tidak ada memberikan nomor ke dia. Knp dia bisa tau nomor aku.

Malamnya aku di ajak ibu untuk pergi bersama dengan tante Dinda dan anak nya Ardian. Ardian orang nya cukup ganteng, kalau kamu ingin tau muka nya kamu bisa mendiskripsi kan nya dengan muka ala korea. Tapi dengan begitu aku juga tidak tertarik kepadanya. Aku hanya ingin cepat cepat lulus dengan nilai yang sempurna urusan pacar belakangan saja.

Aku di ajak ibu pergi ke salah satu tempat makan. Aku duduk berhadapan dengan Ardian, tapi kami tidak saling bicara padahal sepanjang jalan aku sebelahan dengan dia. Dan di sepanjang jalan hingga sampai tempat yang dituju ibu ku selalu saja membicarakan ku, begitu pula tante Dinda.

Setelah makan kami tak lansung pulang. Kami berkeliling entah mau beli apa terserah ibu dan tante, aku dan Ardian hanya mengikut saja.

Akhirnya aku membuka pembicaraan ku kepada Ardian.

"Ee kak? Kakak udah lulus atau masih sekolah?" Kata ku ragu.

"Udah lulus tahun kemarin dan ikut mamah pergi ke London untuk meneruskan universitasku" Katanya.

"Wahh, Asel sangat suka dengan London, tapi mustahil untuk kesana, karna ibu pasti tidak mengijinkannya." Kataku merundukan kepala.

"Memang begitu kalau cewek pasti selalu di jaga oleh ibunya."

"Hehehe..." Kataku menyengir.

"Ouh iya. Jangan panggil aku kakak, panggil saja aku Ardian" Katanya.

"Ohh. I..iya.. Kak.. Eh Ar.." Kataku masih belum terbiasa.

Sepanjang jalan kami mengobrol hingga tukaran nomor whatsapp. Sampai dirumah pun kita asik mengobrol lewat whatsapp.

**WhatsApp**

Ardian: "Eh sel.. Besok aku antar sekolah boleh?"

Azasel: "boleh Ar"

Ardian: "Ya sudah kamu tidur, udah malam besok sekolah"

Azasel: "iya Ar.. Kmu juga ya.."

Aku menerima tawaran nya karna aku gak mau dijemput ke rumah untuk kesekolah bareng sama cowok sok cool itu.

Entah mengapa aku nyaman mengobrol dengan dia. Setelah mengobrol dengan nya aku senyum senyum sendiri seperti orang gila. Aku tidak mungkin suka sama dia. Dia bukan tipeku. Lagi pula aku baru kenal padanya.

The Beginning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang