bab 8

2 0 0
                                    

Pagi hari aku berangkat sekolah dengan keadaan sangat lesu, dan mata yang sembab karna aku semalaman menangis. Aku tak bilang kepada ibu apa yang terjadi, karna aku takut ibu khawatir.

Disekolah hari ini aku merasa tak sama seperti hari hari yang lain. Aku duduk di taman sekolah sambil merenung, aku berfikir tentang masalah kemarin malam. Aku memikirkan apa ini sebabnya Ardian berubah. Aku hanya memikirkan itu itu dan itu.

"Zaa?" Ucap Aciel sambil menepuk pundakku.

"Eh iya ada apa?" Ucapku sambil mengelap air mata ku.

"Kamu gak papa kan?" Ucapnya dengan penuh khawatir.

"Nggak nggak papa kok" Jawabku.

"Nanti pulang sekolah kamu ikut aku yaa, aku mau ajak kamu kesuatu tempat yang mungkin kamu suka." Ucapnya.

"Kemana?" Ucapku sambil menatapnya.

"Udah ikut aja" Jawabnya sambil tersenyum kepadaku.

Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku duluan berjalan ke arah gerbang karna aku tak mau Azka melihat aku pergi dengan Aciel. Aciel datang membawa motornya ke arahku. Aku di bawa Aciel ke suatu tempat, dia membawaku ke sebuah taman yang asri.

"Zaa aku tau kamu banyak masalah jadi aku bawa kamu kesini, kamu suka?" Ucapnya

"Iya aku suka. Tapi kamu kenapa bisa tau kalau aku sedang banyak masalah?" Ucapku heran.

"Teman mu yang memberitahuku, Zaa kamu bisa teriak disini keluarin semua masalahmu, aku yakin pasti setelah itu kamu merasa enakan." Ucapnya menyaraniku.

"Iyaa, aku coba" Ucapku.

"AAAAAAAAAAAAAAAA........." Teriakku.

"Gimna?"

"Iya kamu benar"

"Aku boleh tanya sesuatu?"

"Apa?"

"Kamu lagi ada masalah apa?, kamu tau kan aku pernah bilang kalau kamu ada apa apa kamu bisa hubungi aku zaa, kamu ingat kan? Aku bakal selalu ada buat kamu, walaupun kamu gak pernah anggap aku ada."

"Akuu..."

Hari itu aku menceritakannya kepada Aciel tentang semua yang terjadi. Hingga hampir malam aku di ajaknya berkeliling dan berbincang, aku merasa senang. Hari ini dia tak membuatku kesal melainkan dia membuat ku merasa masih ada orang yang peduli kepadaku.

Sampai di rumah aku melihat ibu yang sudah ada di rumah, dan aku lega karna ibu sudah datang, di ruang tamu ada tante Dinda dan Ardian, aku masih merasa sedikit marah dan tidak percaya kepada Ardian.

"Ibu udah datang? Katanya 1 bulan ini kan baru 3 minggu bu." Ucapku heran.

"Iya Sel ibu sudah pulang, karna urusan tante Dinda sudah selesai, ibu kangen kamu nak" Ucap ibu sambil memelukku.

"Iya bu... Asel juga kangen ibu" Ucapku.

"Kamu gak ngerepotin Ardian kan sel?"

"Nggak kok bu..." Ucapku

Aku tak mau ibu atau tante Dinda tau hal masalah yang sedang aku hadapi. Setelah berbincang dengan ibu aku berjalan ke kamar, dan bersiap siap untuk tidur. Sebelum tidur aku melihat ponselku.

**WhatsApp**

Aciel : Za besok aku jemput ya.

Azasel : Eh emang nggak ngerepotin?

Aciel : Enggak kok.

Aciel : Ya udah kamu tidur ya, udah malam besok ingat bangun pagi yaa, bye zaa.

Aciel orang yang baik selama ini aku salah menduganya, tapi tetap saja aku tak suka padanya. Aku berharap Aciel dan Azka segera jadian agar aku bisa meminta pajak kepada mereka.

Setelah apa yg di lakukan oleh Aciel aku menjadi lebih baik dan menjadi Azasel yang semula. Aku dan Ardian masih berpacaran tapi aku tidak terlalu peduli kepadanya. Entah mengapa aku tidak ingin putus darinya padahal dia sudah membuatku terpuruk. Bagiku Ardian juga manusia yang pantas aku maafkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Beginning of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang