AM - Part 2. Fakta sebenarnya

116 24 5
                                    


***

Doyoung keluar dari mobil sambil melepaskan kacamata hitamnya. Laki - laki itu memasukkan benda itu ke dalam saku kemejanya lalu mengambil jas dan tasnya di kursi penumpang belakang. Seperti biasanya, dengan gaya cuek dan tenangnya itu, Doyoung selalu menjadi objek tatapan memuja dari para wanita.

Tapi para wanita itu harus mengikhlaskan laki - laki itu ketika seorang wanita cantik nan seksi mendekatinya dan bergelayut manja di lengan kekarnya. Doyoung hanya menoleh sekilas tidak melontarkan protes. Hanya saja matanya yang menyiratkan ketidaksukaan. Tapi wanita itu seakan - akan tidak tahu arti dari tatapan Doyoung, dia malah tersenyum sambil mengedipkan mata kanannya. Dia terus mengetatkan pelukannya sambil menatap sinis pada wanita - wanita yang menatap Doyoung dengan penuh minat.

Doyoung memasuki gedung kantor sambil membalas sapaan karyawannya. Dia tidak peduli dengan beberapa tatapan karyawannya yang memandang dirinya dengan tatapan aneh. Aneh? iyaa, karna wanita yang ada disampingnya kini semakin bergelayut manja di lengannya.

Ketika di dalam lift pun, Doyoung tidak berusaha untuk menepis lengan wanita itu. Dia pun tidak mau repot - repot untuk menyapa wanita itu. Dia hanya membiarkannya saja. Seolah - olah wanita itu adalah sosok invisible.

"Ck.."

Decakan kesal dari bibir merah hasil polesan lipstick itu tidak membuat Doyoung menoleh sedikit pun. Wanita itu mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Doyoung. Deru napas wanita itu hanya diacuhkan oleh Doyoung.

"Kamu kok cuek gini sih?" bisiknya menggoda. Jemari lentiknya kini bergerilya dileher Doyoung. "Doyoung?" desaknya manja karena tidak mendapatkan respon dari Doyoung, wanita itu kini mulai nekat mencium bibir Doyoung sekilas.

Barulah Doyoung bereaksi. Laki - laki itu menatap wanita yang ada disampingnya dengan tatapan datar. "Lepasin tangan lo."

"Gak mau." katanya tenang dan menantang. Seringai mengerikan muncul di wajah Doyoung, samar. Tapi cukup membuat wanita itu sedikit ketakutan. "Aku... Aku cuma mau meluk kamu Young." katanya pelan.

Doyoung tidak menjawab. Matanya menatap wanita disampingnya lurus. “Terus juga... Mau ngajakin kamu makan siang diluar. Mau yaa?" pintanya manja.

Samar - samar, Doyoung tersenyum. "Lo urus aja tempatnya. Sekarang lepasin tangan lo."

Wanita disampingnya memekik girang. "Oke. Ntar aku kesini jemput kamu. Awas kalo menghindar." ancamnya genit dan mengecup pipi Doyoung sekilas. Tak lama, pintu lift terbuka. Doyoung keluar tanpa menoleh sedikitpun ke arah wanita itu.

***

Doyoung meregangkan otot - ototnya setelah berjibak cukup lama dengan tumpukan pekerjaan. Laki - laki itu melihat jam, sudah pukul 11 siang rupanya. Dan sebentar lagi dia harus menemui Joy karena gadis itu akan mengajaknya makan siang.

Park Joy, nama lengkap dari gadis itu yang mempunyai darah keturunan Korea. Wanita itu begitu sangat menginginkan Doyoung untuk menjadi kekasihnya. Mereka bertemu di Inggris ketika Doyoung masih bekerja di perusahaan milik ayahnya.

Dulu, Doyoung tidak memusingkan akan keberadaan Joy yang selalu menempelinya karena Joy adalah anak dari atasannya. Dan atasannya pun selalu meminta Doyoung untuk mengajari putri semata wayangnya itu untuk mengerti dunia bisnis. Awalnya Doyoung tidak keberatan, karena baginya bisa berbagi ilmu dengan orang lain adalah suatu yang membanggakan.

Tapi lam  - kelamaan Doyoung mulai risih dengan sikap gadis itu. Joy secara terang - terangan mengatakan ke semua orang termasuk ke ayahnya bahwa dirinya adalah hak paten gadis itu. Doyoung ingat, dia hampir saja menghajar gadis itu jika tidak mengingat perbedaan gender mereka.

Aku Menemukanmu - Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang