AM - Part 4. Dicariin pacar

93 22 2
                                    

***

Hyeran melempar tasnya sembarangan lalu menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Dia amat sangat kesal dengan sikap Doyoung tadi. "Nggak gentle banget sih dia jadi cowok, main ninggalin cewek dijalan." rutuk Hyeran

"Ugh... Doyoung nyebelin.. Nyebelin..." geram Hyeran.

***

"Apa? Lo ninggalin dia di jalan?" teriak Yeri histeris. Doyoung hanya mengangguk singkat. Yeri menepuk jidatnya. Tak habis pikir dengan jalan pikiran Kakaknya. "Hiii.. Lo bego atau apa sih."

"Gue pinter." ralat Doyoung membuat Yeri mencibir.

"Gue jadi nggak enak nih sama Kak Hyeran. Udah maksa dia pulang bareng lo, eh.. Ternyata malah ditinggalin di jalan." gerutu Yeri membuat Doyoung terkekeh. "Ketawa lagi!"

"Hahaha lo tenang aja, dia aman kok. Gue ikutin dia dari belakang pas dia pulang." kata Doyoung.

Yeri melongo. Tadi abangnya bilang apa? Ngikutin dia di belakangnya? Yeri memukul Doyoung gemas. "Kalo gitu ngapain turunin dia di jalan kalo ujung - ujungnya lo ngikutin dia sampe rumah? Iih... Dasar Doyoung bego."

Doyoung berdecak dan berusaha menghindari serangan Yeri. "Salahin dia dong. Dianya juga ogah gue anterin pulang, makanya gue turunin di jalan."

"Itu karena lo nya nyebelin tau nggak? Iih... Doyouuuuunggg... Kalo gini terus jangan harap Kak Hyeran masih demen sama lo." kata Yeri masih memukul Doyoung.

"Aduh... Duhh... Udah dong Yer, Sakit nih." Doyoung terus berusaha menepis pukulan dari Yeri yang semakin lama semakin brutal. Meskipun cewek, tapi Yeri tipe cewek yang kuat.

"Bodo. Lo nyebelin tau nggak? Tau gini gue suruh aja Kak Hyeran nerima Mark jadi pacarnya dia." kata Yeri keceplosan.

"Hah?" kening Doyoung berkerut. "Tadi lo ngomong apa?"

Yeri langsung mengutuki kebodohannya karena keceplosan. Dia meringis sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Bu-bukan apa - apa kok."

Doyoung menyipitkan matanya. Ditariknya tangan Yeri hingga adiknya itu terduduk di depannya.

"Ngomong apa lo tadi?" Yeri menggeleng. "Yeri." desak Doyoung, nyaris membentak.

Yeri menarik napas panjang kemudian bertatapan dengan Doyoung. "Gue bilang, Kak Hyeran lebih baik nerima Mark ketimbang lo." Ulangnya dengan kalimat yang berbeda.

Doyoung tertegun. "Lo boong. Udah jelas mereka pa—"

"Mereka nggak pacaran." sela Yeri membuat Doyoung bungkam.

"Jadi... Mereka itu...?"

Yeri mengangguk. "Mark emang nembak kak Hyeran. Tapi dia nolak karena dia suka sama lo. Dia ngarep banget sama lo."

"Tapi lo dengan begonya sok - sok nutup mata. Nggak mau tau padahal lo pengen tau. Dan lo malah kabur ke Jerman ninggalin dia gitu aja tanpa penjelasan. Hati lo dimana sih?" kata Yeri sinis. Doyoung diam. Tapi matanya menyiratkan kepedihan. Rasa sesal tiba - tiba merasuki dirinya.

"Lo bilang lo sayang banget sama dia. Tapi lo malah nyakitin dia." kata Yeri lagi.

"Gue juga sakit, Yer." Doyoung berkata lirih. Yeri mengangguk.

"Ya kalian berdua sama - sama tersakiti. Tapi kenapa nggak kalian ilangin rasa sakit itu? Bang, menurut gue lo harus temuin dia. Jelasin semuanya ke dia. Ilangin deh rasa gengsi lo itu. Gue tau banget kok, lo butuh dia. Iya kan?"

Doyoung mengela napas. Kalau Yeri sudah memanggilnya 'Abang' berarti adiknya itu serius. Dan Doyoung akui kata - kata adiknya itu memang benar adanya.

Yeri tersenyum sambil menepuk pundak Doyoung. "Do it. Sebelum telat lagi."

Aku Menemukanmu - Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang