***
"Jadi kalian bakal tunangan terus married?" tanya Hyeran pada dua insan yang duduk didepannya. Jaehyun dan Yeri kompak mengangguk sambil tersenyum. "Waah.. selamat ya." kata Hyeran ikut senang.
"Hehe... Makasih Kak. Btw.. Kakak sendiri kapan mau nyusul?"
Hyeran tergelak. "Mau nyusul bareng siapa? Calon aja gak punya."
"Loh? Itu si Doyoung nganggur Kak." kata Yeri membuat tawa Hyeran perlahan memudar. Gadis itu menunduk sambil memainkan sedotan minumannya. Jaehyun langsung menyikut Yeri. Tapi Yeri mengacuhkan sikutan dari Jaehyun.
"Kenapa Kakak nggak nyoba aja berhubungan baik lagi sama dia? daripada cuma liatin dari jauh, capek kali Kak." kata Yeri.
Hyeran menarik napas panjang. Tatapan matanya terlihat menerawang. "Anggap aja aku lagi kena karma." ucap Hyeran.
"Hah?"
"Dulu dia yang selalu liat aku dari jauh, sekarang aku yang liatin dia dari jauh. Impas bukan?"
Jaehyun menghela napas panjang, entah kenapa dirinya gereget sendiri dengan sikap Hyeran dan Doyoung. Mereka sama - sama saling membutuhkan, tapi gengsi untuk memulai duluan. Terlalu banyak mikir sebab - akibatnya dan terlalu memandang dari segi negatif. Kadang Jaehyun ingin sekali berteriak kepada keduanya bahwa mereka itu saling mencintai satu sama lain.
Tapi, Jaehyun juga ogah bilang seperti itu ke mereka, dia mau lihat sampai dimana pertahanan gengsi dari keduanya.
"Sebenernya lo pengen bangetkan bisa baikan lagi sama Doyoung?" kini gantian Jaehyun yang nanya. Ragu - ragu, Hyeran mengangguk. "Yaudah gaspol aja Hye."
Hyeran mendesis. "Gampang ngomongnya kamu Jae, prakteknya yang susah."
"Apanya sih yang susah? Timbang diajak ketemuan abis itu diajak ngobrol. Selesaikan?"
Hyeran berdecak. "Iya aku tau. Tapi nggak segampang itu buat ngajakin dia ngobrol. Baru ketemuan aja dia udah lari duluan."
Jaehyun dan Yeri sontak terkikik geli. melihat itu Hyeran jadi sebal. "Ya ya ketawain aja terus, nyebelin banget sih kalian berdua?"
"Sorry deh. Abis lucu tau nggak lo berdua? Hari gini masih mentingin gengsi." kata Jaehyun setelah tawanya mereda. Hyeran mengerucutkan bibirnya sambil memainkan sedotan minumannya. "Kalo misalnya lo ketemu sama Doyoung, berani nggak lo nyapa dia duluan? paling nggak bilang 'hai' ke dia?"
Alis Hyeran berkerut. "Untungnya buat aku apa?"
Jaehyun menjentikkan jarinya. "Gue bakal jadi pelayan di tempat lo kerja selama seminggu." katanya yang membuat Hyeran tertarik. "Dan yang paling penting adalah hubungan lo agak membaik dengan Doyoung. Gimana? Berani nggak lo?"
Tanpa pikir panjang, Hyeran mengangguk. "Oke. Deal."
"Kalo lo nggak berani nyapa dia, lo yang akan jadi asisten gue selama seminggu juga."
"Siap." jawab Yerin.
Seringai ala devil muncul diwajah tampan Jaehyun, membuat Hyeran bergidik ngeri. Seketika firasatnya jadi nggak enak. Disampingnya, Yeri juga sedang menahan tawa.
"Inget, lo udah janji. Dan kalo ketemu dia, lo harus nyapa. Minimal say 'hai'. Oke?" kata Jaehyun.
"O-oke."
"Kenapa sih harus gue yang jemput juga? Kan udah ada Jaehyun, Yer."
Mata Hyeran terbelalak kaget mendengar suara yang amat sangat dikenalinya. Perlahan dia menoleh kebelakang, sosok jangkung yang berdiri tepat dibelakangnya itu sedang menatap Yeri tajam. Wajah Doyoung juga tampak kesal sekali. Doyoung juga tampak kaget melihat Hyeran ada disini. Dia mengira gadis yang duduk bersama adiknya itu adalah teman Yeri. Seketika mereka berdua diam. Namun mata mereka saling mengawasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Menemukanmu - Kim Doyoung
Teen FictionDia berubah - Lee Hyeran Maafkan aku - Kim Doyoung Start : 14 Juni 2020 Finish : 22 Juni 2020