Setelah dipikir-pikir, enakan bagian cy ntaran aja wkwkwk
Mau kasih peringatan kecil
∅∅∅
"S-Sehun?"
Chanyeol menatap bingung orang di hadapannya. Tubuhnya mendadak berubah kaku, bergeming di tempatnya.
"Kau boleh memarahiku sepuasnya setelah ini, terserah kau mau menjauhiku atau apa-tapi biarkan aku memelukmu sebentar saja." Sehun bergumam pelan di sela-sela isakannya. Tangannya yang melingkari pinggang Chanyeol semakin erat.
Chanyeol masih tak berkutik di tempatnya. Otaknya memerintahkan dirinya untuk melepaskan pelukan itu, tapi kedua tangannya berkata lain. Ia balas melingkarkan tangannya, sesekali menepuk punggung Sehun dengan pelan.
"Sst, geser dulu, ya? Pintunya masih terbuka." Chanyeol berujar pelan tepat di dekat telinga Sehun.
Tapi Sehun menggeleng lemah, ia sama sekali tidak ingin beranjak dari sana barang seinci pun. Chanyeol mendesah pelan, "Pegangan yang erat."
Tepat pada detik berikutnya, kaki Sehun dilingkarkan dengan erat pada pinggang Chanyeol. Tangannya dipindahkan Chanyeol ke pundaknya tadi. Sehun memekik kecil akibat perbuatan Chanyeol yang sangat tiba-tiba itu. Kepalanya dibenamkan pada ceruk leher Chanyeol, menenggelamkan wajahnya yang terasa panas. Tidak ada lagi bulir-bulir air mata yang menuruni wajahnya.
Chanyeol menggendongnya.
Sebelah tangannya menahan bobot tubuh Sehun, sementara yang lain beralih menutup pintu dan menguncinya. Chanyeol membawa Sehun ke dalam kamar mereka dan menyandarkan dirinya di kepala ranjang, masih dengan Sehun yang berada dalam pelukannya seperti seekor koala.
Tidak ada suara yang berarti sepanjang malam itu. Rembulan bersinar terang di atas sana, bergantung di antara gumpalan-gumpalan kapas semu dan menampakkan sinarnya yang samar-samar menerangi langit malam.
Chanyeol mengusap kepala Sehun dengan pelan, sesekali masih menepuk punggungnya. Hatinya terasa seperti sedang ditusuk sebuah belati saat ini, sebelum akhirnya disayat pelan.
Sehun melepaskan dirinya, menatap Chanyeol yang balik melihatnya dalam diam. Mereka terjebak dalam pandangan satu sama lain. Tidak ada yang tahu siapa yang memulai, mereka hanya tahu kalau bibir mereka telah bersatu sedetik kemudian.
Chanyeol melumat kecil bibir pasangan di hadapannya, mengisap bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Tidak ada nafsu yang terlibat, hanya sekelebat perasaan yang membuncah dalam hati masing-masing.
Keduanya benar-benar sadar akan apa yang tengah mereka lakukan.
Sehun yang pertama melepas pagutan mereka. Ia tersenyum lebar, memandang Chanyeol yang juga sama dengannya. Semburat merah muda samar-samar turut hadir menyaksikan interaksi keduanya. Tidak ada kata-kata, tiada gangguan, tak juga hadir rasa canggung. Helaian rambut yang terjatuh pada kening mereka tertiup angin malam yang sepoi-sepoi.
Tapi keadaan itu tidak bertahan lama.
Sehun menundukkan kepalanya, jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan cemas. "Kau boleh meluapkan perasaanmu sekarang," gumamnya pelan, sesekali melirik Chanyeol takut-takut.
Chanyeol mendesah kasar, "Tatap aku, Oh Sehun."
Chanyeol meletakkan jarinya pada dagu Sehun saat ia tak kunjung mengangkat kepalanya. Chanyeol menaikkan dagu Sehun, tapi Sehun sama sekali tidak membalas tatapannya. Ia menggerakkan bola matanya dengan liar ke mana saja, asal tidak bertemu dengan mata Chanyeol.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbroglio ✓
Fanfiction(n.) an extremely confused, complicated, or embarrassing situation. . . . Siapa yang menyangka, kedua aktor paling terkenal di Korea akan memainkan peran bersama di sebuah drama? Bukan sebagai sahabat maupun musuh, melainkan sepasang kekasih. Park C...