Hari sudah hampir malam saat aroma obat-obatan yang bercampur menjadi satu menyapa Sehun yang mengerjapkan matanya pelan. Langit-langit yang asing dalam penglihatannya menjadi hal pertama yang dilihatnya. Kepalanya terasa berputar-putar saat ia berusaha untuk mendudukkan dirinya.
Kosong.
Tidak ada siapa pun di dalam ruangan itu.
Sehun meringis saat pergelangan tangannya digerakkan. Matanya tertuju pada perban yang melekat di sana, terdapat sedikit bercak-bercak merah di sana. Ternyata ia tidak sedang bermimpi.
Lalu ke mana Chanyeol?
Sehun menggeleng cepat saat pertanyaan itu terlintas dalam kepalanya. Untuk apa ia memikirkan manusia itu?
Sehun baru saja memutuskan akan menekan tombol yang berada di dekat ranjangnya untuk memanggil perawat, saat pintunya terbuka dan menampilkan seorang pria berpakaian serba hitam.
"Siapa kau?" Sehun bertanya dengan curiga.
"Kau melupakanku, Sehun?" Orang itu melepaskan topi dan maskernya dengan tatapan tak percaya.
Mata coklatnya yang samar-samar terlihat kini terpampang sempurna di hadapan Sehun. "Belum genap setahun kau tinggal sendiri, dan kau tidak ingat hyung-mu ini? Benar-benar." Pria itu menggerutu pelan sebelum berkacak pinggang.
Sehun menyipitkan matanya beberapa saat sebelum berseru, "Luhan hyung!?"
Pria yang disapa Luhan itu terkekeh pelan. Ia mengambil kursi di dekat ranjang dan menariknya mendekati Sehun. Luhan mendaratkan dirinya di kursi itu dan menyilangkan kakinya dengan anggun. Ia menekan tombol yang tadinya tidak jadi ditekan Sehun.
"Kenapa hyung di sini?" Sehun bertanya bingung-lebih ke arah curiga. Pasalnya, ia sangat jarang bertukar kabar dengan keluarganya-bahkan hampir tidak pernah. Sehun tidak ingin keluarganya campur tangan dalam masalahnya, ia ingin hidup mandiri.
Oh, Sehun tidak heran jika keluarganya bisa menemukan dirinya di sini. Hal itu bisa dilakukan hanya dengan membalikkan telapak tangan.
Tapi bukan itu poinnya.
Keluarganya menentang keras dirinya yang ingin bergelut di industri hiburan saat Sehun memberitahu mereka semua, ia serius ingin menjadi seorang aktor terkenal. Itu karena Sehun merupakan akan tunggal keluarga Oh. Karena itu pula, Sehun membuat kesepakatan dengan kedua orang tuanya.
Sehun akan meniti karirnya dari nol, hingga dirinya menjadi aktor terkenal tanpa bantuan apa pun dari keluarganya. Sehun juga akan merelakan identitasnya. Jika ia tidak berhasil mencapainya dalam waktu dua tahun, Sehun harus kembali dan merelakan impiannya ditelan asa.
Luhan mengangkat bahunya, "Aku diminta untuk menjemputmu, itu saja."
"Kenapa kau bisa terluka begini, eoh?" Luhan meraih tangan Sehun yang terbalut dan meringis pelan. Matanya dialihkan pada Sehun, menatap menyelidik, "Kau tidak bermaksud untuk bunuh diri, kan?"
"Heol, apa yang kau pikirkan, hyung?!" Sehun berseru tak terima.
Pintu terbuka tepat saat Luhan akan melontarkan balasan untuk Sehun, menampakkan seorang wanita berjas putih dan dua orang perawat di belakangnya. "Permisi, kami akan melakukan beberapa pemeriksaan terhadap pasien Oh Sehun," katanya ramah.
Luhan menepi, membiarkan tenaga kesehatan itu menjalankan tugasnya dengan baik. Tanpa memakan waktu yang lama, dokter itu melaporkan kondisi Sehun yang sudah membaik. "Tidak ditemukan adanya masalah pada pasien, pasien sudah boleh pulang hari ini," finalnya sebelum seorang perawat menyerahkan surat kepulangan kepada Luhan dan meninggalkan kedua orang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imbroglio ✓
Fanfic(n.) an extremely confused, complicated, or embarrassing situation. . . . Siapa yang menyangka, kedua aktor paling terkenal di Korea akan memainkan peran bersama di sebuah drama? Bukan sebagai sahabat maupun musuh, melainkan sepasang kekasih. Park C...