Mellifluous - 22

152 33 1
                                    

"

Maafkan aku karena bersikap egois tapi apakah aku boleh cemburu dan menginginkanmu hanya untukku?

"

¤¤¤

Keesokan harinya semua berjalan seperti biasanya. Hanbin yang sibuk dengan pekerjaannya dan Jennie yang setia menunggunya.

tok tok tok

"Masuk"

Seorang perempuan datang dan duduk di kursi depan meja lelaki tu.

"Hayi? ada apa kau kesini? "

"Apa tidak boleh? Aku hanya ingin mengunjungimu sudah lama kita tidak menghabiskan waktu bersama"

Jennie berusaha untuk bersikap biasa walaupun hatinya merasa sakit melihat kedekatan mereka berdua.

"Ibuku ingin bertemu denganmu"

"Tapi saat ini aku sedang sibuk, lain waktu saja ya"

Hayi menunjukan wajah kesalnya.

"Apa kau mempunyai wanita lain biasanya kau selalu mengikuti apa yang aku mau"

"Bukan begitu aku hanya memang sedang sibuk saja saat ini"

"Ayolahh jarang-jarang aku memintamu seperti ini kan, aku hanya ingin kau menyempatkan waktumu untukku apakah itu sangat sulit? "

Mata perempuan itu berkaca-kaca yang membuat lelaki di depannya merasa bersalah. Hanbin menghampiri Hayi dan berjongkok di hadapannya.

"Kau jangan menangis maafkan aku"

"Kau jahat"

"Maaf, baiklah aku akan pergi denganmu tunggulah sebentar"

Hanbin membereskan berkas di mejanya dan setelah selesai ia menghampiri Hayi kembali.

"Ayo kita berangkat"

Wajah perempuan itu berseri dan menggenggam tangan Hanbin dengan tiba-tiba. Saat keluar dari ruangan itu semua mata tertuju pada mereka berdua.

"Apakah dia kekasih dari Pak Hanbin? "

"Ahh sangat mengesalkan setelah tahu Pak Hanbin sudah memiliki kekasih"

"Kekasihnya sangat cantik, aku merasa seperti kentang jika dibandingkan dengannya"

"Selagi janur kuning belum melengkung Pak Hanbin masih milik kita bersama"

Begitulah bisik-bisik para karyawan perempuan yang dapat di dengar kedua insan itu. Mereka tidak tahu sejak tadi ada yang berdiri terdiam kaku melihat pemandangan di depannya.

"Kau tidak boleh cemburu Jennie, perempuan itu lebih baik  daripadamu" batinnya

Hayi dan Hanbin pergi ke sebuah toko roti untuk membelikan ibu dari perempuan itu beberapa camilan.

Genggaman tangan Hayi tak pernah terlepas dari tangan Hanbin hingga mereka tiba di rumahnya.

"Yaampun sudah lama sekali kamu tidak kesini bagaimana keadaanmu Nak? "

Perempuan paruh baya itu menyambut Hanbin dengan senyuman yang ramah.

"Aku baik-baik saja hanya saat ini pekerjaan ku sangat menumpuk"

"Pantas saja kau menjadi kurusan"

"Ibu biarkanlah kami masuk dulu, Hanbin pasti sangat lelah"

"Ah iya Ibu lupa ayo masuk Nak"

Ibu Hayi menyiapkan makanan di dapur sementara Hanbin dan Hayi sedang duduk di ruang tamu rumah itu.

"Oh iya bagaimana keadaan Jisoo? Aku sudah lama tidak bertemu dengannya" ucapnya sedih

"Dia baik-baik saja"

"Lalu bagaimana keadaanmu?"

"Aku pun baik-baik saja"

"Sedari tadi hanya aku yang bertanya bahkan kau tidak bertanya keadaanku" ucapnya kesal

"Bagaimana kuliahmu? Apa itu sangat berat?"

"Sangatt, terkadang aku sangat lelah bahkan aku sempat berpikir untuk menikah muda"

Hanbin tertawa.

"Kau ini? Menikah itu juga bukan hal yang mudah"

"Memang, tapi seberat apapun itu aku hanya berpikir bahwa aku akan memiliki tempat untuk bersandar dan bercerita dengan pasanganku dan itu lebih meringankan, bukankah begitu?"

Hanbin mengangguk.

"Hanbin kau tau?"

"Apa?"

"Aku selalu berpikir bahwa hubungan kita hanya cinta sebelah pihak, aku merasa kalau hanya aku yang berjuang disini"

Hanbin terdiam ia merasa bersalah karena hatinya bukan lagi tentang perempuan itu.

"Tapi aku yakin jika aku berusaha perlahan kau akan mencintaiku bukan?

"Hayi" 

"Ahh aku tidak mendengar mu, tunggulah disini aku akan pergi menyiapkan makanan bersama Ibu"

Perempuan itu meninggalkan Hanbin duduk sendirian di ruang tamu. Ia hanya tidak mau mendengar kata kata yang sudah pasti akan menyakiti hatinya untuk saat ini.

Setengah jam Hayi kembali lagi dan menghampiri Hanbin.

"Ayo kita makan aku sudah memasak makanan kesukaanmu"

Hanbin dan Hayi pergi ke arah meja makan dan menemukan Ibu Hayi yang sudah menunggu mereka berdua.

"Yaampun kalian sangat serasi, bagaimana ini sepertinya ibu akan segera memiliki calon menantu"

"Ibu aku masih kuliah"

"Menikah itu tidak dilarang bukan lagian hanbin pun sudah mapan mau tunggu apa lagi"

Hayi melihat respon dari lelaki disampingnya namun lelaki itu hanya diam sambil mengaduk makanan di piringnya.

Hayi mengguncang lengan hanbin membuat lelaki itu kaget.

"Kau kenapa? Apa makanannya tidak enak? "

"Ah tidak ini seperti biasanya sangat enak"

"Lalu?"

"Aku hanya sedang memikirkan sesuatu"

Mereka melanjutkan makanan ditengah makan Hayi menyendokan masakan yang dibuatnya khusus untuk hanbin karena itu adalah makanan kesukaannya.

"Ini makanlah aku sengaja membuatkannya untukmu"

"Kau memang paling tahu makanan kesukaanku"

Mereka melanjutkan makan hingga selesai.  Hayi mengantarkan Hanbin keluar karena lelaki itu harus kembali ke kantornya.

"Apa kau akan kembali secepat ini? Bahkan kita hanya dua jam menghabiskan waktu bersama"

"Masih ada lain hari"

"Tapi aku akan sangat merindukanmu"

"Aku akan pergi sekarang, kau masuklah"

Hayi mendekatkan wajahnya ke wajah Hanbin, ia mencium bibir lelaki itu halus. Setelah cukup lama ia melepaskan ciuman mereka.

"Aku akan menunggumu semangatlah bekerja " ucap Hayi

"Aku pergi, terimakasih untuk makanannya aku sangat menyukainya"

Hanbin masuk kedalam mobilnya dan melajukannya ke kantor. Ia tidak menyadari jika sejak tadi jennie memperhatikan mereka dari jauh.

"Apa aku berhak cemburu kali ini?"

¤¤¤

Mellifluous | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang