Mellifluous - 41

178 31 7
                                    

"

Melupakan bukan lah hal yang mudah, melupakan hanya akan membuat hati menjadi patah tak terarah, oleh sebab itu janganlah kita untuk melupakan namun belajarlah untuk merelakan dan mengikhlaskan sebab kehadirannya lah yang berubah bukan kenangan yang tercipta di dalamnya

"

¤¤¤

7 tahun kemudian

Perusahaan Hanbin menjadi perusahaan terbesar di negara ini. Semenjak tujuh tahun lalu Hanbin berubah menjadi pribadi yang gila kerja. Itu adalah jalan satu-satunya untuk dia dapat bertahan.

"Bin gue ada cewek cantik, lo temuin dia gih"

"Gue gak berminat" ucap Hanbin yang masih fokus dengan file di laptopnya.

"Bin umur lo udah kepala tiga apa lo gamau punya istri hah?"

"Keluar sana gue lagi sibuk"

Bobby hanya menggelengkan kepalanya. Bobby dan jihoon sudah beberapa kali mempertemukan Hanbin dengan perempuan yang mereka kenal namun semuanya berakhir dengan sama.

"Pak Hanbin, ini ada kirimin paket untuk anda" ucap Seulgi

"Letakkan saja disana"

"Baik Pak"

Seulgi belum keluar dari ruangan kerja Hanbin.

"Emm Pak"

"Iya ada apa?"

"Apa pulang bekerja kau memiliki waktu senggang?"

"Memangnya kenapa?"

"Aku ingin mengajakmu makan"

"Baiklah akan ku sempatkan"

Seulgi tersenyum dan pergi meninggalkan Hanbin.

¤¤¤

Saat ini mereka berdua tengah makan di sebuah restoran.

"Ada apa kau mengajakku makan? Apa ada sesuatu yang spesial?"

"Ah tidak ada aku hanya ingin makan bersamamu"

"Kau ini, biasanya kita juga makan siang bersama kan lalu apa yang berbeda" ucap Hanbin tertawa

Seulgi ikut tertawa mendengar Hanbin, sangat jarang untuk Hanbin tertawa selama tujuh tahun ini.

Mereka berdua tengah berjalan-jalan di taman setelah makan.

"Pakai jas ku udara malam ini sangat dingin" ucap Hanbin menyampirkan jas nya di tubuh Seulgi

Mereka berdua berjalan bersama. Kepala Hanbin tiba-tiba pusing. Ia hampir saja terjatuh jika tidak ditahan oleh Seulgi.

"Kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja"

"Apa rasa pusing itu selalu datang kepadamu? Apa sebaiknya kau periksakan itu"

"Terimakasih karena sudah memperhatikan ku"

Seulgi membawa Hanbin untuk duduk di kursi taman.

"Apa kau benar baik-baik saja?"

"Ya pusingnya akan hilang sebentar lagi"

Seulgi memijat-mijat pelipis Hanbin.

"Apa ini membuatmu baikan?"

Hanbin menggenggam tangan Seulgi dan menatapnya.

"Aku tidak apa-apa kau tidak perlu khawatir"

"Bagaimana aku tidak khawatir melihat kondisimu seperti itu"

Seulgi memfokuskan pandangannya pada Hanbin. Begitu pula dengan Hanbin, keduanya sama-sama larut dalam suasana malan itu.

"Kau sangat baik padaku, aku sangat berterimakasih untuk itu"

"Hanbin ada yang ingin kukatakan padamu" ucap Seulgi gugup

"Apa itu? Sepertinya ini hal yang serius"

"Jika aku memilih untuk jujur apa kau akan mendukungku?"

"Tentu saja aku akan mendukungmu"

Seulgi mendekatkan wajahnya dan mencium pipi Hanbin sekilas.

"Maaf aku sudah lancang" ucap Seulgi dan berdiri

Hanbin menahan tangan Seulgi.

"Apa ini akan membuatku melupakanmu Jennie?" batin Hanbin

Hanbin mendekatkan wajahnya pada Seulgi. Wajah keduanya sangat dekat Seulgi menutup matanya. Namun saat wajah mereka tinggal lima senti lagi. Bayangan kenangan Hanbin dan Jennie berkelebat di pikirannya. Hanbin menjauhkan wajahnya.

"Maafkan aku, aku tidak bisa"

Seulgi berusaha menampilkan senyumnya walau itu terasa sakit.

"Aku tau hatimu tak akan pernah bisa untukku Hanbin, karena sudah ada yang menempatinya sebelum aku"

"Aku tak akan pernah bisa melupakannya, maafkan aku"

Seulgi melepas genggaman Hanbin dan memberikan jas lelaki itu.

"Itu bukan salahmu kalau kau sangat mencintainya, sebaiknya kau pulang sekarang"

Seulgi berjalan namun di tahan oleh Hanbin.

"Setidaknya biarkan aku mengantarkan mu malam ini"

Mereka berdua masuk ke dalam mobil Hanbin.

Selama tujuh tahun ini Hanbin sudah berusaha untuk melupakan Jennie namun semuanya tetap sama. Seulgi sudah mengetahui semua masalah Hanbin. Dan terkadang Hanbin tidak segan bercerita tentang masalahnya pada Seulgi.

Hal itu juga yang membuat mereka semakin dekat, perlahan Seulgi mulai menyukai Hanbin namun ia tetap tak dapat memenangkan hati pria itu.

Sesampainya di rumah Seulgi, Hanbin langsung melajukan mobilnya untuk kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, Hanbin langsung masuk ke kamarnya. Ia membuka lemari dan mengambil kotak didalamnya. Hanbin berjalan menuju ranjangnya.

"Hai cantik" ucap Hanbin mengeluarkan bingkau foto yang berisi dirinya dan gadis yang dicintainya itu.

"Apa kau melihatku dari atas sana sayang"

Hanbin mengeluarkan kalung yang ia beli tujuh tahun lalu.

"Apa kau sudah bahagia diatas sana, tujuh tahun berlalu tetapi aku disini tetap sama"

Mata Hanbin mulai berkaca namun ia berusaha untuk menahan cairan bening itu jatuh.

"Aku masih sangat mencintaimu seperti saat pertama kita bertemu, tak pernah rasa ini berubah karena hanya kau satu-satunya sayang"

Hanbin memperhatikan lukisan wajah Jennie yang diberikan bobby waktu itu.

"Bahkan kau tetap cantik, aku bertambah tua namun kau masih tetap cantik seperti dulu"

"Jangan paksa aku untuk melupakanmu karena semua itu tak akan terjadi"

Hanbin merebahkan tubuhnya dengan memeluk bingkai Jennie. Ia masuk ke alam mimpinya.

¤¤¤

Mellifluous | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang