Mellifluous - 27

152 32 1
                                    

"

Apakah waktu akan berpihak pada sepasang hati yang terikat?

"

¤¤¤

Saat ini Hanbin telah sampai dirumahnya, ia melihat ibu tirinya yang tengah duduk di ruang tengah.

"Hanbin"

Hanbin tidak menjawab panggilan perempuan yang tengah duduk di sofa ruang tengah dengan majalah di tangannya itu.

"Apa kau tuli hah?! Aku memanggilmu"

Perempuan yang berstatus ibu tiri nya itu berteriak yang ia yakin akan terdengar di seluruh seisi rumah.

"Apa yang salah dengan mulut mu itu? Apa kau memang tidak punya malu sudah menumpang di rumah orang lain" ucap Hanbin sarkas

"Berikan aku uang!"

"Kau memang murahan nyonya"

"APA MAKSUDMU HAH?!"

"Aku tidak akan pernah memberimu sepeserpun dari uangku, permisi"

Hanbin meninggalkan wanita itu dan pergi menuju kamarnya.

"Hanbin, apa kau tidak terlalu kasar padanya?" tanya Jennie

"Dia pantas mendapatkan itu"

Di luar kamarnya ada seseorang yang tengah memperhatikan gelagat Hanbin.

"Aku akan menjatuhkanmu Hanbin, tunggu saja"

¤¤¤

Malam hari tiba Hanbin tengah mengerjakan pekerjaan kantornya, dan berbaring di ranjangnya.

"Hanbin ini sudah malam kerjakan besok lagi saja"

"Sedikit lagi ini selesai"

Jennie terdiam.

"Aku akan buatkan mu kopi"

"Terimakasih"

Jennie berjalan keluar, untung saja rumah ini sudah sepi karena orang-orang sudah tertidur sekarang. Perempuan itu mengambil satu cangkir kosong dan diisikan kopi kedalamnya.

"HAN HANTUUU"

Seorang perempuan dengan masker wajah itu terjatuh pingsan di pintu masuk menuju dapur.

Jennie yang mendengar itu langsung membawa gelasnya dan menghampiri tubuh ibu tiri dari kekasihnya itu.

"Kau kau tidak apa-apa?"

Bodoh sekali mana mungkin dia mendengarnya.

"Aku sungguh minta maaf aku tidak sengaja, apa kau akan terus tidur disini?"

Tidak ada jawaban dari perempuan yang pingsan itu.

"Kalau begitu aku pamit, maaf untuk kejadian ini sekali lagi"

Perempuan itu berlari dengan segelas kopi di tangannya sambil sesekali ia menatap sekitar takut jika terjadi kejadian seperti tadi lagi.

"Kenapa kau berlari seperti itu? Nanti kau jatuh Jennie"

"Ibumu melihatku bagaimana ini" ucap Jennie panik

"Ahahhaha bagaimana reaksinya?"

"Dia pingsan aku tidak bisa apa-apa jadi aku tinggalkan dia di dapur"

"Biarkan saja siapa tau dia menjadi tak betah di rumah ini"

Jennie menghampiri Hanbin dan duduk didepannya.

"Kopi untukmu"

"Terimakasih cantik, aku akan sangat bahagia bila memang kau istriku Jennie"

"Di kehidupan selanjutnya kau harus menemuiku dengan cepat"

"Baiklah aku akan tetap menemuimu bahkan di kehidupan selanjutnya, selanjutnya lagi dan seterusnya"

"Kau memang raja gombal"

Hanbin menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Kini ia tengah berbaring dan memeluk tubuh Jennie.

"Hanbin kau sudah tidur?"

"Belum"

"Aku ingin bilang ini padamu"

"Tentang?"

"Sepertinya aku pernah bertemu dengan ibumu"

"Dimana? "

"Aku tidak ingat jelas dimana, tetapi aku tau kalau itu di duniaku sekarang ini"

"Maksudmu ibuku juga pernah sepertimu"

Jennie mengangguk.

"Apa ibuku tetap cantik setelah ia meninggal?"

"Ya dia sangat bercahaya"

Hanbin diam mendengarkan perkataan Jennie.

"Apa ibuku bahagia?"

"Sangat dia sangat bahagia, senyum tak pernah lepas dari wajahnya"

"Jahat sekali"

"Kenapa jahat?"

"Dia meninggalkanku dan membuatku terpuruk sendirian di dunia ini"

"Apa kau benci pada ibumu karena meninggalkanmu?"

"Tidak sama sekali, aku sangat bersyukur karena dia telah bahagia walau aku tak disisinya"

"Hanbin"

"Hmm"

"Kau akan terus bahagia kan?"

"Tentu selagi kau ada disini aku akan terus bahagia, jadi jangan pernah tinggalkan aku"

Jennie tersenyum namun matanya memancarkan kesedihan. Karena waktunya bersama Hanbin mungkin tak lama lagi.

Flashback on

"Kau sungguh serakah Nona" ucap

Lelaki dengan pakaian serba hitam itu berjalan mendekati Jennie seolah tahu akan keberadaannya.

"Siapa kau?"

"Kau tak perlu tau siapa aku, yang jelas kau harus segera pergi dari dunia ini"

"Aku tidak mau"

"Apa aku perlu membuatmu pergi dengan menyentuh lelaki yang kau cintai Nona? "

"Jangan pernah berbuat apapun padanya"

"Waktumu tiga belas hari lagi, jangan berpikir bahwa kau akan bersembunyi dariku"

Lelaki itu pergi meninggalkan jennie sendirian. Tiga belas hari, itu waktu yang sangat singkat.

Flashback off

Jennie memperhatikan wajah tenang hanbin yang sedang tertidur itu.

"Apa dengan tiga belas hari aku dapat mengucapkan salam perpisahan padamu?"

Satu tetes air mata sudah jatuh yang menjadi pembuka untuk air mata selanjutnya.

"Aku tidak bisa"

¤¤¤

Mellifluous | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang