Okeehh gimna-gimana? Ada yang rindu aku? Hehe 😂. Aku mau ngucapin terima kasih buat kalian semua yang udah mau baca cerita yang aku buat terutama yang udah mau vote 🌟 karena 1 vote aja dari kalian itu sangat berarti buat aku dan buat komen kalian juga.
-
-
-Happy reading 💕
---
'Sangat mudah buat sesorang menghancurkan sebuah kepercayaan namun untuk merangkainya kembali tidak semudah itu'
-Arga
-----
Semua seakan selesai pada saat itu. Arga kehilangan sosok yang begitu berarti didalam hidupnya. Sosok yang begitu dirinya cintai bahkan lebih dari nyawanya sendiri. Sosok itu telah pergi. Arga hanya bisa menangis dengan tubuh yang mulai lesuh. Pakaian Arga sudah tak karuan. Bercak darah kini memenuhi baju putih yang Arga gunakan.
Pandangan Arga berahli keseorang pasien yang baru saja dibawa masuk kedalam ruang ICU. Melihat hal itu dengan kasarnya Arga menarik rambutnya. Arga kini seperti orang yang sedang frustasi. Arga kecewa dengan dirinya sendiri. Seharusnya dia tidak membiarkan hal itu terjadi.
---
Arga tersadar dari mimpi buruknya itu. Kejadian itu terus berulang didalam mimpinya. Penyesalan itu seakan kembali dalam sekejap. Semenjak kejadian nahas itu Arga tak bisa tidur dengan nyenyak bahkan pada saat ini. Mimpi itu terus berulang saat dirinya tidur. Itulah alasan mengapa dibawah mata Arga selalu terdapat lengkungan hitam.
Tubuh Arga berkeringat. Rasa sesak menyelimuti dirinya. Arga kemudian mengangkat tangan kanannya menyentuh dahi. Menarik nafas dalam-dalam kemudian membuangnya secara perlahan. Hanya itu yang bisa dilakukan Arga untuk menenangi pikirannya yang mulai kacau.
Pukul 05:10
Itu yang dapat Arga lihat dari jam dinding kamarnya. Hari ini dirinya akan masuk sekolah menjadi siswa baru. Arga bangkit dari tidurnya beranjak menuju kamar mandi.
Arga berjalan kearah koridor sekolah sambil membenarkan jambulnya yang berantakan karena helm. Beberapa siswi kini tengah menatap Arga. Dari ujung kaki sampai ujung rambut. Semua seakan sempurna. Itulah yang mereka tangkap dari penampilan Arga sekarang.
Berbeda dengan siswi lainnya. Agrelia yang kini tepat dibelakang Arga hanya bisa tersenyum kecut. Jika perlu saat ini gadis itu ingin membuka sepatunya lalu menebas punggung Arga. Biar Arga tau gimana rasanya dipermalukan didepan keramaian seperti yang dirasakan Agrelia kemarin.
Agrelia berjalan menuju kelas sambil menendang apapun yang gadis itu temui. Mendengar suara perempuan menangis membuat Agrelia sedikit berlari. Suara tangisan itu sangat familiar di telinga gadis itu. Agrelia masuk kelas dan dapat melihat teman sebangkunya menangis. Disana Rara menangis dengan Thea disampingnya. Agrelia memainkan matanya kearah Rara seakan bertanya kepada Thea mengapa Rara menangis.
"Troy" jawab Thea singkat. Thea lalu balik ketempat duduknya. Sebelumnya Thea duduk disamping Rara tepat di kursi milik Agrelia.
"Ra lo kena-"
"Lia sekarang lo liat gue" Rara menarik wajah Agrelia untuk menatap dirinya. "Gue kurang cantik ya? Senyum gue kurang lebar? Atau muka gue serem yaa? Lia gue kurang apa sih? Kenapa Troy gak mau senyum ke gue?" cerocos Rara sambil menangis tersedu-sedu.
'Kurang pinter' batin Agrelia.
"Ceritain dulu kejadiannya biar gue tau Ra" ucap Agrelia.

KAMU SEDANG MEMBACA
A dream
Fiksi RemajaBeberapa orang mengatakan dunia itu 'sempit' bahkan 'sempit banget'. sempit dalam artian bukan ukuran bumi yang kecil tetapi istilah yang selalu digunakan oleh mereka yang selalu bertemu tanpa direncanakan. mungkin itu bukan kebetulan tapi takdir? ...