5. Terik matahari

141 78 85
                                    


Okee sebelum ceritanya dimulai. Aku mau bilang sesuatu📢. Aku senang banget😄 karena kalian udah mau menghargai jerih payah aku buat bikin cerita ini dengan vote 🌟dan komen ✍️dari kalian. Liat vote dan komen dari kalian bikin aku tambah semngat untuk ngelanjutin cerita ini. Intinya kali ini aku ngucapin terima kasih🙏 kepada kalian semua yang udah mau vote dan komen.

---

"Dibawah matahari aja lo masih bisa dingin sama gue apalagi kalau di kutub utara"

-Agrelia

-----


Tentengan di tangannya membuat Rara sedikit kesusahan. Gadis itu tidak membeli sesuatu yang mahal. Beberapa makanan ringan berada di dalam kantong plastik putih yang dibawanya.

Rara berjalan menuju mobilnya di parkiran mall. Rara mulai menghidupkan mobilnya namun mobil itu tidak menyala. Gadis itu merasa kelelahan karena terus mencoba untuk menghidupkan mobilnya yang mati. Rara memutuskan untuk menelepon ibunya.

"Halo Mah, Mamah dimana? Mobil Rara mo-" belum selesai gadis itu berbicara orang diseberang sana telah mematikan ponselnya. "pasti lagi sibuk" ucap Rara malas.

Tiara Ayla, jika orang melihatnya maka orang akan menyimpulkan bahwa dirinya adalah orang yang paling ceria. Mereka yang memahami hal seperti itu berarti belum mengenal sosok Rara yang sebenarnya. Rara memiliki banyak kekurangan namun dirinya berusaha untuk menutupinya dengan tawa yang selama ini terlihat. Rara kehilangan sosok Ayah sejak gadis itu berusia 14 tahun. Namun gadis itu tetap bersyukur karena masih memiliki sosok Ibu yang sangat baik. Walaupun Ibunya sering sibuk dengan pekerjaannya di butik. Ibu Rara adalah seorang pembisnis yang hebat dengan beberapa butik yang sedang dirinya kelola. Alasan itulah yang membuat Rara jarang bertemu dengan ibunya.

"Hallo Thea, tolong Rara dong! Mobil kesayangan Rara mogok di parkiran mall jadi Rara gak bisa pulang ni"

"Rara gue lagi di les ini, gue lagi ada ujian jadi gue gak bisa bantu lo" ucap Thea dengan sedikit berbisik. Rara yang menyadari hal itu langsung memutuskan panggilannya dengan Thea.

"Okee ini pertologan terakhir gue" ucap Rara yang kemudian menempelkan ponselnya tepat di telinga.

"Agrelia lo dimana? Bantu gue dong!! Mobil gue mati di parkiran mall, gue pengen pulang tapi enggak bisa, gue takut sendiri disini"

"Rara lo sekarang tenang gue kesana, tapi agak lama bisa? Sebab gue lagi di-"

"Lia dimana aja lo tolong gue!! Gue udah telpon Thea tapi dia lagi ada ujian di les jadi gak bisa kemari, ini udah hampir sore lagi"

"Okee gue sekarang juga kesana"

Rara mematikan ponselnya. Rara bukanlah orang hebat. Gadis itu akan merasa takut jika berada sendiri di tempat umum. Ditambah lagi sekarang mobilnya yang tidak mau hidup. Sebuah notif masuk membuat Rara terfokus kepada ponselnya. Notif itu dari Agrelia. Agrelia menyuruhnya untuk menunggu karena sebentar lagi akan datang seseorang untuk membantunya. Agrelia juga meminta maaf karena tidak bisa menemuinya. Rara tidak mempermasalahkan hal itu. Rara harus mengerti karena setiap orang memiliki kesibukan masing-masing.

Rara mulai bosan menunggu. Dari tadi gadis itu hanya bisa memainkan ponselnya. Beberapa menit telah berlalu hingga Rara berpikir ingin pulang berjalan kaki saja dan membiarkan mobilnya di parkiran. Rara kini dapat melihat dua laki-laki yang berjalan kearah mobilnya. Rara memperkirakan salah satu dari mereka adalah montir dan satunya lagi asisten Arga. Rara kini menyadari satu hal.

 A dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang