part 7

31 7 1
                                    

Jam istirahat kali ini Lia memilih untuk pergi ke perpustakaan seorang diri. Sebenarnya Nikitha dan Vanessa sudah menawarkan diri untuk ikut namun Lia menolaknya dengan halus.

Perpustakaan terlihat sepi, hanya ada beberapa anak yang sedang membaca, tidur, dan seorang penjaga perpustakaan yang sedang menulis sesuatu di sebuah buku besar.

Lia duduk di sudut ruangan setelah menemukan buku yang cocok untuk ia baca. Mungkin karena saking seriusnya Lia sampai tak sadar jika sedari tadi ada orang yang duduk di depannya dengan tatapan yang terus mengarah padanya.

"Astagfirullahal'azim" kaget Lia ketika melihat orang yang duduk di hadapannya dengan senyum-senyum

"Makanya kalau baca itu jangan terlalu fokus, sampai nggak sadar kalo ada orang kan?" Kata orang tersebut

"Ya kalau baca nggak fokus gimana bisa menghayati ceritanya" dumel Lia pelan yang masih bisa didengar orang tersebut

"Aelah Kalo bicara tuh yang keras nggak usah gengsi" Kata orang tersebut dengan nada mengejek

"Ihh biarin lah, suka-suka aku. Bukan urusan kakak" kata Lia ketus

"Sans aja kalik panggil gue Vian kalau pas nggak kegiatan OSIS"

Ya! Orang tersebut adalah Vian. Kakak kelas sekaligus Ketua OSIS yang terkenal dinginnya. Namun perlu dicatat semua itu tidak berlaku pada Lia karena ia mencintainya.

"Gk enak lah kak. Nanti dikira aku adik kelas nggak tau sopan santun lagi"

"Dan perlu Lo catat lagi, kalau nggak kegiatan OSIS kita pakai lo-gue aja"

"Yaudah kak, oke terserah deh. Sekarang Lo mau apa disini kak?"

"No!! Nggak boleh ada embel-embel kak!" Koreksinya

"Iya-iya. Lo mau apa kesini?"

"Nggak ke kantin Lo?" Tanya Vian

"Lo bisa lihat sendiri kan gue sekarang ada dimana" ketus Lia

"Yaudah kantin yok!" Serunya

"Duluan aja"

"Nggak bisa, harus bareng!" Kekehnya

"Ihhh iya udah ayo" jawab Lia malas-malasan.

***

Pemandangan pertama yang Lia lihat ketika memasuki pintu kantin adalah pemandangan yang membuat dadanya sesak. Sebisa mungkin Lia tetap terlihat biasa saja mengingat ada Vian di sampingnya.

"Oi duduk mana nie? Penuh semua" kata Lia

"Tenang, ada gue disini" sombong Vian

"Disini beli makanan nya aja gmn? Nnt kita makan di taman belakang sekolah aja" saran Lia

Sebenarnya usulan tersebut agar ia tidak berlama-lama di kantin untuk melihat semua kejadian yang membuat dadanya sesak.

"Yaudah gitu, kenapa nggak bilang dari tadi coba?" Setuju Vian

"Yeee, Lo nya aja nggak tanya"

"Iya udah salah gue, maap" kata Vian "sekarang kita bagi tugas ya! Lo ke stand minuman, gue ke stand makanan. Gmn setuju nggak?" Lanjut Vian

"Oke. Lo mau minum apa?"

"Samain aja sama Lo" kata Vian "Lo mau makan apa?" Lanjut Vian

"Mm... Mie ayam aja" jawab Lia setelah sekian detik berfikir

"Okeee"

Tanpa disadari, Lia akan melewati tempat dimana Rama dan cewek tersebut berada. Saat Lia sadar bahwa selangkah lagi ia akan melewati tempat Rama ia berusaha mengalihkan pandangannya. Namun sepertinya takdir tidak berpihak padanya kali ini.

"Tunggu, Lo Lia kan?" Panggil Rama tepat saat Lia berada di hadapannya

"I...iyyy....ya kak" jawab Lia gugup

"Santai aja kalik nggak usah gugup gitu. Gue gak gigit kok. Hahaha" terkekeh Rama

Lia pun hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, berusaha untuk mengurangi kegugupannya.

"Ihhh... Sayang kamu ngapain sih godain adik kelas itu" kata wanita disebelah Rama dengan nada manja

"Suka-suka gue lah. Ini hidup gue bukan hidup Lo!" Ketus Rama

"Tapi aku disini kan sebagai pacar kamu" tutur wanita itu masih dengan nada manja membuat siapa saja yang mendengarnya muak

Lia sedari tadi hanya diam berusaha untuk menyembunyikan senyum dan air matanya. Senyum karena merasa Rama membelanya dan air mata karena Rama telah dimiliki cewek lain.

"Asal Lo tau Nan, Lo itu kayak cewek murahan. Lo yang setiap hari nge-chat gue duluan, Lo yang ngungkapin cinta ke gue duluan, Lo yang dengan PD-nya nembak gue duluan." Kata Rama panjang lebar

Orang tersebut adalah Kinan teman seangkatan Rama namun ia anak kelas IPS. Kinan memang terobsesi dengan Rama sejak kelas X namun Rama tak pernah mengubrisnya.

"Terus kenapa kamu terima waktu aku tembak?" Tanya Kinan dengan mata berkaca-kaca

"Karena gue cuma mau mainin Lo. Kayak mantan-mantan gue" santai Rama

Kinan yang mendengar hal tersebut lantas menangis histeris membuat Lia kebingungan untuk menenangkannya. Lia pun tak urung meneteskan air mata akibat perkataan Rama.

"Se...ka...rang.... Hiks hiks... Gu...gue.... Hiks... Mau kita putus hiks...." Kata Kinan dengan sesegukan

"Oke bukan masalah" santai Rama

Kinan yang merasa malu pun akhirnya pergi meninggalkan kantin. Lia pun bergegas pergi dengan air mata yang sesekali menetes.

***

Halloooo halloooo

Gimana sama part kali ini??

Cukup emosi??? Cukup seru???

Katakan sesuatu untuk Rama???

Jangan lupa vote dan comennya yaaaa🌹🌹🌹

Jangan lupa share ke temen-temen nya jugaaa biar sama-sama baca 'Pengagum Rahasia'

Maafkan author yang masih sangattt amatir🙏🙏

Salam darii author🧡

ApriliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang