part 12

28 6 1
                                    

Hari ini lebih tepatnya waktu ini Lia akan menjalankan misinya demi mendapatkan hati Rama.

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Lia pun bergegas pergi ke parkiran sekolah hanya untuk mendapatkan tumpangan Rama.

"Hai kak Rama? Boleh bareng nggak? Aku nggak ada yang jemput tuh gimana?" Tanya Lia beruntun

"Naik taksi" jawab Rama singkat

"Aku nggak punya aplikasinya kak, gimana dongk? Kalau naik angkot adanya juga paling agak jauh dari sekolah"

Bohong! yang dikatakan Lia sungguh kebohongan. Bagaimana bisa angkot adanya jauh dari sekolah. Sedangkan setiap hari ia selalu pulang menggunakan angkot.

"Numpang kak Rama boleh ya? Ya ya kak?" Lanjut Lia sambil mengeluarkan puppy eyes nya

"Nggak"

Setelah mengatakan itu Rama melaju menggunakan motor ninjanya membelah jalanan ibu kota.

Sementara Lia hanya bisa menghela napas sabar dengan sikap Rama sekarang. Ia menyesal telah mengungkapkan perasaannya kepada Rama, yang justru membuat Rama seakan menghindarinya.

***

Lia diam termenung menatap jendela kamarnya sembari memikirkan apa yang bisa ia lakukan demi mendapatkan cintanya Rama.

Ya! Ia teringat bahwa akhir-akhir ini ia tidak lagi memberikan bekal untuk Rama. Besok pagi ia akan memasakkan nasi goreng untuk Rama. Semoga saja Rama mau menerima nya.

Dan besok ia tidak akan memberikannya ke loker lagi tapi langsung kepada orangnya.

Lia memilih untuk beristirahat agar besok bisa bangun pagi-pagi untuk mempersiapkan segalanya sendiri.

***

Pagi ini Lia bangun lebih awal dari biasanya. Bahkan tanpa di bangunkan oleh mamanya.

Sekarang Lia sudah ada di dapur padahal adzan subuh baru selesai berkumandang. Lia memasak dengan rambut yang dikuncir asal.

"Wah anak gadis mama udah bangun. Hemm masak apa nih? Kok baunya harum banget" suara wanita paruh baya yang baru saja tiba di dapur

"Bikin nasi goreng ma"

"Emang bibi nggak masak?? Kok tumben kamu buat makanan sendiri"

"Masak kok ma. Cuma ini Lia masak buat bekal ke sekolah kok ma"

"Sejak kapan kamu mau bawa bekal ke sekolah?" Tanya mamanya mulai curiga

Lia menunjukkan cengirannya "bukan buat Lia ma. Tapi buat seseorang"

"Wah wah pasti ada apa apa ini. Iya kan? Hayo jujur siapa pacarmu?"

"Loh kok sampai pacar sih ma. Nggak kok, Lia nggak punya pacar"

"Yaudah deh serah kamu aja. Mama keatas lagi ya" kata mamanya yang diangguki oleh Lia.

20 menit berlalu akhirnya nasi goreng buatan Lia pun sudah siap. Ia bersiap-siap pergi ke sekolah dengan wajah sumringah.

"Ma, pa Lia berangkat ke sekolah dulu ya. Assalamualaikum" pamit Lia kepada kedua orang tuanya

"Iya hati-hati. Waalaikumsalam" jawab kedua orang tuanya.

***

Setibanya di sekolah Lia memilih pergi ke kelas XII terlebih dahulu. Saat melewati lapangan tidak sengaja mata Lia menangkap anak basket yang sedang latihan. Disana terdapat Rama juga membuat Lia menghentikan langkahnya dan menyaksikan latihan basket tersebut.

Namun saat sedang asyik memperhatikan, Lia tidak menyadari jika dari arah berlawanan bola terlempar dengan kuat dan siap menghantamnya.

"LIAAA AWASSS" teriak Vian

"AWASSS" teriak siswa-siswi yang juga ada disana

Semua terlambat Lia telah terhantam bola basket dengan kuatnya. Bahkan kini pandangannya telah mengabur dan semuanya menjadi gelap

"Woi siapa yang lembar bola ini tadi?!" Teriak Vian kepada semua orang yang bermain basket

Rama berjalan dari arah lapangan dengan santainya "gue" kata yang keluar dari mulut Rama mampu membuat rahang Vian mengeras

"Lo tuh kalau main bola lihat situasi dulu bisa nggak sih?! Kalau kayak gini kan yang celaka orang lain! Sadar nggak sih Lo?!" Kata Vian namun Rama tetap santai

"Eh bego! Itu orang pingsan harusnya kalian bawa ke UKS bukan malah debat nggak penting kayak gini!" Sarkas Rian yang baru tiba di lapangan

***

Halloooo halloooo

Gimana sama part kali ini? Greget nggak??

Jangan lupa vote dan comennya ya^^ kalau nggak baca aja juga gapapa

See you next chapter^^

Salam dari author 🧡

ApriliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang