Pintu UKS dibanting dengan kasar hingga menimbulkan suara benturan yang keras. Petugas kesehatan yang berada di UKS terkejut dengan apa yang terjadi.
"Ada apa ini?" Tanya dokter jaga di UKS
"Dia pingsan dok, terkena lemparan bola di lapangan" jawab Vian
Ya! Orang yang sekarang berada di UKS dan membanting pintu adalah Vian. Ia yang menggendong Lia untuk segera mendapatkan pertolongan. Rama? Jangan tanyakan, dia dengan santainya pergi ke kantin.
"Baiklah biar saya periksa sebentar" ucap dokter tersebut
Petugas PMR yang juga sedang berjaga di UKS segera menyiapkan peralatan dan mengambilkan teh hangat.
"Dia tidak apa-apa. Hanya syok dan terdapat sedikit memar di bagian pelipis nya." Kata dokter tersebut setelah memeriksa keadaan Lia
"Syukurlah. Terimakasih dokter, kalau begitu saya keluar sebentar" kata Vian dengan nada datar dan mendapat anggukan dari dokter "silahkan" ucap dokter.
Saat tiba di pintu UKS Vian bertemu dengan sahabat-sahabat Lia serta Rama dkk. Rahang Vian mengeras ketika mendapati sosok Rama yang berada di pintu.
"Masih punya hati Lo?" Tanya Vian dengan nada sinis dan senyum miring
"Sudahlah sebaiknya kita bicarakan itu nanti. Yang penting sekarang keadaan Lia dulu" ucap Vanessa menengahi
Ya! Sahabat-sahabat Lia sudah tau jika ini semua ulah Rama. Sebenarnya mereka juga marah namun ketika menyadari itu semua terdapat unsur ketidaksengajaan maka mereka memilih berdamai. Sebenarnya ini juga dengan bantuan nasihat dari Deva dan Rian karena Vanessa dan Nikitha sangat memaki-maki Rama.
"Kak Vian mau kemana?" Tanya Nikitha berusaha mengalihkan perhatian
"Kantin" jawabnya singkat "titip Lia" lanjutnya. Nikitha dan Vanessa hanya mengangguk
Ketika tiba di dalam UKS. Mereka melihat Lia sudah sadarkan diri dan telah bersandar di sandaran ranjang UKS.
"Gimana keadaan Lo Lia?" Tanya Nikitha
"Alhamdulillah gue baik-baik aja sih. Nggak kenapa-kenapa kok cuma agak pusing aja"
"Ma Lo minta maaf lah ini semua kan juga karena ulah Lo" bisik Rian tepat di telinga Rama.
"Lo wakilin aja ya gue sibuk"
Sedari tiba di dalam ruang UKS Rama hanya menampilkan muka datarnya dan sibuk dengan ponselnya, ralat menyibukkan diri dengan ponselnya.
Namun dibalik itu semua Rama mempunyai niat baik untuk meminta maaf kepada Lia melalui pesan wa.
'Gue minta maaf' tulis Rama di pesannya. Lia yang juga sedang bermain hp pun kaget ketika mendapat pesan seperti itu. Ia melirik kearah Rama, orang tersebut nampak datar dan tenang seolah tidak terjadi apa-apa.
"Li, gue minta maaf ya atas kelakuan temen gue"
"Iya gapapa kok kak Dev, sans aja gue gapapa"
"Li, Lo mau pulang apa lanjut sekolah nih?"
"Lanjut dong kak Yan" jawab Lia dengan wajah sumringah
"Lo anterin ke kelas sono, kasian tau. Ini semua kan juga karena ulah Lo" bisik Deva di telinga Rama namun masih bisa di dengar oleh semua yang ada di ruangan itu
Lia nampak senyum-senyum mendengar ucapan Deva dan tidak urung kini pipinya telah bersemu merah.
Rama tidak menggubris perkataan Deva. Ia masih sibuk dengan ponselnya hingga akhirnya Deva mengambil paksa ponsel Rama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aprilia
Teen FictionKisah tentang seorang gadis remaja yang berusaha mendapatkan cinta sang bad boy sekaligus most wanted sekolah. Dilain hati, ada seorang Ketua OSIS yang rela sakit hati demi mencintai seorang gadis yang hatinya telah diberikan kepada pria lain. Apa...