Keesokan paginya saat Lia tiba di sekolah lapangan utama penuh dengan lautan manusia. Lia yang merasa heran pun akhirnya ikut nimbrung dengan lautan manusia tersebut dan melihat Rama yang telah adu jotos dengan Vian.
"Kenapa kalian ga pisahin mereka?! Kalian lihat ngga tuh mereka udah pada babak belur kayak gitu?!" Bentak Lia kepada manusia-manusia yang hanya melihat perkelahian tersebut tanpa ada niat untuk memisahkan.
"KAK RAMA! KAK VIAN! BERHENTI!!!" Teriak Lia sembari berlari kearah dua orang tersebut. Namun naas saat Lia ingin melerai mereka Lia justru terkena tonjokan dari Rama.
"LO APA APAAN SIH?!! MAU LO APA HA?!" Teriak Vian saat melihat Lia yang sudah tak sadarkan diri.
Tanpa berniat membalas perkataan Vian, Rama langsung menggendong Lia menuju UKS, tentu hal tersebut tidak lepas dari tatapan manusia-manusia kepo.
***
Sesampainya di UKS Rama langsung membaringkan Lia di tempat yang telah disediakan. Entah sengaja atau memang kebetulan saat ini petugas UKS ternyata sedang tidak ada. Rama terpaksa harus mengobati Lia dengan tangan nya sendiri.
"Ck, nyusahin aja sih jadi cewek. Udah tau lemah sok-sok an jadi pahlawan!" Gerutu Rama sembari mengobati luka di beberapa bagian wajah Lia.
Belum sempat Rama menyelesaikan aktivitasnya, ternyata Lia sudah sadar dan meringis ketika Rama sedikit menekan lukanya yang baru diobati.
"K..kak R...Raa... Rama?" Tanya Lia dengan terbata, setelah membuka matanya dengan sempurna.
"Apa yang terjadi kak?" Tanya Lia lagi.
"Ck! Gausah sok lupa deh Lo" jawab Rama dengan ketus.
Lia berusaha mengingat-ingat apa yang terjadi dan akhirnya "Astaghfirullah, Kak Rama ngapain malah ngobatin aku? Kakak ngga lihat gimana kondisi kakak?!" Cerocos Lia dengan nada sedikit tinggi.
Rama menatap Lia dengan tajam, "Ini juga karena Lo! Makanya udah tau cewek kayak Lo itu lemah, ngga berguna! gausah sok-sok an jadi pahlawan! Lo tuh bukannya nolongin orang malah ngerepotin orang! Tau ga?!" Ucap Rama panjang dengan nada ketus dan sesekali membentak
Deg
Lia yang mendengar semua itu tidak dapat menahan air matanya untuk jatuh. Bahkan sekarang telah terbentuk aliran sungai kecil di wajah Lia.
Tanpa sepatah katapun Rama berlalu meninggalkan Lia sendirian di UKS bertepatan dengan isakan-isakan kecil yang mulai terdengar.
***
"Habis darimana Lo, Ram?" Tanya Nava ketika berpapasan dengan Rama di pintu kelas
"UKS" jawab Rama singkat
"Napa tuh muka Lo ditekuk kek baju belum di setrika begitu?" Ejek Fitri dari meja belakang kelas
"Gara-gara tuh adik kelas songong sok-sok jadi pahlawan eh taunya nyusahin orang" cibir Rama
"Siapa yang Lo maksud? Kelas berapa tuh?" Kata Melani ikut nimbrung
"Lia lah siapa lagi? Anak kelas XI yang ditaksir ama si Vian tuh" celetuk Rian yang memang melihat kejadian di lapangan tadi.
"Wah sumpah parah banget yah tuh cewek! Cowok sana sini diembat semua! Centil banget sih jadi cewek! Cantik juga biasa aja!" Cerocos Melani dengan emosi menggebu-gebu.
"Eh Mel, Lo ngga boleh gitu juga. Lo belum tau gimana Lia sebenarnya. Jadi jangan mengambil kesimpulan hanya dengan satu sudut pandang" jelas Fitri dengan bijak
Sementara di UKS Lia masih sibuk menangis sesenggukan sembari bertanya pada dirinya sendiri.
"Hiks... A..apa aku be... be...gitu lemahnya sampai-sampai Kak Rama bilang kayak gitu?"
"Ke...napa a...ku dibilang sok pah...pahlawan? Pa...padahal aku hanya i...ingin me...lerai mereka" gumam Lia sembari sesegukan dan menghapus air matanya dengan kasar.
"Gak aku ga boleh kayak gini! Aku harus semangat! Aku kan udah tau konsekuensinya kalau suka sama kak Rama!" Lanjut Lia dengan nada yang dibuat ceria.
"Lia ini belum seberapa, suatu saat pasti ada yang lebih dari ini! Kamu harus bisa kuat! Kamu pasti bisa! Demi Rama!" Kata Lia dengan semangat menggebu-gebu.
***
Saat ini Lia sedang di perjalanan menuju kantin. Ya, dia kini sendiri. Karena dua sahabatnya sudah bilang bahwa mereka telah berada di kantin.
"Eh iya kebetulan ada kak Rama, kan tadi aku belum sempet bilang makasih" ujar Lia dalam hati ketika akan tiba di meja Rama dkk.
"Eh tapi bilang ga ya? Kalau ga bilang dikira ga tau terimakasih kalau bilang takut kak Rama masih marah"
"Emm... Per...permisi k..kak" ucap Lia gugup. Yap, akhirnya Lia memutuskan untuk menemui Rama sejenak.
Semua orang menoleh ke sumber suara, seketika Melani langsung menatap Lia dengan tajam dan sinis.
"Eh iya... Ada apa Lia?" Tanya Fitri dengan ramah
"I... Itu ka...kak mau bilang makasih sama k..kak Ra... Rama"
Rama yang merasa namanya terpanggil langsung menoleh dengan sebelah alis terangkat.
"Ka...kak makasih ya tadi udah nolongin Lia" kata Lia dengan sopan
"Hm" jawab Rama
"Kak Rama udah makan? Atau mau aku pesenin" tawar Lia
"Gw ga makan" ketus Rama
"Yah kakak gimana sih kok ga makan? Nanti kalau sakit gimana? Kita itu harus jaga kesehatan kak!" Cerocos Lia panjang lebar
BRAK!
***
Hallo halloo 👋🏻
Apa kabar kalian semua? Semoga sehat selalu yaa😉Gimana nih responnya setelah baca part ini??
Satu kata untuk Rama??
Jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komennya ditunggu kakak:)😂
Jangan lupa rekomendasiin 'Aprilia' ke teman, saudara, tetangga, keluarga, dan semuanya yaaa
See youu
Salam hangat🌹😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Aprilia
Teen FictionKisah tentang seorang gadis remaja yang berusaha mendapatkan cinta sang bad boy sekaligus most wanted sekolah. Dilain hati, ada seorang Ketua OSIS yang rela sakit hati demi mencintai seorang gadis yang hatinya telah diberikan kepada pria lain. Apa...