17

12 4 1
                                    

"bersikap seolah-olah mengenal,
Padahal tidak mengenal
Sama sekali ".
Kyla syreen abigail

******

"hallo ma"

"..........."

"iya,  kyla baik-baik aja kok"

"..........."

"iya ma,  kyla makan teratur juga"

".........."

"bagus kok,  teman-temannya juga ramah-ramah"

"..........."

"ma, ky bingung ni"

"..........."

"ky,  apa sebelumnya pernah kenal dengan mereka qlin, mita, via,  dan vica ? Soalnya ky,  kok rasa udah akrab banget dengan mereka.  Padahalkan baru kenal "

"............"

"oh,  mungkin perasaan ky aja kali ya"

"........."

"ok,  ma.  Ky tutup dulu ya,  jga kesehatan ok salam huga dengan papa.  Byeee"

"........."

"ok"

Telfon dari mamanya pun berakhir, kyla pun melangkahkan kakinya menuju ruang tamu apartemennya.

"sepi banget ya" monolog kyla.

"kayaknya gara-gara kebiasaan ada mereka qlin ni di apartemenku.  Jadi sekarang berasa hidup sendiri ni" monolognya lagi.

"tapi mereka sebenarnya kemana sih?  Ngga biasanya main pergi-pergi aja" monolog kyla,  sambil memakan cemilan yang ada di atas meja.

"bagusnya sekarang aku ngapain ya? Apa belanja aja? Makan di luar? Perpustakaan? Atau jalan-jalan di sekitar apartemen aja deh!  Kan aku belum terlalu kenal daerah sini" ucap kyla pada dirinya sendiri,  kemudian ia berlalu menuju kamarnya untuk menganti pakaian dan mengambil tas serta dompetnya.

******

Kyla pun duduk di kursi kosong pada halte di depan apartemennya,  sambil sibuk dengan handphone yang berada pada tangannya tanpa menghiraukan keberadaan orang-orang yang ada di sekitarnya.

"ehem...  Lo kyla kan? Gue ngga salah orang kan" ucab seseorang yang membuat kyla menghentikan aktivitasnya sejenak dan melihat pada orang yang tengah berbicara padanya.

"iya aku ky" ucapan kyla terputus ketika melihat siapa yang tengah berbicara padanya,  raut wajah kyla berubah menjadi gusar panik.

"hy.. Hy,  ky lo kenapa? " tanya pemuda itu sambil mendekati kyla meninggalkan motornya yang sudah terparkir rapi di tepi jalan.

Hal itu membuat kyla semakin panik dan mulai mengambil ancang-ancang untuk melangkah pergi.  Namun entah kenapa kakinya tidak bisa di ajak kompromi.

"lo kenapa sih ky?" tanya pemuda itu yang tak lain tak bukan adalah reza,  reza pun memilih untuk duduk di kursi kosong tepat di sebelah kyla.

"eeeeengak kok, aku nggak kenapa-napa" ucap kyla terbata-bata masih dengan wajah yang pucat pasi.

'kok aku takut banget ya dengan reza,  apa karena larangan qlin dan yang lain' batin kyla.

"lo mau kemana ky? Kok sendirian aja,  ke mana sahabat-sahabat lo" tanya reza sok akrab, sambil celingak-celinguk melihat ke arah apartemen kyla.

"mereka lagi pergi" jawab kyla tanpa menoleh ke arah reza.

"oooh gitu,  kok lo ngga ikut? Padahal setau gue kalian selalu sama-sama" ucap reza lagi.

'kok dia sksd sih! Banyak tanya lagi' batin kyla, sambil menatap kearah reza tanpa minat.

"kyla,  lo kenapa? " tanya reza lagi sambil memukul pelan pundak kyla,  untuk menyadarkan kyla dari lamunannya.

"eeh,  aku nggak papa kok. Za kamu mau kemana? " ucap kyla basa-basi.

"oooh,  gue mau ke perpustakaan. Lo mau ikutan? " tanya reza ramah.

'apa salahnya jugakan,  reza kayaknya baik kok.  Seandainya ngga,  waktu itu aku sampai ke sekolah aman-aman aja kok' batin kyla.

"ok,  ayo aku ikutan ya" ucap kyla ramah,  membuat reza menunjukan senyum manisnya.

"boleh aja,  ayo" ucap reza sambil membawa kyla menuju motornya.

"pegangan ya ky,  kita berangkat" ucap reza di balik helmnya.

"ok, jalan" ucap kyla,  bertepatan dengan motor yang mulai melaju melintasi jalan-jalan ibu kota.

******

Perpustakaan kota

Kyla pun memilih-milih novel pada rak-rak buku fiksi,  begitu juga dengan reza yang tengah sibuk memilih buku astronomi pada rak buku yang berbeda.

'eeeem,  baca apa ya?' ucap kyla dalam hati,  sambil memilih novel terjemahan karya penulis-penulis terkekenal.

"ky,  ni komik kesukaan lo kan" ucap reza dengan suara pelan,  agar orang-orang yang berada pada perpustakaan itu tidak merasa terganggu.

Reza pun menyerahkan komik why?  Pada kyla.

"eeeh,  iya itu kesukaan aku" ucap kyla pelan sambil mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Kyla pun mengambil dengan ragu komik itu dari tangan reza.

'sejak kapan aku suka baca komik? ' tanya kyla dalam hati sambil memaksakan tersenyum kepada reza.

'sksd banget sih reza,  tapi lumayan seru sih. Tapi kok,  aku ngerasa ngga asing ya dengan komik why? ' batin kyla sambil melangkahkan kakinya berbarengan dengan reza untuk mencari kursi kosong pada perpustakaan kota itu.

Ketika sudah mendapatkan temlat duduk,  kyla dan reza pun larut pada buku masing-masing. 

Sebenarnya hanya reza yang larut pada buku bacaannya,  karena kyla sekarang tengah sibuk memikirkan mengapa ia tidak asing dengan komik why yang ia pegang sekarang.

'aaaa,  komik why kan tenar. Mungkin itu penyebabnya aku merasa komik ini tidak asing'batin kyla,  kemudian lebih memilih untuk membuka aplikasi wattpad pada handphonenya.

"ky,  lo ngga baca komik? " tanya reza dengan suara pelan,  agar tidak mengganggu penghuni perpustakaan lain.

"eeh,  lagi ngga mood za" ucap kyla, yang hanya dibalas dengan anggukan kepala dari reza.

******

Hy semua.........
Maaf ya baru up lgi 🙏🙏

Soalnya author juga lgi cari visual novel ini, dengan buat novel ke-2

Jadi tetap setia ya baca
"my perfac boy"

Salam sayang dari author ❤❤

Follow akun author
@angeldivyani

My perfec boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang