2

9.8K 471 1
                                    

" Woy princess kita senyum woy" heboh Aldo
"Wah keajaiban ini mah" ucap Zidan
"Gue mau berusaha gk dingin lagi. Mulai sekarang" ucap Aldis to the point
" wah beneran nih... nanti aku ajarin deh biar gk dingin lagi" ucap vero dan tersenyum lebar.

🍁🍁

Mereka (5 sekawan dan Aldis) sekarang berada di Rumah Rendy. Tadi sepulang sekolah mereka langsung ke rumah Rendy tanpa ganti seragam dulu. Karena apa, karena di rumah Rendy sudah tersedia pakaian mereka semua. Bahkan dirumah mereka masing" tersedia baju" mereka ber 6.

"Peraturan untuk bersikap ramah: 1. Senyum ke semua orang yg kita temui, 2. Coba bicara sama mereka dengan nada yang ramah disertai senyuman, 3. Jangan natap mata mereka dengan tatapan tajam 4. Kamu ha...."ucapan vero terpotong oleh Aldis

"Ga jadi berubah gue. Gue akan usaha nggak dingin buat kalian ber 5 aja selebihnya gak akan" ucap Aldis disertai senyum menawan.

"Lo tau princess, lo itu cantik kalo senyum. Dan serem kalo dingin. Mungkin jika lo rubah sikap lo jadi lebih hangat, mereka mau temenan sama lo" ucap Ryan

"Gue gak butuh banyak temen yang fakefriend. Kalian cukup buat gue. Gue perlu temen yang kayak kalian. Yg selalu ada buat gue saat susah senangnya gue" ucap Aldis datar

"Ok ok kita gk akan paksa lo kok. Asalkan lo mau rubah sikap lo sama kita"ucap Zidan

"Gue usahain ya. Boleh gue manggil kalian bang. Gue kan yg paling muda diantara kalian" ucap Aldis dengan puppy eyesnya

"Boleh. Tapi gk usah pasang puppy eyes juga dong. Mau gue gigit lo. Karena lo terlalu gemes"ucap Aldo

"Gue bilangin bang Rendy mampus lo" ucap Aldis dgn senyum sinisnya
"Ampun, jangan bilangin Rendy. Bisa abis gue sama dia" ucap Aldo sambil cengar cengir.

"Sayangnya gue denger percakapan kalian semua walaupun gue pake airphone. Dan lo Aldo mau minta di apain lo"ucap Rendi sambil melepas airphonenya dan melangkah mendekati Aldis

"Ampun bos elah canda gue" ucap Aldo sambil mengacungkan jari yg berbentuk V

"Sukurin lo... hahahahaha" ucap Aldis dan tertawa

Rendy merengkuh Aldis dan membelai surainya. Aldispun balas memeluk Rendy.
"Tetap jadi diri kamu sendiri jangan jadi orang lain. Okey..."ucap Rendi
"Okey bang...aku sayang kalian semua abangku" ucap Aldis lalu disusul tawa mereka dan bergabung dalam pelukan itu.

"Sesek napas gue.." ucap Aldis dan mendorong mereka sedangkan yg didorong tertawa lepas
Hahahahhahahahaha....

"Karena gue lagi bahagia. Gimana kalo kita bertarung. 1 lawan 5 gimana setuju. Oke setuju aja ya karena gue gk terima penolakan. Kuy jalan ke halaman belakang" ucap Aldis santai dan berjalan duluan

Sedangkan 5 sekawan itu menelaan ludahnya susah payah

"Mampus..."batin mereka tapi tetap jalan mengikuti Aldis

Skip halaman belakang

"Ayo maju... kalian"ucap Aldis
"Gk 1 lawan 1 aja nih bee"tawar Aldo
"No no no"tegas Aldis

Tanpa aba" mereka melawan Aldis dengan kompak sedangkan Aldis hanya menghindari serangan mereka.

"Segitu aja kemampuan kalian. Bagaimana mau lindungin orang yg kalian sayang kalo kalian belum bisa ngalahin gue"ucap Aldis dgn tenang

"Sekarang giliran gue"sambung Aldis dan..
.
.
.
.
.
.
.
Berakhirlah mereka ber 5 babak belur karena dihajar Aldis. Sedangkan Aldis tak mendapatkan satu lukapun.

"Hahahaha...bang muka kalian lucu minta di tampol..hahahahaha" ucap Aldis sambil tertawa geli

"Lucu ndasmu...wong loro kabeh koiki awakku rasane pak tugel shhh..(lucu palamu...orang sakit semua gini badanku rasanya seperti mau patah semua shhh..)"ucap Zidan dengan bahasa jawanya
diakhiri dengan ringisan

Sedangkan yang lainnya hanya bisa mengangguk.
"Makanya bang. Banyakin latihan . Jangan cewek mulu yang dikejar tapi gak tau kapan bagi waktu latihan. Gue cabut dulu. Bye.." ucap Aldis dengn nada halus namun mata yang menatap tajam.

Lalu meninggalkan mereka semua yg menelan ludah dengan susah payah bahkan menahan nafas sampai Aldis benar-benar pergi.

"Gila bener kita punya adek yang serem"ucap Vero
"Ayo lah kita masuk. Obatin luka kita"ucap Zidan
"Kuy lah" ucap mereka dan melangkah memasuki rumah
"Hari minggu kita kumpul. Latihan di rumah Vero gimana?"usul Ryan
"Oke kita setuju"

Sedangkan dilain tempat
Aldis baru saja pulang dari rumah Rendy dan mampir ke taman . Sore mulai berganti malam namun Aldis masih duduk di bangku taman.

Tes..tes..tes...

Rintik hujan turun menyadarkan Aldis bahwa sore telah berganti malam

Aldis berlari menuju mobilnya namun ia memelankan larinya ketika mendengar suara anak menangis. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat kerumunan orang di bawah pohon dekat penjual icekrim.

Aldis melangkah ke kerumunan itu dan melihat ternyata hanya anak kecil sekitar umur 3 tahun yang sedang menangis dan berusaha dibujuk orang-orang disekitarnya agar diam.

Aldis pov

Tak sengaja mataku bersitubruk dengan iris mata anak itu. Anak yang cantik dan menggemaskan dengan iris biru. Sejenak anak itu terdiam namun aku tak peduli lagi karena anak itu mungkin hanya ingin ice krim.

Kulangkahkan kaki ku menuju mobil yang berada disebrang jalan. Namun baru beberapa langkah kudengar suara anak kecil itu mungkin.

"Ma..mama...ma... mama..." anak kecil itu memanggil mamanya..

Kulangkahkan kakiku kembali tapi kurasakan ada tangan mungil yg memeluk kakiku dari belakang. Ku lihat kebelakang dan ternyata anak kecil tadi.

Kusejajarkan tinggiku dengannya.

"Hai anak manis"sapaku
Tapi bukannya membalas sapaanku anak itu malah memeluku erat sambil menangis dan menyebut mama beberapa kali.
Aku hanya bisa mengelus punggungnya untuk meredakan tangisnya.

"Heh bu kalo punya anak ya dijaga jangan ditinggalin gitu aja. Kalo punya masalah sama bpknya tuh anak. Jangan anaknya yg dikorbanin dong bu." Omel salah satu ibu-ibu yang sedang hamil dan disertai sorakan dari beberapa orang yang masih disana

What anak gila gue aja masih sekolah. Mana mungkin gue punya anak. Nikah aja belum. Bahkan pacar aja kagak punya gue. Cobaan apa lagi ini. batin ku

"Maaf ya ibu tapi anak ini bukan anak saya" ucapku datar dan melepaskan pelukan itu dan berdiri bersiap untuk melangakah pergi.

"Tapi anak itu. Manggil mbaknya mama. Berarti anak itu anaknya mbak dong" nyolot juga orang orang itu

"Coba saya tanya sama anaknya ya ibu bapak" ucapku berusaha sabar
Sedangkan anak itu berdiri sambil menunduk

"Anak manis tatap mata kakak ya" anak itu mendongak dan menatap mataku
"Bilang sama mereka kalo kamu bukan anak saya" ucapku dan dia langsung menangis memeluk kakiku lagi

Drama macam apa ini .....

"Mama hiks angan inggalin hiks Laina ma. Lain anji hiks lain gk nakal lagi huaaa..."ucap anak itu dgn sesenggukan... duh jadi gk tega gue... mana gue kayak berperan antagonis lagi.

"Tuh benerkan kalo mbaknya itu mamanya... bawa pulang mbak anaknya kalo nggak saya laporin mbak ke kantor polisi"hufft apa boleh buat...ku gendong anak itu menuju mobil meninggalkan mereka yang suka nyinyir...

:) :) :)

Jgn lupa voment nya ya...bye"

Bad Girl Or Mama? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang