Chapter 13; Mansion.

3.7K 648 107
                                    

Notes :

Itu yang di mulmed, anggep aja ilustrasi mansionnya Hongjoong.

______

His Secret • JoongHwa

______








Lembutnya ranjang membuat pemuda itu semakin merapatkan tubuhnya di dalam selimut berwarna biru yang menutupi sebagian wajahnya, kelopak matanya berkedut halus karena terasa terganggu oleh cahaya mentari yang menembus masuk lewat jendela.

Pemuda itu, Park Seonghwa. Mendudukkan tubuhnya secara perlahan dan menyandarkan-nya di headboard ranjang dengan kepala menunduk. Kelopak matanya mulai terbuka secara perlahan, menampakkan iris berwarna coklat lembut yang terkesan hangat.

Iris itu menatap selimut yang berada di atas pahanya dengan pandangan heran, setelah itu. Netranya bergerak untuk menatap sekeliling ruangan besar tempat ia berada dengan mata membulat.

Sebenarnya ia ada dimana?!

Seonghwa membuka selimut berwarna biru itu dengan kasar, ia bergerak membawa tubuhnya bangkit dari ranjang untuk pergi ke arah pintu besar yang merupakan penghubung antara balkon dan kamar yang terletak di sana.

Seonghwa menyentuh kaca itu dengan kedua tangannya. Ekspresinya terlihat sangat kebingungan, di depan sana terdapat hamparan pohon hijau yang menjulang tinggi.

Cklek!

Seonghwa menggerakkan kepalanya untuk menoleh ke arah pintu kayu berjenis jati yang terbuka dan menampakkan tubuh Hongjoong yang sedang membawa nampan kayu yang berisikan sarapan.

Hongjoong menatap Seonghwa dengan lembut. "Pagi." Begitu ujarnya sembari berjalan mendekat ke arah kasur. Hongjoong meletakkan nampan itu di atas meja nakas di samping ranjang.

"Bagaimana tidurmu?" Tanya Hongjoong yang sedang duduk di pinggiran ranjang. "Nyenyak?" Imbuhnya dengan tenang.

Seonghwa berjalan mendekat ke arah Hongjoong dengan langkah pelan. "Tidur ku nyenyak." Seonghwa menatap nampan itu dengan pandangan berbinar.

Tidak, lebih tepatnya hanya kepada roti lapis berisi krim dan buah strawberry utuh.

Seperti mengetahui arah tatapan Seonghwa, Hongjoong hanya berkata dengan nada kelewat santai. "Itu untukmu, makanlah."

Seonghwa menatap Hongjoong dengan binar mata bahagia. "Terimakasih!" Pekiknya sebelum lengannya terulur untuk mengambil roti lapis yang sempat membuatnya tergoda. Dan duduk di samping Hongjoong.

Seonghwa menggigit roti lapis itu dengan pipi merona samar, kedua kelopak matanya sempat tertutup untuk beberapa sekon dengan kepala yang menggeleng pelan karena rasa asam dari buah merah tersebut.

"Hongjoong, kapan kau membelinya?" Tanya Seonghwa sembari menatap Hongjoong lewat sudut matanya.

"Saat di minimarket, aku sengaja membelinya untukmu."

Setelah menjawab Hongjoong hanya memperhatikan Seonghwa makan secara diam sampai Seonghwa memakan bagian terakhir dari roti lapis tersebut.

Lengan Hongjoong terulur secara perlahan ke arah sudut bibir Seonghwa; menghapus sisa krim yang berada disana.

Hongjoong berujar dengan lembut. "Perhatikan cara makanmu, sayang."

Pipi Seonghwa merona hebat. "Apa maksudmu?" Tanyanya dengan kikuk sembari memalingkan pandangannya ke arah lantai.

His Secret • JoongHwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang