03. Kantin

921 396 397
                                    

Hatiku berdebar saat mataku menatap mu. Rasa apakah ini?

ALIZA.🌻
Happy Reading❤️

***

Beberapa menit yang lalu bel istirahat berbunyi, Eliza membereskan buku dan alat tulisnya. Dia menatap ke tiga sahabatnya bergantian, mereka masih sibuk mencatat materi yang di berikan tadi.

Eliza mengambil pena hitam dan buku yang agak tebal berwarna hitam. Dia ingin menulis sesuatu di salah satu lembar kosong dalam buku tersebut. Dia tersenyum sangat tipis lalu mulai menggerakkan penanya.

Selalu teringat senyum yang pernah mekar dari bibir mu, membawa ku pada rasa rindu yang terus menjalar dalam tubuh ku.

Eliza menutup bukunya. Dia memejamkan mata seraya memegang dada kirinya yang kembali sesak. "Allah, sampaikanlah padanya bahwa Izanya sangat rindu," ucapnya dalam hati.

"Akhirnya, selesai juga," kata Amanda, gadis yang berada di samping Eliza. Dia menggerakkan ke dua tangannya, merasa lelah karena menulis.

Gadis yang duduknya berada di depan Eliza berdiri. "Yuk ke kantin! Perut gue udah lapar banget."

"Hayyuk Ra!" Amanda menyetujui ucapan Chayra dengan Semangat. "Tapi Bila kayaknya masih belum selesai."

Merasa namanya di sebut, Bila menolehkan kepalanya ke belakang. "Tinggal dikit doang kok." Bila menyahut lalu melanjutkan kegiatan menulisnya.

"Cepetan Bil! Perut gue udah laper banget," kata Chayra seraya menghentakkan kakinya.

"Sabar napa!" Bila tersenyum puas kala dirinya telah selesai mencatat materi. "Yuk ke kantin!"

Eliza bangkit dari duduknya lalu mengayunkan kakinya yang di ikuti oleh ke tiga sahabatnya. Eliza menatap Amanda yang tiba-tiba berada di samping dan berjalan bersamanya.

"Kemarin pulang bareng Kak Vino, ya?" tanya Amanda.

"Hah? Apa? Beneran? Kok bisa?" Bila sedikit terkejut mendengar pertanyaan Amanda yang di ajukan ke Eliza.

Sudah Eliza duga bahwa salah satu sahabatnya akan mengetahui jika dirinya pulang bersama Vino kemarin. Dia terus berjalan tanpa mengindahkan pertanyaan sahabatnya.

Bila yang berjalan di belakang Eliza mencubit Eliza pelan. "Beneran pulang bareng Kak Vino? Tapi kok bisa? Bukannya Kak Vino itu terkenal malas berdekatan dengan anak cewek? Huwa, cerita dong Liz!"

Eliza memutar bola matanya, membahas laki-laki membuatnya jengah. Dia menganggukkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Bila, jika tidak di jawab maka Bila akan terus bertanya.

"Kok bisa pulang bareng Kak Vino, Liz?" Chayra ikut bertanya, dia mulai penasaran.

Eliza hanya mengangkat bahunya acuh.

Amanda yang berada di samping Eliza tertawa. Padahal mereka telah tahu bahwa Eliza tidak akan berbicara banyak dan tidak berkata apabila tidak penting. Keluarga dan sahabat Eliza berusaha beradaptasi dengan sikap Eliza yang telah berubah.

Chayra memajukan sedikit bibirnya. "Kadang gue kesel, sih, sama sikap Eliza. Gegara kejadian itu kita serasa bukan kehilangan satu orang melainkan dua orang!"

Aliza [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang