Lo beda dan lo mampu buat jantung gue berdegup kencang -Alvino
***
Happy Reading!🌻
Eliza menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Menghembuskan napas kasar, dia sudah terlambat untuk ke sekolah. Saat ini, arlojinya menunjukkan pukul tujuh lebih sepuluh menit.Eliza bergegas keluar dari kamarnya, melewati satu persatu anak tangga dengan cepat. Mencari dan menyerukan nama Mang Ujang untuk mengantarkannya ke sekolah. Baginya, tidak ada arti terlambat untuk belajar.
Tak butuh waktu lama, Eliza tiba di pintu gerbang sekolahnya yang sudah tertutup rapat. Menghela napas, dia menatap ke kanan dimana ada seseorang yang juga terlambat sama sepertinya.
"Lo juga terlambat Liz?" Eliza menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. "Wah! Tandanya emang kita tuh jodoh."
Eliza 'tak mengindahkan ucapan Vino, saat ini dia hanya ingin bisa masuk ke sekolah. Sorot mata gadis itu terlihat sendu membuat hati Vino terasa sesak tiba-tiba.
"Lo kenapa Liz?"
Eliza menggeleng kepalanya. "Masuk."
"Lo mau masuk?" Eliza mengangguk, lalu dia merasakan bahwa Vino menarik tangan Eliza. "Ikut gue, Liz."
Eliza mengerutkan keningnya. "Kemana?"
Vino diam, dia membawa Eliza di depan sebuah pintu. Cowok itu membuka pintu tersebut yang membuat Eliza semakin bingung. Vino menepuk jidatnya melihat raut wajah Eliza yang tak mengerti.
"Lo mau masuk gak? Nah, kita bisa masuk ke kelas lewat pintu ini."
"Bisa?"
Vino mengangguk yakin. "Pintu ini biasanya sering digunain sama anak yang suka bolos." Melihat Eliza yang hanya diam, Vino masuk terlebih dahulu lalu menarik tangan Eliza agar gadis itu juga bisa masuk.
Vino menggenggam tangan Eliza erat, lalu berlari yang otomatis membuat Eliza ikut berlari. Eliza merasa bahwa Vino benar-benar cowok aneh.
"Kita harus lari Liz, biasanya Pak Anton suka keliling di jam-jam segini."
Mendengar itu, Eliza yang larinya pelan semakin dipercepat. Tepat di tangga awal untuk naik ke lantai dua, tiba-tiba ada yang menarik kerah seragam belakang Vino.
Vino berbalik begitu pula dengan Eliza. Di depan mereka saat ini adalah orang yang baru saja mereka bahas. Orang itu berkacak pinggang disertai dengan tatapan tajam membuat Eliza menundukkan kepalanya.
Vino menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Eh, Pak Anton."
"Iya ini saya! Kenapa?!"
Vino menggelengkan kepalanya, dia mendekati dan meraih tangan Pak Anton guna mencium punggung tangan guru tersebut. "Saya mau anterin Eliza ke kelasnya dulu, ya, Pak," kata Vino.
"Ke kelas?" Pak Anton menjewer telinga Vino membuat Eliza menahan tawa. "Sekarang ke lapangan dan hormat bendera sampai jam istirahat!"
Vino memegang telinganya yang terasa panas. "Pak, lama banget sampai jam istirahat." Memasang raut wajah memelas. "Lima belas menit aja, ya, Pak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliza [Revisi]
Ficção AdolescenteHARAP BERSABAR! Eliza senja pratama, gadis cantik dan ceria yang berubah menjadi sosok yang cuek kecuali kepada keluarganya. Berubah karena seseorang yang dicintainya harus pergi meninggalkannya dan tak pernah kembali menyisakan rasa bersalah di hat...