CHAPTER 1

13.2K 114 0
                                    

Kedengerannya aneh, saya adalah seorang Ratu Pesta. Ini benar-benar aneh ketika kamu mengetahui bahwa saya bukan seorang gadis. Mari saya jelaskan.

Saya dan kakak saya selalu bersaing secara kompetitif, karena umur kita hanya berbeda 10 bulan, kita sering sekelas bareng di sekolah. Saya lebih pintar di Matematika dan Fisika dibanding dia, dan dia lebih baik di Sejarah dan Bahasa Inggris, sisa mata pelajaran lainnya kurang lebih kita seimbang. Saya menyombongkan kemampuan fisika saya kepada kakak saya di depan ibu, dan dia marah, dia ingin membuat sebuah taruhan siapa yang akan mendapatkan nilai yang lebih baik pada ujian akhir semester nanti, yang kalah harus melakukan apa yang diperintahkan oleh yang menang, tentu saja saya yakin akan mendapat nilai yang lebih baik darinya, karena saya lebih handal di bidang Fisika dibanding dirinya. Mungkin inilah awal dari karma karena kesombongan saya.

"Oke, kalo kamu mendapatkan nilai yang lebih baik, maka aku akan melakukan apa yang kamu inginkan selama seminggu, oke? Tapi kalo kamu yang kalah, kamu yang menuruti semua keinginanku dalam seminggu!" kataku padanya.

"Baiklah!!! Kita lihat saja nanti... Aku akan menjadikan kamu seorang gadis di Acara perpisahan sekolah nanti, hahahahaha... Kamu akan memakai gaun dan riasan yang cantik.." balas kakakku.

Seperti yang saya katakan, ini adalah karma karena kesombongan saya, seminggu sebelum ujian akhir semester dimulai, saya terkena penyakit panas, dan diharuskan beristirahat selama seminggu, pada akhirnya karena penyakitku itu aku tidak bisa belajar apapun, dan hanya terbaring di kamar selama seminggu, alhasil nilai ujianku kalah 10 poin dari kakakku...

Clara sangat berbahagia, dia menggodaku betapa cantiknya aku di pesta perpisahan kelas nanti, tapi saya mengadu kepada ibu, "Ibu, ini tidak adil, Clara mendapat nilai lebih tinggi karena aku sakit seminggu, ini membuat nilai saya kalah dibanding Clara".
Tapi ibu mengingatkan saya bahwa saya harus bersikap sportif, dan menerima kekalahan, dan mejalankan hukuman yang telah disepakati. Kita tahu bahwa Ibu selalu besikap adil pada kami, mungkin ini salahku juga karena sudah bertaruh.

Karena postur badan Clara dan aku sama, tinggi pun hanya beda 3cm, maka Ibu menyimpulkan kalo saya bisa memakai beberapa pakaian Clara, tapi aku perlu memiliki celana dalam dan bra sendiri, dan juga mungkin beberapa baju. Ketika saya bertanya kenapa, mereka berdua menatapku dan aku seolah merasa telah dikerjai.

"Kamu butuh melakukan beberapa hal supaya bisa ke perpisahan dengan sempurna.." tutur Clara.

"Apa yang harus kulakukan??" tanya diriku.

"Cukur bulu-bulu badanmu, dan mungkin dengan sedikit pad ganjelan dada, kamu bisa jadi cantik ketika memakai gaun nanti.." tutur Clara.

Ibu menceritakan tentang tata krama, cara berperilaku seorang gadis, cara jalan menggunakan high heels, cara berbicara seorang gadis, dan banyak pidato ibu yang kudengarkan hingga aku tak tahan lagi ingin keluar dari rumah, tapi apa daya, aku tidak berkutik dihadapan ibu. Pada saat ibu selesai dengan pidatonya, dia mengatakan bahwa tranfsormasi diriku akan dimulai sejak seminggu sebelum pesta perpisahan...

Sebagian besar teman-teman sekolah sudah tahu tentang taruhan ini, Clara menceritakannya di depan kelas, dan ketika mereka tahu, mereka mengejek dan mengerjai diriku, bahkan aku sudah disiapkan seorang pasangan untuk menjadi pasanganku nanti. Michael menjadi pasanganku nanti, dia akan berlaga menjadi pangeranku, setidaknya aku sedikit bersyukur karena Michael yang terpilih dari undian di kelasku, karena dia merupakan teman terbaikku, dia juga seorang yang pendiam tapi memiliki sisi humor yang tinggi, bahkan beberapa candaannya dapat membuat semua orang di kelas tertawa terbahak-bahak.

Saya berharap Sabtu minggu ini tidak akan pernah datang, karena itulah saat-saat aku menjadi seorang gadis selama seminggu penuh hingga acara pesta perpisahan dimulai.

Sabtu pun tiba. Segera setelah sarapan, Clara disuruh ibu untuk pergi keluar meninggalkan ku di kamar ibu, walaupun dia keberatan tapi dia menerimanya. Aku dikawal ibu ke kamarnya, ibu menyuruhku untuk melepaskan semua pakaian dan dalamanku. Ketika saya hendak melepaskan celana dalamku, ibu menatapku dengan penuh harap, aku tidak bisa menolak tatapannya dan akhirnya aku melepaskan celana dalamku juga. Aku hanya bisa terdiam saja dihadapan ibu, ibu memulai menggosokan krim pada seluruh tubuhku, termasuk pantatku dan ibu menyuruhku untuk menunggu. Aku disuruh pergi ke kamar mandi dan aku diperintahkan untuk mencukur semua bulu pada badanku, termasuk di bagian area kelaminku. Setelah beres mencukur, aku dimandikan ibu, ini adalah yang pertama kalinya dalam 15 tahun hidupku aku merasa perasaan semalu ini. Setelah dimandikan aku pun melangkah keluar dari kamar mandi dengan dibalut handuk pada tubuhku saja. Aku disuruh masuk lagi oleh ibu ke kamar mandi setelah ibu menyiapkan bak mandi yang diisi air hangat dicampur dengan beberapa minyak dan bunga-bunga beraroma wangi, dan menyuruhku untuk berendam didalamnya selama 20 menit. Dua puluh menit kemudian, aku pun keluar, tampak semua sisa cukuran bulu-buluku nampak seperti tak pernah tumbuh, carian hair remover yang ibu masukan ke dalam bak mandi tampaknya sangat ampuh. Sepertinya aku pun menyadari bahwa kulitku mulai terasa halus lembut bagaikan seorang perempuan.

Ibu menyerahkan celana dalam perempuan yang telah dia belikan untukku, dan aku pun memakainya. Lalu ibu menyuruhku untuk duduk di depan meja rias, ibu mulai dari mengeringkan rambutku dengan hair dryer, dan menyisir rambut saya.

Ibu kemudian menyerahkan botol kecil makeup, aku terima dengan ragu. Ibu memberikan saya sedikit senyum, lalu ibu menjelaskan bahwa botol itu adalah foundation, dan akan menjadi langkah pertama saya dalm makeover. Dia membimbing saya langkah demi langkah, dari bedak yang menjadikan muka saya terlihat halus dan lembut, lalu memberikan eyeshadow coklat muda, juga cara menggunakan eyeliner hitam ke kelopak mata saya dengan mudah. Lalu dengan halus dia menggunakan kuas makeup kecil menghiasi pipiku dengan blush berwarna merah muda, dan dengan cekatan mengajariku cara melukis alisku. Setelah selesai dengan semua itu ibu mengajari cara terakhir dalam bermake-up, ibu mengajariku cara menggunakan lip liner, dan lipstik ke bibirku. Aku merasa konyol dengan semua ini, tapi ketika aku memperhatikan bayanganku di cermin, aku sungguh kaget dengan hasilnya, aku benar-benar mulai terlihat seperti seorang gadis...

Setelah ibu puas dengan makeup, ibu menyerahkan sebuah korset dari bawah dada hingga bawah perut, dia memakaikannya dengan sangat ketat, aku sampai merasa susah untuk bernapas. Lalu ibu memasangka push up bra model terbaru, aku mulai khawatir ketika ibu menambahkan busa kecil ke dalam cangkir bra, dan aku melihat bentuk belahan dada kecil di dadaku mulai terbentuk. Tidak pernah terpikirkan dalam 15 tahun hidupku aku memiliki payudara seperti gadis sungguhan.

Berikutnya datang sebuah pantyhouse yang berwarna senada lebih cerah dari warna kulitku dengan busa di pinggang dan pantat, dengan memakainya aku memiliki bentuk badan layaknya seorang gadis sungguhan. Lalu ibu memakaikan gaun yang akan kugunakan untuk pesta perpisahan nanti. Aku pun merasa takjub dengan bayanganku di cermin, betapa luar biasanya diriku bisa secantik gadis sungguhan.

Ibu menyuruh saya untuk duduk kembali di meja rias. Butuh setengah jam untuk melakukan semua ini, lalu ibu perlahan menghiasi kuku ku dengan warna pink, ditindiknya telingaku, dan dipasangkannya anting-anting chandelier berwarna silver, diikatkan nya kalung yang cocok dengan leherku, serta sepasang cincin juga gelang emas, dan semprotan parfum miliki ibu. Dengan sentuhan terakhir wig panjang sepunggung, aku pun kembali menatap bayanganku di cermin. Aku tidak percaya bahwa aku telah menjadi seorang gadis seutuhnya.

"Seperti inilah tampilanmu untuk pesta perpisahan minggu depan, dan selama seminggu ini kamu akan berlatih makeup, jalan juga bicara layaknya seorang gadis" tutur ibu.

Ratu PestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang