CHAPTER 3

6.4K 59 2
                                    


Kami masuk ke dalam gedung pesta perpisahan dengan tangan saling bergandengan. Selama acara, aku dan Michael hanya berdiri di pojokan ruangan, berharap tidak ada yang mengenaliku. Hingga acara perpisahan sekolah beres, tibalah acara utama, yaitu acara dansa bersama pasangan masing-masing. Mau tak mau, aku dan Michael pergi ke lantai dansa yang berada di tengah gedung, semua murid yang berpasangan melakukan dansa diiringi lagu yang romantis, hanya tersisa beberapa murid laki-laki yang tidak mendapatkan pasangan.

Acara dansa pun beres, datanglah acara penobatan ratu dan raja pesta perpisahan, dan kata penutup dari perwakilan sekolah. Ratu pesta dimenangkan oleh Clara, kakakku sendiri, dan Raja pesta dimenangkan oleh pasangannya di lantai dansa, Albert, orang terpintar nomor 1 di kelasku. Aku turut bangga dengan kemenangan Clara, walaupun dalam hati kecilku, aku berharap aku lah yang menang, mengingat semua usaha yang telah kulakukan untuk tampil secantik ini.

Ketika acara beres dan kami mau keluar gedung, Clara memanggil kami, dia datang bersama teman-teman sekelasku. Teman-temanku begitu kagum dan tidak percaya bahwa aku bisa secantik ini, banyak dari mereka yang menggodaku, bahkan mengatakan aku dan Michael sudah seperti pasangan beneran. Ada sedikit kebanggaan dalam hati kecilku.

Sebelum Michael mengantarkanku pulang ke rumah, dia mengajakku untuk nongkrong sejenak di cafe dekat sekolah. Aku hanya duduk disamping Michael, berharap tidak ada yang menyadari aku bukanlah seorang gadis yang sesungguhnya. Ketika aku meneguk minumanku, Michael menyelipnapkan tangannya ke atas tanganku, dan meremasnya dengan erat. Dia membuatku gugup, kemudian aku mengerti mengapa dia meremas tanganku. Leon dan teman-temannya berjalan menuju meja di sebrang mejaku. Leon adalah teman beda kelasku, dia dan kedua temannya tidak naik kelas. Sombong, kasar, dan suka membuat onar adalah sikap mereka. Dia selalu bepergian dengan bawahannya Ryan dan Bobby. Keduanya hanya bisa mendapatkan kekuatan dengan bergaul dengan Leon. Ryan dan Bobby bukan ancaman bagi kebanyakan orang, tapi Leon sangat berbahaya.

Mereka seperti sengaja duduk di meja sebrang kita, dan melirik terus ke arahku, mata mereka memperhatikan wajah dan payudaraku. Ibu memberikan beberapa saran pada saya, dalam keadaan seperti ini aku harus menyilangkan kedua tangan ke dadaku, dan tidak memperhatikan mereka. Tetapi tatapan mereka membuat saya sangat tidak nyaman, aku memaksakan diri mencoba untuk mengabaikan mereka.

Michael membungkuk dan berbisi di telinga saya, memberi tahu saya untuk tetap bersantai, dan menjaga image saya seperti seorang gadis. Tidak ada yang bisa kulakukan lagi.

Leon membuat wajah manyun seperti mencium dari jauh ke arahku, tapi aku tetap mengabaikannya hingga dia berhenti. Ketika Michael dan aku selesai melahap makanan kami, kami pergi berjalan keluar dari cafe. Aku jalan di depan, diikuti oleh Micahel yang memegang tanganku.

Kami hampir sampai ke mobil, tiba-tiba Ryan datang dari arah belakang memegangi Michael dan Bobby memegangi diriku. Aku berbalik dan melihat Leon hanya menonton mereka dari jarak jauh. Michael mendaratkan tinjunya di mulut Ryan, Bobby yang melihat itu segera melepaskanku dan bergerak mengendap seperti ingin menyergap Michael dari belakang. Dengan reflek aku melemparkan tinju dengan sikuku ke Bobby, dan memukulnya tepat di hidung. Terdengar bunyi yang keras dari hantamanku, kemudian aku melihat ada pancaran darah yang keluar dari hidung Bobby yang tergeletak di tanah. Ryan yang melihat kejadian itu marah dan mengejar diriku, tetapi Michael menonjok pipi Ryan dan memukul perutnya hingga terkapar di tanah. Aku dan Michael pun bergegas masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan mereka di tempat parkir.

"Apakah kamu baik-baik saja?" tanyanya khawatir.

"Tentu saja," jawabku sambil menyibakkan rambut ke arahnya. "Aku kan hanya terlihat seperti seorang gadis, ingat?"

"Ya, aku tahu. Aku hanya lupa, saya kira kamu gadis beneran," jawab Michael.

Aku tersipu malu mendegar pujian itu. "Terima kasih, Michael."

Ratu PestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang