Flashback On
"nya....nya... Nya..." terdengar suara bayi yang baru keluar dari perut ibunya.
Bersamaan dengan suara kekehan dan tangisan haru sang ayah,betapa bersyukurnya reyhan di karuniai putri cantik
Setelah dibersihkan,bayi tersebut sudah berada digendongan reyhan. Senyum manis reyhan tak pernah pudar selama menggendong bayinya bahkan tak henti hentinya mencium pipi anaknya.
Usai setelah melahirkan putri tercintanya,Nina Atmaja meminta agar menggendong bayinya.setelah sang putrinya diambil alih oleh sang istri, reyhan beranjak pergi meninggalkan nina bersama ibunya diruang rawat.
"persis seperti ayahnya, iya kan?"tanya nina pada ibu mertuanya, sakinah. Yang hanya dibalas anggukan oleh sakinah.
Ruang Dokter
"keadaan Bu nina tak stabil pak reyhan, ia tak punya banyak waktu lagi, kami sudah berusaha keras tapi pendarahannya begitu banyak kami tak bisa berbuat apa-apa dia tahu itu. Pada saat masa bersalinnya akan ada komplikasi dan dia juga tahu kau sangat menginginkan anak itu, dia juga menyayangi putrinya lebih dari apapun bahkan nyawanya sendiri."jelas dokter ahli kandungan itu pada reyhan.
Ruang rawat
"aku ingin putriku mengenal aku,bagaimana ibunya, siapa dia,semua pertanyaan ini bisa dijawab sendiri"ujar nina pada sakinah ibu mertuanya.
"ibu aku akan meninggalkan 7 surat untuknya"lanjut nina lalu memberikan 7 surat kepada sakinah.
"aku mohon setiap tahun berikan satu surat untuknya,semua yang ingin kukatakan padanya tertulis disitu karena inilah yang akan jadi kenangan untuknya."
Nina mulai mencium pipi putrinya lalu memberi alih agar sakinah menggendong sang putri tercintanya.
Ceklek...
Pintu terbuka menampakkan reyhan yang baru saja meninggalkan ruang dokter dengan wajah lesu seperti kehilangan jiwa kehidupannya.
"ibu, bisakah engkau keluar bersama putriku,aku ingin bicara penting dengan reyhan"ujar nina yang hanya diangguki oleh sakinah.
"kau sudah banyak bicara,jadi jangan bicara lagi"ucap reyhan pada nina.
"reyhan"panggil nina namun tak ada respon dari reyhan.
"hey reyhan"panggil nina lagi dengan melempar senyum manis untuk reyhan.
Seketika air bening suci dari pelupuk mata reyhan menetes begitu saja,nampak disana seperti ada luka membara.
"mau berteman denganku?"tanya nina pada reyhan.
Reyhan menggelengkan kepalanya menandakan bahwa ia tak mau."hemmm,berjanjilah padaku kau tidak akan menangis"ujar nina pada reyhan namun lagi lagi hanya dibalas oleh gelengan kepala.
"lagi pula kau tidak terlihat tampan kalau kau menangis"canda nina dengan kekehan kecil walau air matanya sudah menetes
"mengapa kau begitu kuat untuk terlihat baik-baik saja?"tanya reyhan
"karena kau alasanku disetiap waktu untuk tersenyum"jawab nina dengan senyuman khas dengan 2 lesung pipi yang begitu manis.
"berjanjilah satu hal lagi,tolong berilah nama angel pada putri kita, berjanjilah reyhan"ujar nina sontak membuat reyhan kaget mendengar nama angel.
"kenapa?"tanya reyhan
"karena kau tak tau betapa besar cinta angel itu"jawab nina lalu memeluk reyhan tak kalah erat reyhan membalas pelukan nina.
"jangan pergi"ucap reyhan lalu mengecup kening nina.
"aku bersamamu"ucap nina dihembusan nafas terakhirnya.
Flashback off
Melihat nina ditutupi oleh tanah sampai tak menampakkan sedikitpun anggota tubuh nina,reyhan terpaksa meneteskan air matanyaa tak peduli walau ia sudah berjanji rasanya seperti kehilangan cinta selamanya dan seperti digores luka yang begitu perih.
Hay guys makasih banget udah banyak cerita aku, jgn lupa Vote and comment yah temen temen.
So,kalian itu penyemangat authorNext to part
Salam manis IMOW💋
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We United? [slow Update]
Teen Fiction(WAJIB FOLLOW AKUN INI SEBELUM BACA) Kehidupan itu seperti warna yang suatu saat akan pudar ditelan dunia. "Gua gak tahu kapan gua suka sama loh, dan gua gak tahu kapan loh suka sama dia!" teriak seorang gadis "Gua fikir loh gak bakal bego suka ke g...