Part 16

9 0 0
                                    

AuthorPOV>>

"Lo nganalisisnya yang bener dong, ah" Arinda memukul bahu Driko dengan pensilnya.

"Gue udah usaha, Nda. Salah dikit wajar lah. Gue kan manusia" Driko menghapus angka-angka asal yang ditulisnya. Kalau dilihat-lihat, Driko seperti anak SD yang lagi diajari oleh mamanya.

"Yaudah, coba lo pelan-pelan itungnya." Arinda beralih ke buku bacaannya. Muridnya ini membuatnya hampir naik darah. Sudah berulang-ulang dia salah menghitung. Memang pelajaran akutansi itu sulit, tapi sebego-bego nya murid IPS, ngerjain akutansi ga bakal sampe ngulang 13 kali.

"Gini kan udah bener? Tapi kenapa hasilnya ga balance-balance sih?!" Driko frustasi dengan angka-angka di buku tugasnya.

"Hadeh... Kalo belum balance, berarti masih salah! Lo ada masalah apa sih Do? Kayanya lo ga fokus gitu." Arinda mulai beralih dari buku bacaannya, menatap serius laki-laki di hadapannya.

"Kalau masalah ya banyak banget. Tapi ga ada hubungannya sama semua ini." Driko menutup buku tugasnya.  "Belajar nya bisa dilanjut entaran ga? Gue jenuh belajar terus. Mm bukan gue sih, tapi otak gue nih. Cape katanya pengen istirahat." lanjutnya memegang kepala.

"Heleh.. Alesan lo. Yaudah istirahat 5 menit." seru Arinda.

"Yeuhh.. masa cuma 5 menit. Bernapas aja ga sempet plong." protes Driko sembari mengerutkan wajahnya.

"Yaudah 3 menit." sahut Arinda

"Lah, kok lo gitu sih Nda."

"Makin lo protes, makin gue kurangin waktu istirahat lo. Kalo gue ga gini, kapan selesainya noh tugas lo. Gue itu baik, mikirin tugas lo. Ga kaya elo, mikirin diri sendiri aja kaga. Kasian ntar bini lo." Arinda mengomel-ngomel kaya ibu-ibu komplek.

"Lah, malah bahas bini gue. Yaudah iya.. Terserah lo. Jangan di kurangin lagi. Gue minum dulu."

"Silakan"

Sekembalinya Driko dari dapur, ia membuka tasnya, mengeluarkan sebungkus rokok.

"Eh eh eh? Mau ngapain?" Arinda mulai melirik Driko penuh curiga.

"Mau ngeroko bentar.. 1 menit." jawab Driko.

"Gue boleh minta sesuatu ngga, Do?" tiba-tiba saja Arinda berbicara serius.

"Boleh. Lu mau apa?" Driko mengambil korek dan menyalakan rokoknya, dan menyesapnya perlahan.

"Boleh gak, pas lo lagi sama gue, lo ngga ngeroko?" pinta Arinda. Seketika itu juga, Driko langsung mematikan rokoknya dengan memencetnya di lantai, pasalnya tidak ada asbak di rumah Arinda. Lalu asap yang masih ada di sekitar mereka, dia kipas sampai hilang dari pandangan mata.

"Eh, tapi lo jangan marah. Kalau lo ga setuju juga gapapa kok. Gue ga maksud buat ngatur-ngatur lo. Maksud gue kalo emang lo mau ngeroko, jauh-jauh dulu gitu dari gue." tiba-tiba Arinda jadi merasa nggak enak, karena ia merasa telah mengatur Driko terlalu jauh.

Driko tersenyum hangat pada cewe itu. Lalu mengacak rambutnya pelan.
"Gue gak marah. Gue bakal turutin mau lo." Driko menandaskan air minumnya yang masih tersisa setengah gelas.

Arinda yang gugup, pura-pura melihat jam dan langsung menyerbu Driko dengan kalimat; "waktu istirahat habis. Sekarang lanjutin tugas lo."

"Yaelah. Masih ada 30 detik. Emang ga bisa nyontek punya lo aja, Nda?" Driko coba membujuk Arinda, namun yang dibujuk hanya menggeleng tegas. Akhirnya Driko kembali tenggelam dalam tugas akutansi nya.

Sunyi menyelimuti teras rumah Arinda kala itu. Ya, mereka belajar sembari duduk santai di lantai teras rumah Arinda yang sejuk karena banyak tumbuhan, berbekal meja pendek sebagai tumpuan tangan dan buku-buku untuk mengerjakan tugas.

"YUHU!!!" Sorak Driko tiba-tiba mengejutkan Arinda.

"Astaga, DoooOo. Bikin kaget aja!" Arinda menggebuk Driko dengan buku tebalnya.

"Aduduhhh.. Heheh maaf, Nda. Ini gue udah selesai nih. Udah balance juga hasilnya. Coba lo periksa" Driko menyodorkan buku tugasnya.

"Good job." puji Arinda setelah melihat hasilnya sudah sesuai. Mereka berdua pun tersenyum senang.

"Akhirnya gue bisa masukin buku-buku ini ke dalam tas." Driko mengemasi buku-buku miliknya.

"Eeh kata siapa? Tugas Bahasa Indo lo belum selesai!!!"

"Aaaaarrrgghhh!!!" Driko teriak frustasi.

****

"Tante, Doa pamit pulang dulu." Driko dan Arinda melangkahkan kaki menuju toko kue milik Wenda.

"Loh, udah selesai belajarnya?" Wenda bertanya.

"Udah tante, bahkan Doa udah disuruh-suruh sama anak ini buat bikinin dia rak-rak buat aneka kembangnya itu." Driko terkekeh melirik Arinda.

"Yaampun. Makanya jangan mau temenan sama Arin." ujar Wenda

"Yeeuh. Dia sih bilangnya belum mau pulang padahal tugas-tugasnya udah selesai. Dia juga pake nanya, ada kerjaan yang bisa dibantu ngga. Yaudah Arin suruh buat rak bunga. hahahahaha" jelas Arinda lalu tertawa puas.

"Iih. Kamu tuh dasar. Maaf ya Doa. Lain kali kamu nolak aja. Ini anak emang suka aneh-aneh. Jangan temenin dia lagi, Do." Wenda menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kalau pacarin boleh ngga, tan?" ceplos Driko.

Semuanya terdiam setelah itu.

"Tante sih gimana Arin nya aja. Dari tante sih yes." sahut mama Arinda tiba-tiba. Wajah Arinda memerah setelah mencerna percakapan awkward itu.

"Iiihhh ngomong apaansih kalian. Udah, Doa mending lo sekarang cepetan pulang.." Arinda mendorong punggung Driko ke arah motor ninja merahnya dengan pipi Arinda yang juga merah.

"Cieee. Salting ya lo?!" ledek Driko.

"Ck. Apaan sih. Pulang sana pulaangg." rengek Arinda.

"Hahahaha. Yaudah iya. Gue pulang dulu ya calon pacar." kata Driko menggoda Arinda lalu menaiki motornya.

Saat Arinda sudah yakin Driko akan berangkat saat itu juga, tiba-tiba Driko turun lagi. Dan berlari ke arah Wenda.

"Doa pulang dulu, tante." ternyata dia ingin berpamitan secara lebih sopan kepada Wenda dengan mencium tangan wanita paruh baya itu.

"Iya, hati-hati ya calon menantu." Mama Arinda berseru saat Driko sudah di atas motor.

"Siap, calon mertua... Saya titip calon istri saya ya. Hahahahah." Wenda dan Driko kompak menggoda Arinda.
Arinda berlari ke kamarnya karena wajahnya sudah terlalu panas. Driko pun pulang dengan senyum yang merekah sempurna.

.
🐥


Kendari, 11 Feb 2023

Halo gais, aku yakin sekali cerita ku ini sudah kehilangan pembaca. Eh tapi sejak awal juga yang baca cuma Evi sih, sahabatku 😂🤣😅
Agak laen ya. Cerita ini dilanjut pas 2023... Mana udah berpindah pulau lagi... 🤣
Kalau ada yang ikutin cerita aku yang ini, mungkin udah pada lupa alurnya. Sampe aku sendiri pun juga lupa😩
Hemzz.. Zegitoe ajha dech tulisan Q x ini.... Zampay zoempha... Muach... 😙
Maaci yg zoedah maw bacha.. zemoga klean zoekha yach.. 😛

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Story of Arinda (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang