Part 4

32 6 0
                                    

AuthorPOV>>

"Ko! Driko!!" Panggil Regal kepada seseorang di luar gerbang sana. Keduanya mengenakan seragam yang sama.

"Apa si?" Orang itu menoleh pada sumber suara dengan muka malesnya.

"Kok lo bisa ada di luar gerbang sih?" Regal menatap orang itu agak heran.

"Noh. Bapak lo. Profesinya sekuriti, kerjaannya molor terus. Sekuriti macam apa kek gitu" siswa laki-laki itu mengarahkan dagunya kepada seorang pria gempal berkulit gelap yang sedang asik bermimpi di bawah pohon jambu monyet.

"Kata Pendeta di gereja gue, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan beri. Nah ini saatnya gue gunain kesempatan itu kan?" Lanjut pemuda bernama Driko itu.

"Yah, gak gitu konsepnya, Bambang. Lagian lo kayak yang pernah ke gereja aja" Regal memasang muka julidnya.

"Semerdeka lo aja nganggep gue hina" Driko menjawab sekenanya.

Namanya Driko Ofri Aldeta, salah satu siswa yang hobi keluar kelas di jam mata pelajaran, kecuali di jam mata pelajaran Pak Irwan, guru Agamanya. Bukan karena alimnya, tapi Driko segan dengan guru yang satu itu. Pak Irwan bukan guru yang killer bukan pula guru bermulut pedas. Tapi perkataannya, mampu membuat seluruh sel saraf murid-muridnya menurut dan patuh. Itu pun berlaku untuk Si Malas, Driko.

"Ko, mumpung lo di luar, bantuin gue dong. Kalo gue manjat gerbang juga, ntar ribet. Lagian gue gak kaya lo yang udah pro" Regal memepetkan badannya ke gerbang yang tertutup itu. Ya, gerbang sekolah ini selalu tertutup mulai jam 07.35 sampai waktu pulang. Siswa siswinya tak boleh keluar gerbang kecuali dengan izin guru yang bertugas.

"Paan?"

"Beliin rawon 1 porsi. Nih duitnya"

"Tumben nitipnya rawon. Ngidam lo?"

"Iya. Buru!!"

Driko hanya manut dan segera pergi ke warung di depan sekolahnya, dan kembali dengan kantong plastik berisi rawon pesanan Regal.

"Thanks bradar! Gue langsung pergi ya" Regal menepuk bahu Driko dengan semangat dan berlalu dari hadapan Driko

"Ya nepoknya santuy aja bradar!"

***

ArindaPOV>>

"Es Timun... Nih pesanan lo" Gue yang masih telungkup di atas meja penuh pulau-pulau ini, tiba-tiba dwikejutkan dwengan kwedatangan Rwegal.

"Waw! Darimana engkau mendapatkannya, Kakanda?"
Regal teh baik pisan...

"Makan aja adinda. Kakanda dapetinnya melewati kampung durian runtuh sampai bukit teletubies. Buruan dihabisin. Jam istirahatnya udah mau abis" Buset dah, kampung teletubies sampai bukit durian runtuh? Ckckck

"Aaaa makasih Regal. Kamoeh baik dweh.. Aku mamam yah" gue merengek sok imut. Perut gue yang mulai keroncongan menuntut cepat diisi.

"Jijik gue. Buru makannya!" Regal berdiri dari bangku yang ada di sebelah gue.

"Iya iya, ah! Eh lo mau kemana?" Gue mendongak.

"Mau ke toilet. Ikut lo?" Regal melotot. Njir, santuy aja kali. Ya keles, gue mau ikut ke toilet.

"Enggak sih" jawab gue ngelanjutin makan rawon anget ini.

Baru aja Regal mau keluar dari pintu...
"Begal!" Gue manggil dia. Regal noleh ke gue.

"Apa lagi sih mun?" Akhirnya dia balik ke bangku gue.

"Nih. Titip. Tolong buangin ke tempat sampah. Makasih" Gue nyodorin sampah bekas minuman dan beberapa sampah cemilan di laci gue.

Regal cuma bisa mutar bola mata dan nerima takdirnya disuruh-suruh. Jahat yak gue.

***

Istirahat udah abis, sekarang masuk jam pelajaran bu Berli, guru Sejarah. Astaga mengapa saya ngantuk sekali ya... Duh keknya gue kekenyangan rawon nih.

Gue ala-ala naro tangan di kening. Sok sok'an mikir sambil baca buku Geografi. Padahal tangan gue disini gunanya buat menghalangi pandangan bu Berli ke mata indah gue. Aduhai... Btw, gue emang salah bawa buku. Daripada meja gue kosong, gue keluarkan jurus tipu-tipu. Mweheheh. Soalnya warna buku Sejarah dan Geografi samaan. 😂

"Arinda, silahkan kamu jelaskan mengenai peristiwa Bandung Lautan Api"

*Jderr..!!!

Ah kenapa harus gue! Dan kenapa pas gue lagi mau berangkat ke alam mimpi.

"Baik bu, yang saya tau mengenai peristiwa Bandung Lautan Api, yaitu peristiwa yang terjadi di Bandung, Jawa Barat, pada 23 Maret 1946. Pada saat terjadinya peritiwa itu masyarakat..." yah itulah. Untungnya gue tau peristiwa itu karena itu tugas kelompok gue minggu lalu. Selamat lah calon ibu dari anak-anaknya Shawn Mendes ini. Shawan kali ah...

🐥

The Story of Arinda (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang