Hobeomi melihat adanya petugas kebakaran yang sedang lewat dengan segera ia berteriak,"pak tolong disini ada adik saya yang terjebak puing,"
Mendengar seseorang memanggilnya petugas tersebut hendak berlari ke arah Hobeomi tapi seseorang terdengar berteriak meminta tolong dari arah tak jauh dari tempat petugas pemadam kebakaran itu berdiri sekitar 3 meteran.
"Pak tolong teman saya Jungkook,"panggil Jimin yang berusaha membangunkan Jungkook yang pingsan gara-gara asap tebal.
"Pak tolong adikku terlebih dahulu,"tanpa pikir panjang petugas tersebut berlari menuju Kim Nam Joon dan menolong mereka.
Lagi
Lagi
Dan lagi KEKUASAAN
"Kak tinggalkan aku,"air mata menetes membuat Hobeomi sebagai kakak merasa tidak berguna dadanya begitu sesak bukan karena asap tetapi karena isakkan tangis yang tidak bisa ia kendalikan.
Krek.
Suara dari atas menandakan sesuatu akan jatuh. Yah, itu adalah besi yang menopang lighting."Kak kumohon pergilah kalaupun aku bisa keluar dari puing ini aku akan tetap menyusahkan kakak karena kakiku saat ini mati rasa,"
"Sudah diamlah!! kakak akan tetap menolongmu,"berusaha mengakatnya.
Krek
Krek
Brak.
Tubuh Hobeomi terpental kebelakang perlahan ia membuka matanya dan pemandangan didepannya akan menjadi salah satu kenangan terpahit yang akan terbawa oleh Hobeomi sampai kapanpun. Tubuh Jisung telah tertindih oleh kerangka besi panas. Darah perlahan mengalir dilantai dan bau tubuh terbakar tercium di indra hidung Hobeomi.Membelalakkan matanya"Akh,"teriak histeris, Hobeomi menghampiri Jisung."kenapa kau mendorongku Jisung katakan!,"
"Kenapa tak biarkan aku ikut mati bersamamu,"berusaha mengangkat besi panas itu meski tangannya kini perlahan melepuh tapi ia tak memperdulikannya. Satu-satunya keluarga yang dipercayakan orangtuanya pada Hobeomi malah mati akibat salahnya.
Andai saja ia tidak membelikan tiket
Andai saja ia melarang menonton konser
Andai saja ia lebih kuat
Tapi itu hanya sebuah kata 'Andai' tidak akan merubah kenyataan bahwa Jisung kini telah tiada lagi. Tawa ceria telah sirna, panggilan 'kakak' tidak akan terdengar lagi.
Seorang petugas menarik tubuh Hobeomi dan menjauhkannya dari gedung terbakar ini. Petugas kesulitan membawa Hobeomi yang meronta-ronta namun akhirnya berhasil dan kini Hobeomi duduk di mobil ambulance dengan tatapan penuh kekosongan.
Mengeratkan rahangnya."semua ini bukan salahku tetapi salah mereka yang hanya mementingkan kekuasaan dan uang,"jari-jarinya mengepal erat.
Jimin mendengarkan cerita tragis Hobeomi sungguh tidak menyangka bahwa Managernya ini mengalami masa yang kelam.
"Dan ingat satu hal lagi aku telah membunuh semua orang yang egois. Mau kusebutkan mereka siapa saja?"mengambil kursi untuk duduk didepan Jimin yang sedang ketakutan.
"Mereka adalah 2 petugas pemadam kebakaran,"sembari menghitungnya dengan jari.
"1 panitia konser. Dan target ku selanjutnya adalah kru Bighit, member BTS dan CEO kalian. Semuanya ingin ku bantai,"menegaskan kalimat terakhir diselingi tawa mengerikan.
"Hyung kau tau Jisung tidak akan senang melihatmu yang seperti ini,"
"Tau apa kau menganai adikku. Sebaiknya persiapkan dirimu untuk menemui ajalmu. Aku akan mengumpulkan kalian semua lalu akan ku bantai kalian dengan sangat ekstrem,"berjalan meninggalkan ruang sekap.
KAMU SEDANG MEMBACA
So What (ON GOING)
FanfictionMengisahkan perjalanan boyband BTS yang karirnya terancam akibat sosok pelaku yang memiliki dendam teramat mengakar. Serta memiliki fans fanatik yang sangat berbahaya. Ditambah dengan kemunculan seorang gadis berusia 21 tahun membuat seorang Taehyun...