12

43 9 13
                                    


Cuma iseng ya guys, mo nyoba pake mulmed😂. Besok-besok chapter lainnya bisa lah.

Bonus pake foto dia😂______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bonus pake foto dia😂
______________________________________

Happy reading

_

_____________________________________


Pagi ini asya memutuskan membawakan dewa roti bakar kesukaannya. Tidak lupa ia juga memberikan susu coklat didalam bekalnya. Sudah menjadi hal lumrah untuk asya memberikan bekal seperti ini.


Setelah selesai, ia langsung berangkat sekolah menggunakan ojek online yang ia telah pesan 30 menit lalu. Lalu berangkat.

Saat ia tiba di sekolah, ia masih belum melihat motor atau mobil dewa. Ia masih setia menunggu kedatangan dewa. 15 menit ia menunggu dilihatnya lah motor dewa memasuki halaman sekolahnya.

Datang juga yang ditunggu.

"Kak dewa" panggil asya begitu semangat karena ia tidak melihat kehadiran Caca.

Dewa tetap berjalan lurus memandang ke depan, tanpa memperdulikan panggilan asya.

Makin gemas deh kak.

Asya lalu berdiri di hadapan dewa, berusaha mencegat jalan nya. Dewa lalu menatap asya dengan wajah datarnya.

"Seperti biasa kak" ucap asya lalu menyodorkan bekal nya. Dewa hanya menatap bekal itu sebentar.

"Gak perlu, gw udah sarapan" kata dewa dingin.

"Ambil aja kak, gak boleh nolak pemberian orang"

"Apaan nih" ucap Caca mengambil bekal dari tangan asya.

"Balikin ca, itu bekel buat kak dewa" ucap asya berusaha mengambil bekal tersebut dari tangan dewa.

"Bekel ya?" Caca lalu dengan sengaja menumpahkan bekal itu kelantai lalu kotak makan tersebut ditendang entah kemana. Dewa hanya menatap Caca dengan ekspresi wajah yang tak dapat di artikan.

"Lo gila ya ca? Itu bekel untuk kak dewa" asya berteriak.

"Kenapa? gak suka? Lo harusnya sadar dewa itu udah punya pacar dan pacarnya itu gue"

"Ca udah" ucap dewa lalu menggenggam tangan Caca lalu pergi meninggalkan asya.

Gue belum nyerah gitu aja kak. Batin asya.

Tiba lah dewa di depan kelasnya sendiri."Lepasin tangan gw" ucap dewa dingin.

"Apaan sih kamu, anterin gw ke kelas dulu" Caca merengek.

"Bisa sendiri kan?" Ucap dewa lalu pergi meninggalkan Caca. Caca menghentakkan kakinya, lalu pergi menuju kelas.

***

"Hai kak" asya menyapa dewa yang tengah menyantap makanan nya. Dewa masih tetap tidak menghiraukan nya.

"Kak lo kalo kaya gini, ganteng nya nambah astaga" asya berucap.

"Peduli gw?" Dewa bertanya tanpa melihat orang di depannya ini.

"Yes akhirnya dijawab juga, besok-besok gitu lagi kak" kata asya, dewa lalu menatap asya datar.

"Dewa" panggil Caca. Caca lalu melihat asya yang duduk dihadapan sambil tersenyum.

"Ngapain lo disini! Pergi sana" Caca mengusir asya.

Asya masih tidak menghiraukan perkataan caca. "Lo tuli? Gw bilang pergi ya pergi!" Emosi Caca makin bertambah. Caca lalu mengambil botol minuman milik dewa lalu menyiram ke tubuh asya.

"Lo apa-apaan sih?! Main siram-siram aja, lo kira gw tumbuhan?" Kata asya.

"Lo tu bodoh ya? Gw bilang pergi dari hadapan dewa"

"Kalo gw gak mau?" Ucap asya dengan nada menantang. Caca kini benar-benar emosi mendengar jawaban dari mulut asya, lalu ia menjambak rambut asya. Asya yang tak terima dengan perlakuan Caca juga menjambak rambut nya dengan kuat.

"Lepasin rambut gw" Caca berteriak.

"Lepasin rambut gw dulu bego" kata asya.

Dewa yang melihat itu langsung mendorong tubuh asya sampai ia terjatuh agar menjauh dari Caca, Asya terkejut dengan perbuatan dewa.

"Lo gak papa?" Dewa bertanya.

"Aduh sakit" Caca memegangi kepalanya, yang nyata nya itu tidak sakit.

"Kita pergi dari sini" Dewa dan Caca lalu pergi meninggalkan kantin. Tatapan demi tatapan tertuju kepada Asya, Dewa, serta Caca.

"Drama baru dimulai"

"Asya" panggil Al.

Asya menoleh melihat siapa yang memanggil, lalu ia berusaha berdiri.

"Gak papa?" Tanya Al berusaha membantu asya berdiri.

"Gak papa kak, gw permisi kak" asya lalu pergi menuju toilet. Beruntung lah di toilet hanya ada dirinya.

Gimana lagi cara supaya gue bisa dekat dengan lo kak?, berbagai cara udah gw lakuin, dari beri bekal, berusaha dekat, tapi lo gak sedikit pun ngeliat gw. Batin asya.

Asya lalu keluar dari toilet, belum benar-benar tiba di kelas asya mendapat pesan dari nomor yang tidak di kenal.

Siapa ni anjir.

Unknow

Tasya

Siapa?


Belum saja ia menjawab pesan dari pengirim, penyakit asya kembali kambuh. Asya memegangi dadanya yang sakit, lalu pandangan nya sedikit demi sedikit memburam, dan ia kehilangan kesadaran.

To be continued...
______________________________________

Spoiler: Bakal ada murid baru.
______________________________________

Part terpendek bukan nih😂

Jadi di next chapter, aku bakal kasih sedikit spoiler untuk chapter berikutnya.

Sampai bertemu di next chapter.

Dewasya (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang