11 Juni 1986, diruang pemeran.

317 67 23
                                    


// Aku //


"lakon kalian berdua elok! apresiasi semua."sorai tepuk tangan menghiasi ruang pemeran.

"yang lain juga bagus–kita akhiri, selamat sore."

Aku menggodanya.

"wahai Seruni! menikah denganku atau berasmara halal denganku?"

Tawanya berderai.

"hey! sandiwara apa itu? jangan menggodaku."

"aku sedang berlatih–"

"berlatih menggoda seseorang?"

"cerdasnya dirimu wahai Adinda, tentunya menggodamu"

dia menyelipkan anak rambut ketelinganya.

"Bukankah kamu suka itu?"

"semua yang ada di dirimu aku suka"

Berbalik, sekarang ia yang menggodaku.

"maaf Adipati, mungkin kita akan bersua lagi dikehidupan selanjutnya?"

"ah dialog apa itu? aku tak suka"mataku memicing menembus teduh matanya.

"hahaha kena gurauanku."




"Adinda, bagaimana pun kehidupan kita nanti, atma mu selalu bersamaku"


"Adinda, bagaimana pun kehidupan kita nanti, atma mu selalu bersamaku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sadrah pada Kelabu—
【noirtredam】
•2020•

[Recommend :
font -> smallest, bg -> black
for everychapters]

Sadrah pada Kelabu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang