2 Hari Untuk Berdua

2.1K 211 157
                                    

[warning: too much cheesy things, slight lemon. Ya mendukung buat #malmingdirumahaja]









***

























Taeyong benar saat dia bilang menyesal dulu tidak bisa melihat Ten setiap pagi karena demi apapun, pagi ini, dia hampir lupa caranya bernafas saat menatap wajah Ten yang tertidur pulas disampingnya. Cahaya matahari terbit yang menyusup lewat celah jendela ikut menyinari wajah istrinya, membuatnya bersinar, nampak seperti malaikat yang dikirim Tuhan, mengingatkan Taeyong untuk selalu bersyukur setiap hari.

Pelan sekali, Taeyong menggerakkan tangannya, mengusap wajah Ten yang menghadapnya, tersenyum senang saat ia tahu kalau ini semua bukanlah mimpi. Kalau bibir indah Ten yang semalam meneriakkan namanya berkali-kali bukanlah halusinasi. Kalau tubuh telanjang Ten disampingnya bukanlah imajinasi.

Taeyong menggerakkan tangannya dari wajah Ten ke lengannya, juga tubuh sampingnya, menyapu setiap jengkal kulit yang sekarang penuh dengan bercak kemerahan, sedikit meringis karena takut semalam dia hilang kendali dan berakhir menyakiti Ten.

"Good morning, baby" sapa Ten dengan suara seraknya, entah karena baru bangun tidur, entah karena memang kehabisan suara akibat mendesah semalaman.

Taeyong kembali terkesiap, Ten totally took away his breathe. Juga mata itu... mata yang penuh cinta. Taeyong lalu tersenyum, menarik Ten dalam dekapannya, membiarkan kepala Ten bersandar pada dada bidangnya, untuk Taeyong lebih mudah menciumi dan menghirup aroma istrinya.

"Apa semalam... aku terlalu kasar?" tanya Taeyong lirih, membuat Ten tertawa kecil dalam dekapannya, seraya menggeleng cepat, kemudian mengeratkan pelukannya pada suaminya.

"Ah, iya. Kamu juga yang minta soalnya" gumam Taeyong lagi yang berhasil mendapat balasan pukulan dipinggangnya.

"Kamu tau aku jago bela diri" ucap Ten menatap Taeyong, pura-pura mengancam. Taeyong tersenyum, mengecup bibir didepannya. Yang sedetik kemudian berubah jadi lumatan.

Ah, pengantin baru. Mulut bau bangun tidur pun dihidung tetap terasa wangi, bikin kepingin ciuman setiap pagi.

"What's your plans today?" tanya Ten saat melepaskan pagutan. Keduanya sepakat untuk meliburkan diri selama 2 hari selepas pesta pernikahan, bukan untuk honeymoon, karena agenda itu akan dilakukan nanti saat libur panjang, direkap dengan liburan keluarga nantinya.

Taeyong menatapnya ragu, tapi tak urung juga ia jawab, "Can we just making love til midday?"

***
































Mereka benar-benar kembali meneruskan kegiatan semalam meski tidak benar-benar sampai tengah hari karena keduanya jatuh tertidur lagi, bahkan Taeyong tak sempat mengeluarkan miliknya yang betah tinggal didalam sana setelah pelepasan yang entah keberapa.

Mereka baru bangun lagi saat jam menunjukkan pukul 3 sore. Setelah mandi--Ten susah payah melarang Taeyong untuk mandi bersamanya, takut kegiatan mandinya terdistraksi hal lain karena Taeyong tiba-tiba saja tidak lagi gugup dan malu seperti sebelum-sebelumnya-- mereka kemudian makan banyak sekali, seperti porsi orang yang kelelahan habis menyangkul berhektar sawah (karena terakhir makan kemarin siang) lalu menghabiskan waktu untuk cuddling di hammock halaman belakang, sambil kembali makan banyak camilan dan mengobrol panjang lebar. Berusaha mengejar ketertinggalan cerita masing-masing yang terlipat waktu dan tempat.

"Kamu belum cerita rinci soal proses kesembuhan kamu, how was that?" tanya Ten, menyandarkan kepalanya pada dada Taeyong sambil sesekali mengunyah snack, tidak peduli pada remahannya yang jatuh diatas badan mereka.

[end] Between Heaven and Hell (TAETEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang